Tumpeng Nggelar Songo dan 999 Takir Jenang Suro Ada Di Desa Glagah Banyuwangi. Detikkasus Jawa Bali.

Minggu, 1 Oktober 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia – Propinsi Jatim – Kabupaten Banyuwangi, Detikkasus.com – Minggu, 01/10/2017, Ritual selamatan deso yang merupakan tradisi selamatan warga Osing Desa/Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur lebih dikenal dengan “Tumpeng Nggelar Songo” dan 999 “Takir Jenang Suro” dilaksanakan pada Minggu (1/10/17). Selamatan ini sendiri merupakan ungkapan wujud syukur kepada Sang Maha Pencipta atas anugerah dan keberkahan yang selama ini diterima dengan cara swadaya.

Tradisi yang secara rutin digelar setiap tahun sekali ini dilaksanakan di Balai Desa Glagah, Minggu (1/10/17) berbarengan dengan Hari Kesaktian Pancasila. Ratusan warga Desa Glagah dan sekitarnya tampak hadir menyaksikan tradisi warga Osing tersebut. Bahkan Camat Glagah, H. Astorik, S.Sos, perwakilan dari Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Banyuwangi, perwakilan Polsek Glagah, Koramil Glagah, PARFI Banyuwangi dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara serta ratusan warga sekitar Kecamatan Glagah tampak mangayubagyo.

Baca Juga:  Ingatkan Masyarakat Perlunya Keamanan Terhadap Dirinya Dan Keluarganya

Teguh Eko Rahadi, SAB selaku ketua panitia menjelaskan, acara ini digelar sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat Desa Glagah kepada Alloh SWT, sekaligus sebagai wadah untuk edukasi khususnya generasi muda Desa Glagah agar tidak melupakan tradisi ritual adat yang mengandung makna spiritual yang sudah ada sejak jaman nenek moyang.

“Acara selamatan ini merupakan tradisi yang sebenarnya sudah ada semenjak dahulu. Tujuan digelarnya acara ini selain sebagai wujud rasa syukur masyarakat Desa Glagah, juga sebagai edukasi khususnya generasi muda Desa Glagah agar jangan sampai melupakan jati diri adat istiadat Bangsa Indonesia yang selalu menjunjung tinggi semangat gotong royong,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Glagah ini.

Masih kata pria yang juga ketua PARFI Banyuwangi ini, sengaja diberi tema “Nggelar Tumpeng Songo” mengandung makna jumlah nasi tumpeng “perucut” sebanyak sembilan dan berbentuk mengerucut adalah wujud dari 9 sumber hawa nafsu yang harus selalu tunduk kepada Sang Maha Segala. Jadi, lanjutnya lagi, selain wujud rasa syukur atas semua nikmat yang telah diterima, juga menjadi ajang pengingat agar kita selalu bisa mengendalikan hawa nafsu dan selalu ingat kepada Yang Maha Kuasa.

Baca Juga:  Pasar Gelugur Mirip Sarang Hantu. Laba-Laba Bergentangan Lampu Banyak Yang-Mati

“Nggelar Tumpeng Songo berarti mensyukuri dan meniatkan semua hanya karena Allah SWT. Kedepannya saya berharap kepada generasi muda bisa melestarikan adat istiadat ini supaya bisa diwariskan ke anak cucu dan menjadi pengingat jati diri masyarakat Banyuwangi,” papar Teguh Eko Rahadi.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas melalui Camat Glagah, Astorik, berharap kedepannya acara selamatan desa ini bisa diangkat ke dalam Banyuwangi Festival dengan tujuan melestarikan kearifan lokal Banyuwangi sekaligus mengenalkan tradisi dan budaya daerah ke tingkat yang lebih luas.

Baca Juga:  Rakor Pengawasan Dan Pemuktahiran Data Kabupaten Nias.

“Tradisi selamatan ‘Nggelar Tumpeng Songo dan Takir Jenang Suro’ ini akan kami usulkan ke Dinas Pariwisata supaya dijadikan agenda tahunan dan menjadi warisan untuk generasi kita serta menjadi salah satu bukti kearifan khasanah adat budaya NKRI,” tutur Astorik.

Senada, ketua BPD dan Kades Glagah, HM. Hairihi berharap tradisi diwilayahnya tersebut bisa menjadi perekat kembali tali silaturahmi untuk menuju Desa Glagah yang mandiri, bermartabat dan lebih baik.

“Ritual adat ini rutin dilaksanakan setahun sekali, sebagai ungkapan syukur agar diberikan keselamatan dan hasil bumi yang melimpah di Desa Glagah. Saya berharap acara ini bisa menjadi perekat tali silaturahmi untuk menuju Desa Glagah yang lebih baik.” jelasnya.
( Teddy. Detikkasus Jawa-Bali. ).

Berita Terkait

Eho Baluta Nias Selatan Dikunjungi Pasangan FAOITA No. Urut 4
Paslon FAOITA NO. 4 kukuhkan Kordes Dan Kartini FAOITA Se-Kecamatan Hibala Kabupaten Nias Selatan
Pelaksanaan Bimtek, Terus Bergulir Menjelang Akhir Tahun, Dan Terus Kerap Menguras Dana Desa.
Telan Korban Kecelakaan, Ormas LAKI, Minta Kantor Dinas PUPR Aceh Timur, Segera Perbaiki Badan Jalan Yang Telah Rusak 
SAPA : Tekankan Bahwa Syariat Islam Aceh, Sering Kali Hanya Menjadi Janji Tong Kosong Nyaring Bunyinya.
80 Persen Pelanggar Syariat Islam Di Banda Aceh Mahasiswa Asal Luar Kota.
SDM Polda Aceh, Melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kemampuan Konselor Psikologi
Waka Polda Aceh Hadiri Syukuran HUT Ke-79 Korps Brimob Polri Tahun 2024

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 10:55 WIB

Eho Baluta Nias Selatan Dikunjungi Pasangan FAOITA No. Urut 4

Sabtu, 16 November 2024 - 10:54 WIB

Paslon FAOITA NO. 4 kukuhkan Kordes Dan Kartini FAOITA Se-Kecamatan Hibala Kabupaten Nias Selatan

Jumat, 15 November 2024 - 21:28 WIB

Pelaksanaan Bimtek, Terus Bergulir Menjelang Akhir Tahun, Dan Terus Kerap Menguras Dana Desa.

Jumat, 15 November 2024 - 21:27 WIB

Telan Korban Kecelakaan, Ormas LAKI, Minta Kantor Dinas PUPR Aceh Timur, Segera Perbaiki Badan Jalan Yang Telah Rusak 

Jumat, 15 November 2024 - 21:27 WIB

SAPA : Tekankan Bahwa Syariat Islam Aceh, Sering Kali Hanya Menjadi Janji Tong Kosong Nyaring Bunyinya.

Berita Terbaru

Peristiwa

Kodam IV/Diponegoro Menyiapkan Skema Jaga Stabilitas Pilkada

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:12 WIB

Uncategorized

Eho Baluta Nias Selatan Dikunjungi Pasangan FAOITA No. Urut 4

Sabtu, 16 Nov 2024 - 10:55 WIB