TUBABA, Detikkasus.com-Sejumlah guru di Kabupaten Tulangbawang Barat mengeluhkan ulah oknum mengaku wartawan yang kerap mencari kesalahan, mengintimidasi, hingga meminta uang dalam jumlah tertentu.
Keluhan itu di utarakan salah satu guru (red) Sekolah Dasar (SD) saat mendampingi siswa – siswi mengikuti pendidikan jurnalistik tingkat SD dan SMP yang digagas PWI Tulangbawang Barat dengan pihak sekolah, di Kota Budaya Uluan Nughik, Jumat (24/9/2021).
Para oknum tersebut mendatangi kepala sekolah setiap kali pihaknya mendapat dana Bantuan Operasional Sekolah. Dia mengaku berani mengutarakan itu setelah mendengar pemateri memaparkan tugas-tugas wartawan dalam melakukan peliputan.
“Setelah saya mendengar penjelasan pemateri, ternyata tugas wartawan sangat mulia. Tidak seperti mereka (red) cuma nanya-nanya ujung-ujungnya meminta uang,” keluh salah satu guru pendamping yang namanya enggan disiarkan.
Untuk itu, dia mengucapkan terimakasih kepada PWI yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut. Dari kegiatan itu, dia dan rekan se-profesinya menjadi tahu tugas dan fungsi wartawan jauh dari perkiraan dia sebelumnya.
“Jujur, sebelumnya saya menganggap wartawan itu sama. Ternyata wartawan itu tidak seperti yang saya tahu selama ini, ada jenjang (uji kompetensi), banyak wawasan mirip seperti guru. Malah pekerjaannya lebih mulia,” tuturnya lagi.
Sementara Ketua PWI Tulangbawang Barat Edi Zulkarnain mendorong pihak sekolah berani menolak oknum mengaku wartawan yang bekerja tidak sesuai kode etik jurnalistik.
“Jangan takut. Harus tegas dan tidak membuka ruang kompromi kepada mereka (oknum nakal-red). Jika perlu laporkan ke pihak kepolisian,” tegas Edi.
Tujuan dari pelatihan ini, lanjut Edi, selain membiasakan budaya menulis di kalangan siswa, juga untuk membekali para guru mengenal dunia jurnalistik, kode etik serta seluk beluk dunia kewartawanan.
“Dengan mengenal kode etik jurnalistik diharapkan para kepala sekolah dan guru bisa
terhindar dari aksi-aksi oknum wartawan nakal,” tandasnya.
Untuk diketahui, kegiatan pendidikan jurnalistik yang dimulai sejak 22 September 2021 itu, akan berlangsung hingga 29 September 2021. Kegiatan diikuti 1.700 peserta tingkat SD dan SMP. Peserta dibagi menjadi tiga kelas (sistem shift) sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. (Agus)