Bandar Lampung, detikkasus.com
Tim dosen dari Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura (TPTH) Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) tengah melakukan penelitian inovatif. Mereka menguji potensi limbah bambu sebagai media tumbuh jamur kuping. Penelitian ini dipimpin oleh Nanang Wahyu Prajaka, S.P., M.Biotech. dengan dua dosen anggota, yaitu Fahri Ali, S.P., M.P. dan Yeni, S.Si., M.Si., serta didukung beberapa mahasiswa TPTH.
Nanang, sebagai ketua tim penelitian, menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi limbah bambu sebagai alternatif media tumbuh jamur kuping. Media ini akan dibandingkan dengan media konvensional yang berbahan dasar limbah serbuk gergaji kayu.
“Jamur kuping ini sangat potensial untuk dikembangkan, dan harga pasarnya juga cukup tinggi. Oleh karena itu, penelitian terkait media tumbuh yang lebih potensial sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitasnya,” ujar Nanang pada Senin (26/08/2024) di Polinela.
Nanang melanjutkan, ide penelitian ini berasal dari rasa ingin tahu mengenai respon pertumbuhan jamur kuping pada media limbah bambu. Menurutnya, referensi sebelumnya menunjukkan bahwa limbah bambu sudah terbukti dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur tiram putih. Namun, hingga saat ini, penelitian terkait penggunaan limbah bambu sebagai media tumbuh jamur kuping masih sangat terbatas.
“Penelitian kami saat ini masih menunggu hasil pertumbuhan primordial jamur kuping. Sudah lebih dari 60 hari sejak inokulasi jamur ke media baglog yang terbuat dari limbah bambu,” jelas Nanang.
Penelitian ini dilakukan di Kubung Jamur milik Polinela. Bahan dasar limbah bambu diperoleh dari industri pembuatan tusuk sate yang biasanya hanya dibakar dan kurang dimanfaatkan secara optimal. Baglog jamur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari limbah bambu, dedak, dan kapur, dengan komposisi yang disesuaikan berdasarkan perlakuan penelitian.
Nanang menambahkan bahwa pemilihan komposisi ini dilakukan dengan cermat untuk mendapatkan hasil terbaik dalam pertumbuhan jamur kuping. “Kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dalam bidang budidaya jamur, khususnya dalam pemanfaatan limbah bambu yang selama ini kurang terpakai,” tambahnya.
Direktur Polinela, Prof. Dr. Ir. Sarono, M.Si., dalam wawancara terpisah menegaskan bahwa para dosen Polinela harus selalu berkomitmen menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Menurutnya, penelitian seperti ini sangat penting, terutama dalam memanfaatkan dana penelitian dari DIPA Polinela dan hibah nasional.
“Dana-dana penelitian harus dapat diserap dengan baik oleh para dosen. Kompetisi untuk mendapatkan dana penelitian harus semakin ketat, dan jumlah dosen yang lolos pendanaan juga harus terus meningkat setiap tahunnya,” ujar Prof. Sarono.
Prof. Sarono juga menambahkan bahwa semakin banyak dosen yang berhasil mendapatkan pendanaan penelitian atau pengabdian masyarakat, dampaknya akan positif bagi institusi, khususnya Polinela. “Hal ini akan meningkatkan kualitas penelitian di Polinela dan memberikan dampak luas bagi masyarakat,” pungkasnya.
Tim
Penulis : Yeni
Editor : Bambang hartono
Sumber Berita : TPTH