Detikkasus.com | Jakarta – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan jaringan teroris yang berkomunikasi di dunia maya merupakan jaringan yang sulit dimonitor. Karena itu, Tito memerintah jajarannya meningkatkan patroli cyber.
“Belum ada ancaman serangan teror baik melalui jaringan intelijen maupun yang kita awasi, belum. Tapi pengalaman kita ada hal yang sulit kita monitor,” kata Tito usai apel Operasi Lilin 2017 di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2017).
Mereka yang sulit dimonitor ini yaitu yang interaksinya sangat rahasia dan juga lone wolf, atau pelaku teror yang beraksi sendirian. Polisi biasanya baru bisa menangkap pelaku setelah ada serangan.
“Mereka yang baca internet kemudian melihat cara buat bom dari internet, ini susah dideteksi. Begitu ada serangan baru kita tangkap,” ucapnya.
Karena itu, patroli di dunia maya akan ditingkatkan.
Polri juga akan menggunakan informan untuk mengawasi jaringan teror itu, termasuk meminta bantuan akun-akun medsos yang punya banyak pengikut, atau yang biasa disebut seleb medsos.
“Nah ini kita perkuat dengan cyber patroli, di samping itu mengembangkan informan dan sukarelawan yang mengawasi jaringan ini. Jadi citizen jurnalis yang punya followers banyak itu kita minta aktif memonitor mereka,” tuturnya.
Pengamanan jelang Natal dan Tahun Baru juga terus dilakukan. Sejauh ini, lanjut Tito, sudah 20 orang yang terduga teroris yang ditangkap.
“Yang sudah ditangkap 20, tapi nanti ada lagi. Di luar yang lima di Malaysia,” ujarnya.
Penulis : Humas/Heri