Maka Alloh SWT, Menaungi Bagi Hambanya Yang Mencari Ilmu Agama Tanpa Batas Usia

Detikkasus.com | Hikmah Islami

Tholabul ilmi Faridhotun..
Perkenalkan ilmu agama bagi anak mulai sejak dini.

Karena pola fikir dan cara berfikir serta pelaksana’an orang yang mengerti dan paham ilmu agama dengan yang tidak mengerti sungguh jauh berbedza

Banyaklah orang tua menginginkan anak-anaknya memahami banyak perihal dalam ilmu agama

Semua tujuan orang tua agar anak nya lebih memahami, mengerti ajaran dan tatacara serta hukum di dalam nya

Semua agar tidaklah tersesat dalam pembelajaran sebuah keilmuan Agama maupun Ilmu yang berhubungan dengan ketuhanan

Sebagaimana sudah di jelaskan dalam beberapa Ayat maupun hadist di bawah ini

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Alloh akan memberi kelapangan untukmu.

Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”,
Maka berdirilah, niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dan Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah : 11)

Alloh Swt. juga memuji orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan, sebagaimana tersurat dalam surat  Ali Imron ayat 18, yang artinya:

شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Baca Juga:  "Ingat" Jangan berbuat Melebihi Batas.

“Alloh menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia; (demikian pula) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”.

Di dalam surat az-Zumar ayat 9 Allah berfirman:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ

“Katakanlah :
“Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui..?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.

Selanjutnya dalam surat Fathir ayat 28, yang artinya:

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤا

“Hanya saja yang takut kepada Alloh dari sekian hamba-Nya adalah ulama,”

Rosululloh Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam, juga memuji orang yang berilmu, sebagaimana tersebut dalam beberapa haditsnya, seperti yang terdapat dapat kitab Adab ad-Dunya wa ad-Din bab Adab al-‘Ilm, sebagai berikut:

روي عن النبي صلّى الله عليه وسلّم أنّه قال: أوحى الله إلى إبراهيم عليه السّلام: إنّي عليم أحبّ كلّ عليم

“diriwayatkan dari Nabi Saw. beliau bersabda:

Alloh Swt memberi wahyu kepada Ibrahim as.: sesunggunya Aku (Alloh Maha) mengetahui, Aku (Alloh) mencintai orang-orang yang berilmu”

روى أبو أمامة قال: سُئِل رسول الله صلّى الله عليه وسلّم عن رجلين: أحدهما عالم والاخر عابد, فقال صلّى الله عليه وسلّم: فضل العالم على العباد كفضلى على أدنا كم رجلا

Baca Juga:  Kisah Nabi Musa Berguru Kepada Nabi Khidir

“Diriwayatkan dari Abu Umamah, berkata:
Rosululloh Saw. ditanya tentang 2 orang, yang satu orang alim dan yang satunya ahli ibadah.

Rosululloh Saw. bersabda: keutamaan orang alim terhadap ahli ibadah seperti keutamaanku terhadap orang yang paling rendah di antara kalian (sahabat)”

Di dalam kitab Tanqih al-Qoul al-Hatsits bi Syarh Lubab al-hadits karya Imam Nawawi halaman 8,  terdapat hadis tentang keutamaan orang yang berilmu, yaitu:

وقال صلى الله عليه وسلم فَقِيْهٌ وَاحِدٌ مُتَوَارِعٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ مُجْتَهِدٍ جَاهِلٍ وَارِعٍ

Nabi Saw. Bersabda:
Seorang faqih (alim dalam ilmu agama), wira’i (menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan) adalah lebih berat (sulit) bagi syaithon di banding seribu ahli ibadah yang bersungguh-sungguh, (tapi) bodoh, (meskipun) wira’i.

وقال صلى الله عليه وسلم فَضْلُ العَالِمِ عَلىَ العَابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ عَلىَ سَائِرِ الكَوَاكِبِ

Nabi saw. bersabda :
“Keutamaan orang yang berilmu (yang mengamalkan ilmunya) atas orang yang ahli ibadah adalah seperti utamanya bulan di malam purnama atas semua bintang-bintang lainnya.”

وقال النبي صلى الله عليه وسلم نَوْمُ العَالِمِ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الجَاهِلِ

Nabi saw. bersabda :
“Tidurnya seorang yang berilmu (yakni orang alim yang memelihara adab ilmu) lebih utama dari pada ibadahnya orang yang bodoh (yang tidak memperhatikan adabnya beribadah).”

Beberapa perkataan para sahabat mengenai keutamaan orang yang berilmu, sebagaimana dinukil oleh KH. Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Adab Ta’lim wa al-Muta’allim halaman 20, sebagai berikut:

Baca Juga:  Bahayanya Memutus Tali Silaturahmi

Mu’adz bin Jabal ra. Berkata:

تَعَلَّمُوْا الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ حَسَنَةٌ  وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ وَمُذَاكَرَتَهُ تَسْبِيْحٌ وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ وَبَذْلُهُ قُرْبَةٌ وَتَعْلِيْمَهُ لِمَنْ لَا يَعْلَمُهُ صَدَقَةٌ

“Belajarlah ilmu, sesungguhnya mempelajari ilmu adalah suatu kebaikan, mencari ilmu adalah ibadah, mengingatnya adalah tasbih, membahas suatu ilmu adalah jihad, bersungguh-sungguh terhadap ilmu adalah pengorbanan, mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak memiliki pengatahuan adalah sedekah”

Sufyan bin ‘Uyainah ra. Berkata:

أَرْفَعُ النَّاسِ عِنْدَ اللّه مَنْزِلَةً مَنْ كَانَ بَيْنَ اللّهِ وَبَيْنَ عِبَادِهِ وَهُمْ الأَنْبِيِاءُ والْعُلَمَاءُ

“Kedudukan tertinggi manusia di sisi Alloh adalah para Nabi dan ‘Ulama (orang yang berilmu)

Sebagaimana penjelasan di atas, dapat diketahui betapa luhur kedudukan orang yang berilmu.
Maka tidak heran, para ulama terdahulu menghabiskan sebagian besar waktunya demi melestarikan ilmu, terutama ilmu syari’at Islam.
Bahkan, di antara mereka ada yang rela tidak berkeluargan demi mengabdikan diri sepenuhnya untuk ilmu.

Misalnya, Ibnu Jarir at-Thobari seorang mufasir (ahli tafsir) dan sejarahwan, Zamakhsyari seorang mufasir dan teolog, Imam Yahya bin Syarof ad-Din an-Nawawi seorang ahli hadits (muhaddits), Ibnu Taimiyah dan sebagainya.

Mereka mendedikasikan dan mengabdikan diri untuk melestarikan ilmu.
Sehingga sejarah mencatatkan sebagai orang-orang  alim yang mempengaruhi dunia Islam.

(A.R)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *