Labuhanbatu, Sumut l Detikkasus.com – Supriyanto Als Ilyas Pimpinan Redaksi Media Detikkasus.com + Jejakkasustv.com JK TV + Jejakkasus.info + LSM Gemicak, mengatakan “Semoga MARLIANA SIANIPAR S.I.P dan RAHMAT HIDAYAT SILAEN insya Allah nantinya mampu mencapai Pulau Keluarga Yang “SAKINAH MAWADDAH WARAHMAH”. Dihari Minggu 21/11/2021 melalui WhatsAAp,” ujar Supriyanto.
MUGI ALIA PINEM sebagai Tulang Namatobang (Puhun Yangtua) mengatakan, semoga Marliana Sianipar S.I.P dan Rahmat Hidayat Silaen, insya Allah nantinya menjadi keluarga yang “Sakinah Mawaddah Warahmah”. Allah SWT menyampaikan bahwa manusia diciptakan berpasangan antara suami dan istrinya untuk mendapatkan ketenangan, ketenteraman, dan kasih sayang.
“Pasangan keluarga yang bahagia dan memiliki rumah tangga yang harmonis, memiliki rasa saling percaya, saling berkomunikasi, saling jujur, hingga selalu membuat keputusan bersama, dan saling berkomitmen satu sama lain”. Tak ada yang tak mungkin bisa terjadi jika diupayakan dengan bersungguh-sungguh serta diiringi dengan dahsyat nya suatu kekuatan do’a. Ujar Mugi Alia Pinem
MAINUR SAHPUTRA PINEM sebagai Tulang Naposo (Puhun Yangmuda) mengatakan Insya Allah nantinya pasangan suami istri yang, tenang tentram, diikat dengan cinta kasih sayang, seirama menuju kehidupan keluarga yang langgeng tanpa perpisahan kecuali kematian. Hingga menuju keluarga yang “Sakinah Mawaddah Warahmah”, aamiin ya rabbal alamiin.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan suatu pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar-Rum :21). Ujar Mainur Sahputra Pinem.
Sedangkan Pak Sahbudin Sagala Pemuka Agama di Lingkungan Sukadame Kelurahan Urung Kompas mengatakan “Terlaksananya resepsi pernikahan Marliana Sianipar S.I.P dengan pemuda tampan pilihannya yaitu Rahmat Hidayat Silaen, nantinya semoga mampu untuk membangun rumah tangga yang harmonis (Selaras dan serasi, seia sekata). Untuk dapat saling menghargai, mencintai dan memberi rasa aman juga akan menjaga keutuhan rumah tangga”.
Untuk mencapai kebahagian dalam rumah tangga Sakinah Mawadah Warahmah memang tak semudah yang kita bayangkan, terkadang rumah tangga yang bahagia itu menemukan gejolak. Dan dari bentuk gejolak itulah nantinya yang akan, menyatukan titik temu kearah yang lebih baik lagi. “Selagi ada keinginan di sertakan dengan pelaksanan yang penuh dengan rasa sabar, insya Allah tercapai bentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah,” ujar Sahbudin Sagala.
Nursyiah Pinem ibu kandung MARLIANA SIANIPAR S.I.P mengatakan “Terkhusus Pak M. Iwanto (Boleng) selaku Ketua Panitia pelaksana dapur maupun hidangan, dan Keluarga Besar dari Provinsi Jambi yang turut berpartisipasi. Menyelenggarakan resepsi pernikahan ini, semoga Allah SWT memberikan hidayah terbaik”.
“Maupun untuk keluarga besar yang hadir dari Pahae dan Balige Tapanuli Utara, begitu juga dari Aceh Singkil dan tak lupa untuk keluarga dari Griya Martubung Medan Sumut. Semoga Allah SWT memberikan fadilahnya untuk semua keluarga beserta semua tamu yang hadir, yang tak bisa saya sebutkan namanya satu persatu”.
Dan aku iyakin dan percaya bahwa Allah SWT nantinya yang akan membalas berbagai jenis kebaikan itu. “Kami sekeluarga tidak mampu membalas berbagai jenis kebaikan itu, kami sekeluarga hanya berserah pada ALLAH SWT dan insya Allah, diberikan -Nya kesehatan maupun rejeki yang berlimpah. Aamiin ya rabbal alamiin 🤲🤲”, ujar Nursyiah Pinem penuh harap.
Dalam ayat Alquran menegaskan tentang ganjaran amalan setimpal itu, di antaranya ada di surat Al-Zalzalah ayat 7 dan 8.
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ # وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ
fa may ya’mal miṡqāla żarratin khairay yarah. wa may ya’mal miṡqāla żarratin syarray yarah.
Artinya : “Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah niscaya dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah sekalipun, niscaya dia akan melihatnya pula.”
Sedangkan dalam buku Tafsir Al-Misbah oleh Prof Quraish Shihab dijelaskan disanalah mereka masing-masing menyadari bahwa semua diperlakukan secara adil, maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, yakni butiran debu sekalipun, kapan dan di manapun niscaya dia akan melihatnya.
Dan demikian juga sebaliknya barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah sekalipun, niscaya dia akan melihatnya pula.
Kata dzarrah ada yang memahami dalam arti semut yang kecil pada awal kehidupannya atau kepala semut. Ada pula yang memahaminya debu yang berterbangan diantara celah cahaya matahari yang masuk melalui lubang atau jendela.
Namun, yang jelas ayat ini menegaskan manusia akan melihat amal perbuatannya sekecil apapun itu. Dalam konteks kecil atau besarnya amal, Rasulullah SAW bersabda:
عن عدي بن حاتم رضي الله عنه قال: سمعت النبي ﷺ يقول: اتقوا النار ولو بشق تمرة
Saya kuitip dari, HR Bukhari dan Muslim melalui ‘Adi Ibn Hatim
Atinya
“Lindungilah diri kamu dari api neraka walau dengan sepotong kurma.”
Sementara kata yarah (u) terambil dari kata ra’â yang pada mulanya berarti melihat, dengan mata kepala tetapi ia digunakan juga dalam arti mengetahui. “Sementara ulama menjelaskan jika ingin memahaminya dalam arti melihat dengan mata kepala, maka yang terlihat itu adalah tingkat-tingkat dan tempat-tempat pembalasannya serta ganjarannya.
Bila memahaminya dalam arti mengetahui maka objeknya adalah balasan dan ganjaran amal itu. Diperlihatkannya amal itu tidak berarti semua yang diperlihatkan itu otomatis diberi balasan oleh Allah, karena boleh jadi sebagian di antaranya, apalagi amalan-amalan orang mukmin dimaafkan oleh-Nya.
Kata ‘amal yang dimaksud di sini termasuk pula niat seseorang. Amal adalah penggunaan daya manusia dalam bentuk apapun. Manusia memiliki daya empat pokok, yakni daya hidup, daya pikir, daya fisik, dan daya kalbu.
Kedua ayat di atas merupakan peringatan sekaligus tuntunan yang sangat penting. Awal surat ini menjelaskan tentang goncangan bumi yang snagat dahsyat dan ketika itu seluruh yang terpendam di dalam perut bumi dikeluarkan sehingga nampak dengan nyata. Ujar Nursyiah Pinem.
(J. Sianipar)