Kebijakan Pemerintah Mengatasi Kemiskinan, Apakah Berpengaruh terhadap Petani Sawit Kalteng ?

Selasa, 18 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Oleh : Nenty Maurina Melia Gessy Mahasiwa UMM.

Detikkasus.com | Kemiskinan adalah masalah yang paling urgen dan kompleks untuk di atasi. Namum tidak bisa di pungkiri bahwa tiap-tiap warga negara harus merasakan keadilan dan kesejahteraan yang diberikan oleh negara (Pemerintah). Sebab keadilan dan kesejahteraan adalah perintah UUD dan Pancasila yang wajib dijalankan oleh pemerintah. Dan jawaban atas penuntasan masalah kemiskinan menurut hemat penulis hanya bisa dilalui dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata. Sederhananya ekonomi adalah prasyarat menuju masyarakat bebas kemiskinan.

Pertumbuhan Ekonomi masuk dalam masalah perekonomian Negara dalam jangka panjang menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu dan juga dapat dikaitkan sebagai keadaan kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan Nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasialan pembangunan namun pada kenyataannya,pertumbuhan dan pendapatan ekonomi di Negara kita masih relative rendah.

Kemiskinan yang melanda perekonomian Indonesia berkepanjangan sampai sekarang dan berpengaruh terhadap kondisi makro ekonomi secara signifikan khususnya terhadap tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia. Masalah kemiskinan dianggap sebagai salah satu hal yang menghambat proses pembangunan sebuah Negara.Meskipun Pemerintah sudah berusaha untuk mengatasi dan mengurangi tingkat kemiskinan dengan cara mengeluarkan bantuan langsung tunai serta bantuan di bidang kesehatan yang berupa jamkesnas, menjaga stabilitas harga bahan pokok, program pembangunan berbasis masyarakat, meningkatkan akses layanan dasar dan membangun dan menyempurnakan perlindungan sosial. Namun hal demikian tidak memiliki dampak signifikan terhadap penguraangan angka kemiskinan.

Baca Juga:  Sat-Gas Yonif 323 Buaya Putih Selalu Siap Melayani Masyarakat Yang Membutuhkan Pengobatan

Pengaruh tingkat kemiskinan ini belum bisa teratasi secara maksimal. Sebab kondisi masyarakat yang belum stabil kemudian diiringi dengan kebijakan pemerintah yang menaikan Harga BBM,tarif telepon dan tarif dasar listrik secara otomatis diikuti oleh kenaikan harga atau penyesuaian harga.Penyesuaian harga semakin memperbesar insiden kemiskinan terutama akibat kenaikan drastis kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya.Sedangkan pendapatan masyarakat rendah. Dan yang merasakan ini tidak hanya rakyat kecil. Bahkan perusahaan-perusahan pun banyak yang bangkrut.Bukan karena disebabkan oleh kelemahan manjemen akan tetapi meningkatnya beban biaya yang harus ditanggung perusahaan tak terkecuali termasuk beban utang perusahaan yang tergantung pada sumber sumber dan komponen dari luar Negri.

Situasi ini membuat kesempatan kerja perkotaan yang semakin kecil dan melemahnya permintaan atas barang barang atau jasayang mengakibatkan tingkat produksi turun dan pendapatan dari sektor pertanian di pedesaan cenderung menurun secara drastis karna para petani tidak mampu mengimbangi dan menyesuaikan kenaikan harga bahan pendukung pertanian. Lalu kesempatan kerja melemah karna banyaknya pegawai yang di PHK oleh perusahaan yang hampir bangkrut kondisi ini membuat semakin banyaknya angka pengangguran dan rakyat miskin.

Apalagi di daerah Kalimantan Tengah Separuh lebih luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia dimilliki perusahaan swasta.Dua pertiga dari total lahan perkebunan di Kalimantan dikuasai para pengusaha bermodal besar. Selain kecilnya akses lahan oleh petani kecil atau rakyat hanya segelintir pengusaha yang menguasai pasar ekspor minyak sawit mentah di Indonesia. Dengan Kondisi ini pengusaha dinilai bisa secara sepihak mengatur harga Tandan Buah Segar yang dinilai merugikan pekebun.

Baca Juga:  Tim Gabungan Polres Tanggamus Tangkap Sopir Berikut Truck Pengangkut Sonokeling

Menurut penulis yang kebetulan anak dari seorang petani sawit,Hal ini sangat merugikan dan mengurangi perekonomian kami sebagai rakyat kecil.Bahkan untuk buah sawit sendiri sering mengalami perubahan harga yang turun naik.Di lansir dari berita Banjarmasin.tribunnews.com Harga jual tandan buah sawit mulai merangkak naik.Akhir tahun 2018 kemarin buah sawit perkilogramnya sangat murah yaitu hanya sekitaran 600 rupiah saja per Kg nya. Padahal di awal tahun 2018 harga sawit sempat mencapai Rp 1.400 perkilonya.Namun belakangan ini harga buah sawit semakin hari mengalami kenormalan lagi yaitu Rp.800 per Kg nya .

Model seperti itu memicu ketimpangan ekonomi apalagi rendahnya daya tawar petani untuk menjual hasil buah sawit karna adanya pengepul dan beban tambahan biaya produksi menjadi hambatan petani mendapatkan harga lebih tinggi.Dari Anjloknya harga sawit dunia ini perusahaan memilih menunggu dan sementara tidak mau menerima tandan buah segar.Sehingga pemilik kebun sawit mandiri pun memilih tidak memanen produksi sawitnya karna akan merugi.Anjloknya harga sawit dunia ini dipicu oleh isu yang mendorong Parlemen Eropa untuk menghentikan penggunaan minyak kelapa sawit mulai tahun 2023 dan meningkat menjadi larangan pada tahun 2030 yang sangat berdampak pada jutaan petani yang akan kehilangan mata pencaharian mereka. Disini dapat dilihat bahwa kondisi perekonomian di Kalimantan sangat minim dikarenakan kondisi tersebut. Bagi saya tahun lalu adalah tahun yang sangat mengerikkan bagi para petani karena penurunan harga yang meurut saya sangat merugikan petani yang tak sanggup menutup beban produksi. Akibatnya posisi petani dalam rantai pasok menjadi sangat terbatas.

Baca Juga:  Jokowi Sindir Pemerintahan Sebelumnya Akibat Korupsi Jiwasraya

Selain itu, jika masalah initidak segera dituntaskan,berbahaya bagi produsi minyak sawit mentah (CPO) empat tahun kedepan. Bahkan industry kelapa sawit kehilangan peluang untuk menumbuhkan ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja. Padahal sawit berperan besar terhadap peningkatan kesejahteraan dan ekonomi. Kelapa sawit merupakan komoditas penting bagi perekonomian Indonesia karena menjadi sumber pendapatan Negara dan penyedia lapangan kerja yang cukup signifikan.

Pemeritah perlu membuat ketegasan dan kebijakaan yang lebih masif dan menyentuh tepat sasaran untuk mengatasi masalahmasyarakat petai sawit ini, yaitu dengan cara mengambil langkah untuk menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurngi angka pengangguran karna pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan di dunia.

Berita Terkait

SAPA “Fauzan Adami”, Menyampaikan Keprihatinannya Terhadap Fenomena Keterlibatan Oknum PNS.
Dugaan Sistem Management Rumah Sakit Umum PT Cut Mutia Medica Nusantara Regional 1 Langsa.
Hasil Pekerjaan Proyek Pengaspalan Peningkatan Jalan Damai Gampong Baroe
Dit-Samapta Polda Aceh, Kembali Bagi Sembako Dalam Kegiatan “Jum’at Berkah”
Waka Polda Aceh, Hadiri Peringatan Maulid Raya Dan Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh
Menag Sindir Rektor Doyan Dinas Ke Luar Kota Jadi Pendengar Dan Tidur : YARA Langsa Periksa SPPD Rektor IAIN Langsa
Sat-Gas-Sus Pencegahan Korupsi Polri Gencarkan Sosialisasi Antikorupsi Di Daerah-Daerah
POLU Melalui Membuka Klinik Terbesar Korea Selatan, Oracle Dermatology Korea Di Indonesia
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 17 November 2024 - 00:39 WIB

SAPA “Fauzan Adami”, Menyampaikan Keprihatinannya Terhadap Fenomena Keterlibatan Oknum PNS.

Minggu, 17 November 2024 - 00:38 WIB

Dugaan Sistem Management Rumah Sakit Umum PT Cut Mutia Medica Nusantara Regional 1 Langsa.

Minggu, 17 November 2024 - 00:37 WIB

Hasil Pekerjaan Proyek Pengaspalan Peningkatan Jalan Damai Gampong Baroe

Minggu, 17 November 2024 - 00:36 WIB

Dit-Samapta Polda Aceh, Kembali Bagi Sembako Dalam Kegiatan “Jum’at Berkah”

Minggu, 17 November 2024 - 00:35 WIB

Waka Polda Aceh, Hadiri Peringatan Maulid Raya Dan Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh

Berita Terbaru