Detikkasus.com l Labuhabatu Kamis (12/09/2019) Menurut wali siswa “Di SDN 117836 N2 Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhabatu Provinsi Sumatera Utara, Disekolah tersebut tidak ada prasarana air bersih, Sehingga disa’at hujan tidak kunjung turun, Seluruh siswa dipaksa oleh guru pengajar untuk membawa air masing-masing satu botol aqua besar.
Jika siswa tidak membawa air kesekolah, Maka anak siswa dapat sanksi hukuman strap menghadap bendera sampai selesai jam belajar di sekolah. “Padahal sekitar dua tahun yang lalu pihak sekolah sudah melakukan pengutipan, Senilai Lima Puluh Ribu (50 rb) Rupiah per siswa, Untuk pengada’an sumur BOR, Uang tersebut sudah mereka kutip, Tapi cerita pengada’an sumur BOR itu hanya mirip seperti legenda misteri yang tak kunjung ada penyelesaiannya. Ujar wali siswa
Sekitar pukul 10:55 wib awak media menemui KHAIRIAH S,Pd Kepala Sekolah Dasar Negeri 127836, Akan tetapi menurut Masyitah sa’at dikonfirmasi mengatakan “Junjungannya tidak berada disekolah, kemudian Masyitah tidak mau memberikan nomor henphone Junjungannya, Kecuali orang suruhan pak sarimpunan Kadis pendidikan yang memintanya”.
KHAIRIL ASADI SE Sangat menyanyangkan prasarana air bersih tidak bisa diatasi oleh pemkab Labuhanbatu, Apa lagi pengutipan lima puluh ribu rupiah sudah terlaksana dua tahun yang lalu, sesuai yang disampaikan oleh wali siswa. “Jangan jadikan sekolah itu menjadi alat pemuas nafsu kebatilan”.
Dengan tidak adanya prasarana air bersih ditingkat Sekolah Dasar Negeri, Ini adalah bentuk kegagalan Pemkab Labuhanbatu untuk menciptakan siswa yang sehat dan bersih. “Katanya Labuhabatu kaya hasil bumi, Banyak perusahaan megah disekitar sekolah, Tapi prasarana air bersih di sekolah malah tidak ada.
Aneh bin ajaib yang akan terjadi, jika yang ada di pikirannya hanya untuk menjadikan wali siswa itu adalah lapak bisnis bagi mereka. “Mau sampai kapan ya Labuhabatu terbebas dari pungli, Jika sebagai guru pendidik orang yang seharusnya cerdas, malah melakukan pengutipan terhadap wali siswa, Parahnya lagi uang tersebut malah raib bak ditelan buaya. Ujar Khairil
(J. Sianipar)