Pj.Gubernur Harisson Pinta Kepada Seluruh TPPS Gencarkan Sosialisasi Ke Lapangan

PONTIANAK I Detikkasus.com -, Dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Kalimantan Barat, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) harus gencar turun ke lapangan seperti Posyandu, yang paling penting adalah peningkatan pengetahuan ibu-ibu tentang pola asuh pada anak.
“Jadi pentingnya imunisasi, gizi pada ibu hamil, pentingnya menjaga kesehatan dan menu apa saja yang bisa diberikan kepada anak Baduta maupun Balita. Jadi saya mengharapkan petugas-petugas di tingkat Kabupaten/Kota, Pemerintah Kabupaten/Kota, Petugas Puskesmas, Petugas BKKBN, kader Posyandu untuk benar-benar turun ke setiap Posyandu untuk mengajari setiap ibu hamil, ibu menyusui, ibu yang mempunyai anak baik Baduta maupun Balita tentang asupan gizi apa saja yang harus mereka berikan untuk anak mereka,” kata Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. H. Harisson, M.Kes. usai membuka Rapat Koordinasi Monitoring Evaluasi dan FGD Percepatan Penurunan Stunting (PPS) Semester II Tingkat Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2023 di Hotel Harris Pontianak, Kamis (30/11/2023).

Masih rendahnya penurunan angka stunting di Kalimantan Barat, salah satunya dikarenakan saat ini pengetahuan ibu-ibu tentang pola asuh masih sangat rendah yang dikarenakan tingkat pendidikan masih rendah.

Baca Juga:  Pemkab Nisel Memperingati Hari Guru Nasional dan PGRI ke - 78th

“Turun ke Posyandu untuk memberikan pendidikan kepada ibu-ibu, bahkan remaja putri, tentang pola asuh bagaimana memberikan makanan yang bergizi untuk anak-anaknya dengan demo memasak kemudian langsung disuapkan kepada anak-anak. Kalau itu dilakukan, terutama kalau ibunya sudah melihat sendiri, biasanya dia ingat dan dirumah akan melakukan seperti itu juga, demokan disertai dengan pengertian,” jelasnya.

“Prinsip utama untuk penurunan angka stunting yaitu banyak mengkonsumsi protein hewani seperti ikan, hati, udang kemudian ayam, daging dan yang paling penting itu protein nabati tahu dan tempe. Makanan lainnya dapat diberikan hanya untuk pengenalan saja, sayur juga sebenarnya hanya diberikan sedikit saja, sebagai pengenalan dan yang paling penting itu karbohidrat, bubur nasi yang disaring, protein hewani terutama ikan dan kemudian lemak yang bisa didapat dari minyak makan, santan, mentega yang dicampur ke buburnya itu,” terang dr. Harisson.

Seperti kita ketahui, saat ini angka stunting yang masih tertinggi menurut Survei Status Gizi Indonesia Tahun 2022 (SSGI) di Kabupaten Melawi mencapai angka 44,1 persen dan yang terendah angka stuntingnya ada di Kabupaten Sintang 18,7 persen dan untuk Kalimantan Barat masih di angka 27,8 persen.

Baca Juga:  Personel Aceh Tenggara Polda Aceh Berpartisipasi dalam Hari Peduli Sampah Nasional 2024

“Kurangnya pengetahuan asupan gizi pada anak, ini yang menyebabkan stunting masih bergerak lambat dalam penurunan angka stunting, tapi Insya Allah, kerjasama dengan semua stakeholder baik Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, kader, petugas kesehatan turun ke Posyandu untuk memberikan pemahaman peningkatan pengetahuan pada ibu-ibu, saya yakin akan terjadi percepatan penurunan stunting di Provinsi Kalimantan Barat,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Pembina Posyandu Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP., M.Si., menyampaikan bahwa asupan gizi untuk anak Baduta maupun Balita caranya bukan dimasak dengan di campur seperti bubur Tim atau segala macam.

“Jadi masaknya terpisah, misalnya bubur 1 sendok, ikan dengan komposisi 1 banding 1 dan dimasukan asupan gizi seperti yang telah disampaikan Bapak Penjabat Gubernur. Malah lebih mudah, karena kalau dulu kita masak untuk anak bayi, masak juga untuk yang sudah dewasa, kalau ini kan tidak, bisa sekalian masak ikan, nasi, bubur dan lainnya. Kemudian untuk yang bayi silahkan di perek (disaring). Itu yang harus kita dorong dengan mengubah pola pikir serta memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang mempunyai anak Bayi Dua Tahun (Baduta) untuk MP ASI,” jelasnya.

Baca Juga:  Operasi Ketupat Seulawah 2024, Berhasil Turunkan Angka Kecelakaan' Ini Catatan selama Mudik dan Arus Balik Di Provinsi Aceh

Selanjutnya tidak hanya memberi pengetahuan kepada ibu-ibu, tetapi juga kepada remaja putri, karena nantinya akan menikah dan melahirkan.

“Mereka harus dipersiapkan dari sekarang atau sejak remaja, makanya ada minum obat tambah darah, terus kita sampaikan bahwa mereka harus mempunyai keadaan yang sehat, tidak kurang darah pada waktu hamil jadi nanti bayinya akan lahir dengan sehat. Informasi-informasi seperti ini harus terus disampaikan,” pungkasnya.

“Saya mendorong Ketua PKK di seluruh Kabupaten/Kota se- Kalimantan Barat, agar rajin untuk turun ke Posyandu melakukan pembinaan,” pungkasnya.

(Hadysa Prana)

Sumber : Adpim Prov Kalbar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *