Kondisi DPRD Labuhanbatu Reses. Imbas PT.Nilesujadi Masyarakat Terancam Tak Makan

Kondisi DPRD Labuhanbatu Reses. Imbas PT.Nilesujadi Masyarakat Terancam Tak Makan

Labuhanbatu Sumut Detikkasus.com

Dari berbagai informasi ditemukan bahwa kondisi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Labuhanbatu, lagi gencar-gencarnya melaksanakan kegiatan Reses “menyerap aspirasi atau berupa keluhan maupun usulan masyarakat, yang tak mungkin ditunda karena sudah terlanjur dijadwalkan.” Senin (19-5-2025)

Sedangkan kondisi terbaru yang berhasil dirangkum tentang dugaan imbas atau perbuatan, dari manajemen perkebunan kelapa sawit yang bernaung PT.Nilesujadi situasi masyarakat saat ini terancam makan tak makan, dan kalaupun masih ada yang bisa makan itu karena adanya rasa empati dari beberapa pemilik warung terhadap masyarakat.

Inisial “L” Staf Komisi DPRD Labuhanbatu membenarkan bahwa “agenda dari Anggota DPRD lagi kelapangan untuk mengadakan Reses ke lokasi masing-masing pemilihan, belum bisa ditentukan kapan akan diadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP), dan semua jadwal dewan sudah jauhari sebelumnya diagendakan ada baiknya ditunggu saja RDP nya.” Ungkap L

Kutipan dari sebagian edisi 2 Mei 2025 yang lalu disinyalir kuat PT Nilesujadi berhasil membuat masyarakat sangat resah, karena perseroan terbatas yang bernaung di manajemen PT. Nilesujadi, “membuat larangan melintas bahkan jalan yang biasa dilalui, telah diputus menggunakan alat berat seperti excavator oleh manajamen perusahaan.”

Baca Juga:  Bertemu Warga Bhabinkamtibmas Kendran Sampaikan Pesan Kamtibmas

Akibatnya “lebih kurang setahun masyarakat sudah tidak bisa lagi mengutip atau memanen, hasil tanaman yang berada dilokasi lahan ditanah milik masyarakat. Oleh karena situasi tersebut akhirnya beberapa warga menyampaikan Aspirasi, dan berharap sepenuhnya dapat ditindak lanjuti Bapak Ketua Komisi DPRD Labuhanbatu.”

Rangkuman investigasi “Bapak Kepala Desa Negeri Lama Seberang dan Pak Camat Bilah Hilir, seakan tidak punya kekuatan untuk menyelesaikan kemelut yang dihadapi masyarakat. Hal ini diperkuat melalui peryataan Pak Suparno berkata, saya melalui Pemerintah Desa sudah berulang kali menjembatani keluhan warga.”

Kami sudah menyurati pihak manajemen PT Nilesujadi tidak ada balasannya bahkan saya dan Pak Camat, juga sudah pernah datang ke lokasi PT Nilesujadi pada waktu bertemu dengan, Pak Adlin Nasution Manajer yang juga sebagai Kepala Dusun juga sebagai karyawan di PT Socfin Indonesia (Socfindo).

Baca Juga:  Mari Kita Ambil Arti Lirik Lagu Adu Domba - Rhoma Irama | Reporter : Z, Arifin.

Pada waktu saya dan Pak Camat Bilah Hilir sedang berada dilokasi PT Nilesujadi juga sudah saya sampaikan kepada Adlin Nasution, agar kedatangan kami dapat dia sampaikan kepada pemilik perkebunan, “menjembatani keluhan atau gejolak yang ada dimasyarakat, agar dapat teratasi dan pada waktu itu manajer mengyia kannya. Sebut Suparno

Disalah satu kafe Pak Evendy Marbun, S.H menyayangkan lambannya terlaksana RDP yang diajukan masyarakat, “insiden yang dirasakan oleh masyarakat saat ini sudah layak saya sebut dalam hal yang urgen atau yang sangat mendesak. Karena kondisi masyarakat yang harus menerima empati, dari pemilik warung agar bisa bertahan hidup karena ulah PT.Nilesujadi.”

Memilih reses diutamakan ketimbang hal yang bersifat Urgen itu memang pilihan, akan tetapi menurut hemat saya saat berpikir. “Sudah seharusnya dipercepat RDP yang diajukan masyarakat dapat dipercepat, berhubung
RDP tersebut juga bertujuan untuk menyerap menampung aspirasi masyarakat.”

Baca Juga:  DETIK KASUS | BANGUN JALAN ASAL JADI BELUM TERPANTAU OPD TERKAIT.

Jika RDP yang diharapkan masyarakat masih lama ditunda atau diabaikan, saya khawatir terjadi diantara masyarakat kenak penyakit dalam kondisi (“kwashiorkor dan marasmus”), karena kekurangan protein yang sangat parah ditandai, pada pembengkakan dibagian kaki dan perut serta kulit pucat dan kering.

“Penyakit kwashiorkor dan marasmus kemungkinan besar akan terjadi bila sudah tidak ada lagi, empati atau belas kasih dari pemilik warung kepada masyarakat.” Apa bila anggota atau Ketua Komisi DPRD Labuhanbatu, lebih memilih masyarakat terjangkit dua jenis penyakit maka besar kemungkinan akan menjadi catatan buruk.

Untuk Pelaksana Otonomi Daerah Bupati Labuhanbatu yang baru-baru ini terpilih dikancah politik pemilihan, dan “slogan yang ada di Visi Misi itu hanya sebatas janji janji manis, disaat keinginan sudah didapatkan melalui suara terbanyak akhirnya, hal Miris terjadi setelah harapan Birokrasi itu berubah menjadi isapan jempol belaka.” Ujar Evendy Marbun, S.H (J. Sianipar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *