PACITAN I detikkasus.com – Kurang lebih Setahun Pandemi virus corona (Covid-19) bermain ria di Indonesia yang memaksa SD, SMP, SMA ditutup. Proses belajar mengajar sementara dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan teknologi internet.
Pelaksanaannya orangtua harus mendampingi anak, guru harus menyiapkan materi secara online. Namun harus sampai kapan sistem seperti ini mampu membuat anak didik menjadi generasi bangsa yang berkualitas.
Sedangkan yang terjadi wali murid dan anaknya justru sering gaduh dan cekcok, apalagi para wali murid tidak faham dengan materi yang diberikan, kini sebagian orangtua berharap anak kembali bisa ke sekolah. Kenapa?.
Sebagai contoh, sejumlah orangtua siswa di Pacitan khususnya di Desa Mentoro berharap kegiatan belajar mengajar di sekolah kembali bisa dibuka. Ada beragam alasan hingga para orangtua memilih anak mereka bisa tetap belajar di sekolah di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu pemilik mediaportalpacitan Agus Hermawan mengatakan, ada satu anaknya yang kini duduk dibangku SDN. Mentoro.
Sejak pembelajaran daring diberlakukan, Agus menuturkan, kegiatan belajar mengajar dilakukan memanfaatkan aplikasi perpesanan whatsapp (WA) dan Daring.
“Lewat grup WA atau japri materi pembelajaran difoto dan dikirimkan guru. Dari rumah siswa mengerjakan dan hasil pekerjaan difoto kemudian dikirimkan. Terkadang ada tugas pembuatan patung,” Kata Agus, Selasa (10/03/2021).
Agus mengatakan, dia dan istrinya mendampingi anaknya untuk mengikuti pembelajaran secara daring tersebut.
“Beberap hari ini Hampir setiap hari ada tugas yang harus di kerjakan, kalau tidak ada tugas anak kembali bermain game online, hal permainan game onlin inilah yang menjadi keresahan kami,” Kata Agus.
Agua berharap sistem pembelajaran di sekolah bisa segera dibuka kembali dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Bila disepakat kami mengusulkan kepada dinas terkait dengan skenario tiga sif
dengan membatasi jumlah siswa dan jumlah hari siswa belajar di sekolah.
Agus menilai selama ini sistem pembelajaran secara daring yang digulirkan tidak efektif. Pengawasan kegiatan belajar mengajar anak kurang. Selain itu, anak mulai jenuh berada di rumah. Selain itu, Agus mengakui, ia sangat mengkawatirkan anaknya tidak mampu bersaing di kemudian hari.
Disisi lain ada beberapa orangtua siswa lainnya juga sepakat jika siswa bisa kembali belajar di sekolah dengan pembatasan ketat untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. (Hargo).