Oleh : ICHSANUDIN ROBBANI
NIK: 201810230311050
KELAS: PSIKOLOGI A
Detikkasus.com | Saya menggunakan bahan yang diperoleh dari seminar untuk menggambarkan psikologi
pendidikan dan perannya dalam mengembangkan potensi siswa. Di samping itu, saya
juga menambahkan kajian dari sumber lain (buku, website, dan blog). Hal ini dilakukan
untuk memperkaya kajian yang dibahas.
Pada bagian awal seminar disampaikan bahwa salah faktor penting di dalam proses
belajar adalah suasana (atmosphere). Tentu saja faktor lain seperti dosen, bahan ajar,
kemampuan peserta didik, lokasi pelaksanaan, dan kurikulum yang baik merupakan hal
penting juga. Akan tetapi, meski semuanya itu sudah terpenuhi, jika suasana belajar tidak
mendukung, maka hasilnya kurang optimal. Oleh karena itu, dosen diharapkan bisa
menciptakan suasana belajar di kelas yang menarik dan mendorong siswa untuk aktif. Salah
satu syarat untuk melakukan itu adalah rasa empatidari dosen tersebut kepada siswa yang
menjadi peserta didik. Dengan berempati, maka dosen dapat lebih memahami kondisi siswa
dan dapat memberikan perlakuan yang sesuai. Seperti di dalam istilah pemasaran, bahwa
sekarang ini hal-hal yang bersifat massal sudah kurang populer. Perusahaan perlu
menerapkan strategi untuk menarik konsumen yang lebih berorientasi pada personal.
Demikian juga dengan dosen, mereka perlu memahami masing-masing peserta didik agar
bisa memberikan ‘layanan’ yang tepat.
Dengan menerapkan rasa empati dalam membangun suasana belajar positif
diharapkan pada akhirnya dapat terjadi proses pembelajaran yang efektif. Efektifitas proses
pembelajaran diharapkan dapat menggali dan mengembangkan potensi siswa secara
optimal. Proses belajar ini diibaratkan sebagai suatu proses mengembangkan anak yang
masih pada tahap awal perkembangan. Dosen tidak bisa memaksakan bahwa peserta didik
harus menapai sesuatu yang sulit atau belum dipahami. Dosen perlu memahami bahwa
siswa memiliki keragaman, sehingga di samping menguasai ilmu yang hendak diajarkan,
dosen juga perlu memiliki ketrampilan non teknis lain seperti teknik mengajar, memotivasi,
empati, dan juga psikologi anak. Sasaran akhir dari pengajaran bukanlah tersampaikannya
materi dengan tuntas, akan tetapi pada bagaimana memfasilitasi agar peserta didik mau
belajar, mengalami perubahan perilaku, dan ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi kehidupan siswa. Proses belajar yang diselenggarakan dosen harus lah yang bisa
memotivasi siswa untuk memahami materi, sekaligus memaknai pentingnya pembelajaran
secara mandiri. Di samping itu, siswa juga bisa menyadari bahwa ilmu yang dia peroleh
bisa menjadi dasar untuk perubahan perilakunya serta bisa menjadi bekal ketika yang
bersangkutan bekerja atau berusaha.
Meski kurikulum sudah disusun sedemkian rupa bagusnya, ruangan kelas yang modern, materi
yang menarik, bahan ajar lengkap, dan kemampuan siswa memadai, akan tetapi jika
pengajar tidak memiliki jiwa mengajar maka hasilnya akan tidak optimal. Saya
berpendapat bahwa di dalam kelas, dosen adalah figur penting yang bisa membuat proses
pembelajaran efektif dan tidak efektif. Oleh karena itu, disarankan agar tenaga pengajar ini
bisa menguasai teknik-teknik pemotivasian siswa. Untuk itu para pengajar perlu memiliki
kemampuan untuk bisa menyatu dengan dunia peserta didik serta mampu melakukan
introspeksi ke dalam dirinya untuk mengidentifikasi kekurangan yang perlu diperbaiki.
Salah satu cara yang dapat digunakan oleh mereka adalah dengan memahami psikologi
pendidikan. Dengan memiliki pengetahuan akan psikologi pendidikan, diharapakn dosen
lebih bisa menempatkan dirinya, menempatkan peserta didiknya, dan menerapkan landasan
pendidikan sesuai dengan norma, etika, perilaku, kompetensi, dan kepribadian untuk
perkembangan optimal siswanya (Nurihsan, 2013). Mengacu pada hal ini, untuk
menjelaskan peranan psikologi pendidikan dalam pengembangan potensi siswa, Saya
akan mengkajinya dari sisi tenaga pengajar. Tenaga pengajar yang mempraktekkan
pemahaman psikologis diperkirakan dapat memotivasi siswa untuk mengoptimalkan
potensi dirinya.
Psikologi pendidikan berkontribusi dalam mengembangkan potensi yang dimiliki
siswa didik. Jika mengacu pada penjelasan di atas peran dari psikologi pendidikan dalam
mengembangkan potesi siswa dapat dicapai melalui perubahan perilaku pengajar. Pengajar
yang menguasai psikologi pendidikan dan mau menerapkannya di dalam proses
pembelajaran yang dikelolanya akan menghasilkan peserta didik yang lebih termotivasi.
Pengajar yang menerapkan psikologis secara benar, secara ilmu dan seni, lebih berpotensi
memotivasi peserta didiknya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap psikologi pendidikan
sangat diperlukan oleh pengajar karena mereka akan menghadapi peserta didik yang unik
dan berbeda (perilaku, kepribadian, sikap, motivasi, kecerdasan, dan berbagai aspek
psikologis lainnya). Memahami psikologi pendidikan berarti dosen bisa mengetahui
perilaku bagaimana yang sesuai dalam mengelola siswa dan kelas. Kelas dan proses
pegajaran yang dikelola dengan baik pada akhirnya akan membuat peserta didik bisa
mengoptmalkan atau mengeluarkan segenap potensi, minat, dan bakat mereka.
Nurihsan (2013) mengemukakan beberapa manfaat dari penerapan psikologi
pendidikan dalam meningkatkan kualitas pengajar adalah:
1. Pemahaman terhadap karakteristik dan perkembangan peserta didik/siswa;
2. Memahami gaya berpikir dan belajar peserta didik;
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman karakteristik dan
perkembangan peserta didik;
4. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan
perkembangan peserta didik;
5. Menyusun materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan perkembangan
peserta didik;
6. Menetapkan strategi, metode, dan media pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik dan perkembangan peserta didik;
7. Menetapkan strategi dan metode evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik dan perkembangan peserta didik;
8. Mampu mengidentifikasi dan mengembangkan potensi peserta didik
9. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar;
Psikologi pendidikan memandang bahwa belajar dan perkembangan sebagai proses
sepanjang hayat bagi pengajar dan peserta didik. Pandangan ini dipengaruhi oleh psikologi
kognitif dan psikologi perkembangan yang memandang bahwa guru profesional adalah
guru yang terus-menerus belajar dan mengembangkan diri dalam karirnya
Dosen yang senantiasa mengembangkan pengetahuannya akan memiliki
kemampuan merefleksikan dirinya di dalam proses pengajaran di kelas. Refleksi seorang
dosen ini akan membangkitkan kesadaran, pemahaman, dan pengetahuannya. Peningkatan
kualitas pengajar khususnya dari sisi psikologi ini akan memberikan kontribusi ketika
mereka dihadapkan pada keragaman peserta didik.
Peran psikologi pendidikan dalam mengembangkan potensi siswa dapat diwujudkan
dalam tiga tahapan dalam pendidikan tahap sebelum pembelajaran, tahap
selama pembelajaran, dan tahap evaluasi setelah pembelajaran.