Detikkasus.com | Artikel
Aulia Miftakhul Hidayah
201910050311073
Sejak Maret 2020, Indonesia telah digencarkan dengan wabah virus yang bernama Corona atau biasa disebut dengan Covid 19. Covid 19 merupakan virus yang menginfeksi sistem pernafasan. Dalam berbagai kasus, virus ini menyebabkan penderitanya mengalami gejala seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, sesak napas, nyeri dada, dan sakit kepala. Diduga virus ini berasal dari Kota Wuhan, Tiongkok. Virus ini telah menyebar hingga 118 negara termasuk Indonesia.
Penyebaran virus hingga saat ini masih jauh dari kata berhenti. Pasalnya, jumlah kasus semakin meningkat dan pasien yang meninggal semakin bertambah. Jumlah kasus positif virus corona di Indonesia perminggu (17/5) mencapai 17.514 kasus. Dari jumlah tersebut , 4.129 orang dinyatakan sembuh, dan 1.148 orang lainnya meninggal. Data tersebut merupakan data yang terkumpul dari sejumlah wilayah (update CNN Indonesia). Rasa cemas sangat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Akibatnya banyak aktivitas masyarakat yang ditunda atau dihentikan. Sejak masuknya Virus Corona di Indonesia, masyarakat dituntut untuk berdiam diri di rumah atau bisa disebut Self Quarantine. Presiden juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Hal tersebut guna memutus rantai penyebaran Virus Corona.
Merebaknya Virus Corona di Indonesia menyebabkan keresahan bagi masyarakat, karena banyak sekali warga Indonesia yang terkena dampak dari wabah ini. Dampak dari virus ini tidak hanya merugikan dari segi kesehatan, namun juga dalam bidang perekonomian. Virus Corona mengakibatkan sebagian orang kehilangan pekerjaan. Penyebaran Virus Corona ini memberi pukulan keras bagi kelompok masyarakat yang mempunyai penghasilan tidak tetap. Guncangan ekonomi mulai dirasakan ketika ketidakberdayaan sebagai akibat dari pandemi Virus Corona ini dihantam dengan tekanan hidup. Di satu sisi mereka dituntut untuk bisamenghadapi situasi dan kondisi agar tetap berdiam diri di rumah, namun di sisi lain mereka pun dihadapkan pada beban tanggungan seperti biaya hidup sehari-hari, baik konsumsi maupun biaya-biaya lain seperti cicilan kredit. Hal ini menambah kekhawatiran di masyarakat. Dari segi tenaga medis juga mengalami kelelahan fisik dan mental. Jumlah yang stiap hari meningkat memaksa para tenaga medis untuk bekerja ekstra keras. Hal ini jelas menimbulkan kelelahan baik fisik maupun psikis. Mereka pun terancam mengalami sakit hingga tidak sedikit yang gugur dalam pekerjaannya. Dalam kondisi sulit seperti ini, masih banyak masyarakat yang tidak sadar akan dampak dari Virus Corona. Masyarakat masih banyak yang melanggar anjuran untuk tidak mudik.
Dalam kondisi seperti saat ini sudah saatnya kita sebagai warga negara harus mematuhi aturan pemerintah. Presiden sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara sudah memberikan arahan dan perintah jelas untuk bekerja, belajar, dan beribadah dirumah guna menjaga sosial distancing yang tujuannya untuk mencegah orang sakit melakukan kontak dalam jarak dekat dengan orang lain untuk mengurangi peluang penularan virus. Sosial distancing bisa dilakukan dengan menjauhi perkumpulan, menghindari pertemuan masal, menjaga jarak antar manusia minimal dua meter, serta dianjurkan tidak berjabat tangan saat bertemu orang lain. Selain itu, masyarakat Indonesia diminta untuk tidak panik dan terus menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Arahan ini harus dipatuhi agar virus corona tidak menyebar dan menimbulkan korban jiwa yang lebih besar.
Dalam menghadapi pandemi Covid 19, pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk pertama, menjaga roda perekonomian, khususnya ekonomi rakyat agar tetap berjalan. Sesuai penegasan Presiden Jokowi, Indonesia tidak melakukan lockdown. Tidak ada wilayah dan kota yang diisolasi, melainkan hanya membatasi pergerakan manusia. Kedua, memperketat disiplin dan ketaatan masyarakat terhadap peraturan guna mencegah perluasan Covid 19. Disiplin masyaraat harus dibangun dari unit paling kecil, yakni keluarga. Semuanya harus sadar bahaya Covid 19 dan disiplin dalam mencegah penularannya. Ketiga, secara masal akan dilakukan rapid tes untuk mendeteksi penularan Covid 19. Namun, secara khusus rapid tes diutamakan bagi penduduk di area rawan corona. Tes cepat juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan mendapatkan data secara nasional. Dengan rapid tes mereka yang teridentifikasi positif corona bisa secepatnya dirawat di rumah sakit yang sudah ditentukan, sedangkan mereka yang negatif diingatkan untuk lebih berhati-hati. Keempat meluaskan dan meningkatkan kesiapan dan kapasitas pelayanan di seluruh fasilitas kesehatan. Secara khusus, kesiapan dan kapasitas rumah sakit pemerintah, BUMN, swasta termasuk kapasitas ICU dan IGD, dan rumah sakit yang didedikasikan khusus. Kelima, memastikan bahwa segala kebutuhan medis dan perlatan, termasuk alat pelindung diri (APD), tersedia dalam jumlah memadai bagi rumah sakit dan disemua barisan terdepan. Keenam, meningkatkan koordinasi yang erat di antara instansi, lembaga, dan semua elemen masyarakat. Semua upaya yang dilakukan pemerintah dengan sekuat tenaga untuk mengurangi dampak pandemi global corona ini akan menjadi sia-sia jika masyarakat tidak turut terlibat aktif didalamnya. Semua ini dilakukan untuk kepentingan bersama bangsa indonesia. Dengan turut terlibat aktif dalam pencegahan pandemi virus corona secara tidak langsung kita menjunjung tinggi nilai sosialisme yang berarti rasa perhatian, simpati dan empati antar individu kepada individu lainnya tanpa memandang status. Selain itu sosialisme juga berarti mengutamakan kebersamaan sebagai tujuan hidup.
Dikondisi seperti sudah selain kita menjaga kebersihan diri dan menjalani sosial distancing, kita harus banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT agar pandemi virus corona segera berakhir di seluruh dunia.