TANAH DATAR, Detikkasus.com – Ema (40), Syofyan (53). Ema memiliki empat orang anak Sherli (18), Ip (10), Adib (8), Shiwa(2,5) mereka ini adalah satu keluarga yang tidak mampu tinggal di Jorong Gantiang Nagari Singgalang. Saat ini Ema hanya tinggal bersama 3 orang anaknya yang masih kecil, karena anak tertua Sherli sedang melaksanakan PL (tugas magang) dari sekolahnya di daerah lain.
Sang suami Syofyan bekerja di salah satu kota yang pulangnya tidak tentu, Ema menuturkan, suami bekerja serabutan pula kadang bantu angkat barang, kadang bantu buat minuman di kedai-kedai dan jika sudah dapat uang baru ia pulang, uang yang dibawapun tidak seberapa, paling banyak Rp. 150 sampai 200 ribu, dan itupun dua kali seminggu ia pulang, cerita Ema.
Kemiskinan ternyata membuat anak-anak Ema tumbuh dewasa, dan saling membantu dalam kehidupan sehari, seperti yang dilakukan oleh Ip anak perempuan keduanya yang saat ini duduk dibangku kelas 5 Sekolah Dasar. Ip sepulang sekolah biasanya membantu ibunya menjahit pakaian dan mukenah, ini sudah dilakoninya sejak beberapa tahun lalu sehingga ia pun sudah mahir menjahit. Untuk satu jahitan bisa ia selesaikan satu minggu, dengan upah yang diterimanya sebesar Rp. 50 ribu dari induk semangnya di kota Bukittinggi.
Selain pintar menjahit Ip juga sering mengasuh adik bungsunya saat sekolah, dengan berjalan kaki sambil menggendong dan terkadang adik bungsunya ini mau berjalan sejauh 300 meter, mereka lakukan dengan senang hati. Ini terpaksa ia lakukan apabila ibunya pergi ke sawah atau kebun orang untuk bekerja.
Bupati Irdinansyah Tarmizi, usai Safari Ramadhan di Nagari Singgalang dan bermalam di rumah warga, saat subuh menjelang dengan menelusuri jalan setapak dan dinginnya udara pegunungan, bupati kunjungi rumah Ema untuk bersantap sahur bersama anak-anaknya. Walau tidak ada penerangan listik hanya dengan penerangan lampu togok dan bantuan pencahayaan lampu handphone tersebut, sahur disubuh itu terasa khidmad dan nikmat sekali.
Sesekali sambil menyantap nasi dan lauk yang dibawanya sendiri, bupati bertanya persoalan yang dialami Ema dan berpesan untuk selalu beribadah kepada Allah SWT, dan selalu berdoa agar dimudahkan rezkinya.
Usai santap sahur bareng yang juga diikuti camat serta pak jorong ini Bupati Irdinansyah Tarmizi berikan bantuan beras dan uang untuk kebutuhan lebaran nanti. Tidak hanya itu dengan raut sedih dan haru Bupati Irdinansyah Tarmizi kembali rogoh sakunya dan mengambil beberapa lembaran uang kertas yang diberikan pada anak-anak Ema.
Usai sholat subuh berjamaah di masjid, pada jaamah bupati cerita keharuannya bersahur bersama keluarga Ema. Dengan raut wajah sedih dan teteskan air mata sang bupati ceritakan bagaimana Ema dan anak-anaknya menjalani kehidupan dengan serba kekurangan bahkan rumah yang ia tinggali ini juga bukan miliknya namun milik saudara suaminya dan tidak ada penerangan listrik lagi. Kegigihan Ip yang masih sekolah namun sudah menanggung berat beban kehidupan, pulang sekolah menjahit, kalau pergi kesekolah juga harus membawa adiknya yang masih kecil, sampai Irdinansyah.
Saya tinggal dirumah dinas kalau mau sahur atau berbuka tinggal makan karena sudah ada yang menyediakan, namun sempat juga terpikir oleh saya bagaimana dengan masyarakat saya yang sekian ribu ini apakah dapat menikmati santap sahur seperti saya juga, sambung Irdinansyah.
Di pagi yang indah nan mempesona itu Bupati Irdinansyah lanjutkan perjalanan menuju puncak Sikadunduang mengunjungi warga untuk memberi bantuan berupa beras dan uang untuk kebutuhan berlebaran sembari menikmati pesona alam pegunungan di pagi itu….(Meriyanto/Irfan )