TRENGGALEK I detikkasus.com – Tahun 2020 menjadi masa yang sulit akibat pandemi Covid-19. Memasuki tahun 2021, di samping penanganan pandemi, Pemerintah juga fokus pada pemulihan ekonomi. Hal tersebut menjadi salah satu dibahas dalam Forum Konsultasi Publik RKPD 2022 yang digelar secara daring dari Gedung Smart Center, Kamis (28/1/2021).
Menurut Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, bahwa pemulihan yang cepat adalah resource-based collaborative sustainable tourism development atau pariwisata yang didorong dengan kolaborasi dan dilakukan secara berkelanjutan.
“Ketika Covid bukan berarti terus kemudian orang tidak memiliki hasrat untuk melakukan perjalanan atau wisata, tetapi yang mereka pikirkan adalah keamanan, kemudian jarak tempuh, ada yang namanya staycation atau memilih tempat yang tidak berkumpul banyak orang tetapi mendapatkan pengalaman wisata yang seru,” jelasnya.
“Dan ini kebanyakan akan dilakukan ke desa-desa wisata, nah ini yang kemudian menjadi harapan kita untuk bisa pulih,” imbuh Bupati Nur Arifin.
Untuk itu, desa wisata menjadi salah satu program prioritas dalam RKPD 2022. Bahkan, Bupati Nur Arifin beranggapan bahwa membangun desa wisata sudah sama dengan menjawab 17 tantangan pembangunan berkelanjutan (SDG’s).
Hal itu, menurut Bupati, karena melalui desa wisata hasil akhir yang ingin dicapai adalah adanya pertumbuhan lapangan pekerjaan serta ekonomi. Kemudian bagaimana desa bisa lebih sustainable dan komunitasnya lebih baik.
“Desa, kalau ingin menjadi desa wisata harus ada kebijaksanaan, harus ada wise dalam hal consumtion dan production, kemudian harus sensitif terhadap perubahan iklim, kemudian memastikan kehidupan di atas buminya tetap lestari,” tekan Bupati.
“Kemudian memastikan sumber air kita, ekosistem di sumber-sumber air kita tetap bersih, tetap terjaga, jauh dari sampah, jauh dari polusi dan limbah ini juga menjadi penting, kemudian memastikan adanya partnership,” lanjutnya.
Selain itu juga diharapakan dalam desa wisata melibatkan peran perempuan maupun kelompok rentan menjadi pelaku ekonomi di dalamnya. Ditambah infrastruktur yang dibangun serta adanya inovasi hingga sanitasi yang tercukupi, maka ke depan dipastikan kesenjangan di desa akan menurun.
Ketika ekonomi masyarakat tumbuh, maka akan mampu mencukupi kebutuhan hidupnya. Apalagi ketika melibatkan perempuan, maka penghasilan akan kembali kepada keluarganya. Sehingga kualitas pendidikan dan kesehatan dapat dirasakan oleh generasi di desa tersebut. Maka kemudian tujuan tidak adanya kemiskinan bisa dicapai.
“Bayangkan jika ini disiplin kita laksanakan, maka dengan hanya melakukan pendekatan desa wisata yang berbasis kolaborasi, dikolaborasikan dengan sektor pertanian, UMKM, hingga sektor jasa di sekitarnya,” harap Bupati.
“Ini menjadi satu terobosan menarik dan bisa me-localized SDG’s tidak hanya di kota Kabupaten tetapi sampai di tingkat Desa,” tuturnya menambahkan. (Budi Santoso).