Detikkasus.com | Jember – Pada titik kedua ini, Bupati Jember, dr. Hj. Faida MMR, kembali membagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk warga miskin.
Dalam arahannya, Bupati Faida begitu antusias dan juga menegaskan bahwa masyarakat yang kurang mampu, yang tidak memiliki KTP ataupun Kartu Keluarga agar tidak ditolak di rumah sakit apapun. “Kalo ada warga miskin dilingkungan bapak ibu yang tidak punya KTP atau KK, Sakit. Tolong tetap diantar ya bu pak..Dan pihak pustu, puskesmas, apalagi Rumah Sakit. Jangan ada yang Menolak. Layani, Tolong jiwanya dulu. Masalah administrasi bisa diurus nanti. Itu urusannya Dinas bukan urusan pasien”, teganya.
Pesan tegas ini dikatakan oleh Bupati Jember dihadapan undangan dan masyarakat saat mendistribusikan Kartu Indonesia Sehat di Ponpes Ponpes Al Baitul Hikmah, yang disaksikan pula oleh pengasuh ponpes KH. Baihaqi Busri, 13/4.
Pembagian kartu Indonesia sehat sebanyak 1.129 KK. Kecamatan Tempurejo sebanyak 662 KK. Kecamatan Jenggawah sebanyak 467 KK.
Dalam acara tersebut, Bupati Faida juga menitipkan kepada seluruh undangan yang agar tetap gotong royong, saling membantu warga miskin yang ada disekitarnya. “Saya titip, kalo ada tetangganya yang ga mampu, Fakir miskin, anak-anak yatim piatu. Tolong sampean bantu. Apalagi sakit. Laporkan ke pak kades, lapor ke pak camat, puskesmas juga bisa. Itu saudara-saudara kita”, jelasnya.
Untuk itu Bupati Faida benar-benar menginginkan agar semua pejabat yang ada di wilayah, mulai dari Camat, Kades, Kepala Puskesmas, dan semua pejabat yang ada untuk turun ke masyarakat. “Pak camat, pak kades, pak kapolsek, Para dokter puskesmas. Saya minta turun ke masyarakat, lihat dan data jika ada warga miskin yang sakit, ibu hamil. Segera laporkan. Biar itu bisa dideteksi dan ditangani. Tolong Jangan dibiarkan..”, kata Faida.
Bupati Faida berharap agar Program Jember Sehat Untuk Semua ini harus benar-benar dirasakan oleh masyarkat. ” kalo Jember Sehat Untuk Semua, ya untuk Semua. Ga ada pilih-pilih. Dan ini harus benar-benar Gratis, karena telah dibiayai negara”, pungkasnya. (Jok).