Sinjai, detikkasus.com – Hari ini adalah hari Sumpah Pemuda. Sudah hampir 90 tahun Sumpah Pemuda pertama kali dinyatakan pada tahun 1928. Pada saat itu Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda. Dan begitu besar semangat yang berkobar dari para pemimpin pemuda pemudi pada saat itu untuk menyatukan semua pemuda pemudi Indonesia. Karena hanya dengan persatuan, Indonesia bisa merdeka dari penjajahan. Itu 89 tahun yang lalu.
Apa signifikan dari Sumpah Pemuda untuk pemuda pemudi jaman now? Mungkin banyak yang merasa bahwa semua itu lebay, karena kita sudah merdeka.
1. Kami putra putri Indonesia bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
2. Kami putra putri Indonesia berbangsa satu, bangsa Indonesia
3. Kami putra putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Memang kalau kata kata itu kita sebutkan secara cepat dan santai, akan terasa lebai. Tapi itu yang membedakan kita dengan pemimpin pemuda pemudi pada saat itu. Mereka melihat kondisi negara Indonesia secara makro dan melihat hal hal yang pada dasarnya Indonesia berada didalam penjajahan Belanda selama 350 tahun.
Mereka melihat bahwa semua orang mempunyai pendapat masing masing, tetapi lebih untuk kepentingan pribadi dari pada kepentingan negara.
Dengan adanya Sumpah Pemuda pada saat itu, paling tidak, perwakilan pemuda pemudi yang hadir di acara Deklarasi tersebut bisa membawa pesan persatuan kepada kalangan pemuda pemudi yang lebih luas lagi. Hanya kepada pemuda pemudi lah Indonesia bisa berharap, karena pemuda pemudi lah yang memiliki kreatifitas tanpa batas untuk mendobrak dan membawa perubahan terhadap suatu kebiasaan di kehidupan sehari hari.
Zaman sekarang (bahasa keren: zaman now) tidak berbeda dengan zaman dulu. Coba lihat semua pergerakan gebrakan teknologi yang mendunia, seperti Google, Facebook, Amazon dan Tesla. Coba lihat gebrakan teknologi di Indonesia, seperti Tokopedia, Traveloka dan Go-Jek. Semuanya dimulai oleh pemuda pemudi. Ini bukan suatu kebetulan.
Kembali lagi ke poin Sumpah Pemuda, mungkin ada yang bilang kalau deklarasi tersebut akan sia sia dilakukan sekarang, karena kita sudah merdeka.
Selaku pemuda dan mahasiswa SINJAI (ASDAR dkk) mengutarakan pertanyaan seperti ini “Benarkah kita sudah merdeka? Coba pikirkan sendiri. Banyaknya seruan seruan benci kepada kalangan tertentu, banyaknya korupsi korupsi yang terjadi, banyaknya perbedaan pandangan terhadap kaum wanita dibandingkan kaum pria, Indonesia memang sudah merdeka dari penjajahan, tapi Indonesia masih perlu merdeka dari mental yang picik, kerakusan harta, dan kehausan pengakuan. Indonesia masih mudah dijajah dan dipecah belah. Sebut saja contoh kasus di kabupaten Sinjai, dimana ada organisasi kepemudaan yang melegenda dan telah melahirkan pembesar dan tokoh2 yg dibanggakan tersebar di seluruh indonesia, tapi karena ketidakmampuan seorang pemimpin daerah ini menyatukan perpecahan perbedaan dua kubu di tubuh HIPPMAS Sinjai, sehingga keretakan ini berlarut larut, dibiarkan tanpa ada kejelasan, tanpa ada mediasi dari pihak pemerintah daerah kabupaten Sinjai Untuk menyatukan kembali kedua kubu tersebut dalam struktur organisasi HIPPMAS SINJAI. bagaimana kita bisa percaya atau menjatuhkan pilihan pada pilkada mendatang jika hal seperti ini saja tidak mampu dicarikan solusi, ungkap Asdar.
Kepada Pemuda Pemudi Indonesia, saya hanya berharap pada hari Sumpah Pemuda Indonesia ke 89 ini, hayatilah makna sumpah pemuda dan jadilah pemimpin yang hebat di rumah Anda, di Rt/Rw Anda, di sekolah Anda, di kampus Anda, di mesjid Anda, gereja Anda, vihara Anda, dan bawalah perubahan mental yang mendalam, untuk membawa Indonesia menuju kejayaan yang bisa diakui seluruh dunia.
Mari kita bikin negara negara berkembang lainnya iri kepada kita dan menggunakan Indonesia sebagai contoh. Lihatlah Indonesia, mereka bisa membangun mobil terbang, sementara kita masih membicarakan kemerdekaan dari negara induk kita. Lihatlah Indonesia, mereka sudah bisa tracking barang kiriman setiap detik dimana saja dan kapan saja posisi yang tepat, sementara kita masih membicarakan dan dan menunggu aktivasi pemerintah daerah kabupaten Sinjai dalam menyatukan kedua kubu ini. Kita berharap campur tangan bupati Sinjai untuk menegosiasi perbedaan ini. Kita menunggu kemampuan seorang leader yang mumpuni menjembatani kubu ini agar dapat bersatu kembali mengawal pembangunan, demokrasi, kesetaraan dll di Kabupaten Sinjai.
Mari kita mencintai Indonesia. Hayati lagu Indonesia Raya secara mendalam, dan rasakan betapa bangganya kita menjadi orang Indonesia. Itulah salah satu cara kita bisa bersatu, bisa menjaga persatuan, dan bisa membangun Indonesia. ( Akmal )