Polda Jateng – Polres Blora, detikkasus.com – Jajaran Mapolres Blora menggelar apel pagi sekaligus melakukan Halal bi Halal pada Hari Raya Idul Fitri 1438 H. Kabag sumda Polres blora, Kompol Andy Wahyono,SH,MH. mengatakan, pelaksanaan apel pagi disamping pengecekan terhadap kekuatan personil pada tiap-tiap Satgas Operasi Ramadniya Candi 2017 di Lapangan Apel sekaligus melakukan Halal bi Halal yakni saling meminta maaf serta mempererat tali silaturahmi.
Dalam apel pagi tersebut juga mengingatkan kepada anggota untuk tetap waspada terhadap serangan teroris yang saat ini sudah mulai melaksanakan misi nya dengan target atau sasaran utama adalah TNI-Polri yang mereka anggap sebagai musuh mereka.
“Bagi rekan rekan Sabhara yang bertugas di pos penjagaan untuk selalu waspada terhadap kedatangan orang asing, selalu periksa maksud dan tujuan mereka datang ke Polres ini,” paparnya, Kamis (29/6).
Kesiapan secara maksimal dilakukan oleh jajaran Mapolres Blora guna memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat, untuk itu diperlukan peran serta semua pihak masyarakat dalam suksesnya Kamtibmas.
Selain memberikan penekanan kepada anggota Kabag sumda Polres blora, Kompol Andy Wahyono SH,MH. juga menjelaskan Arti dan Makna Filosofi Ketupat di Tanah Jawa
ketupat tidak lepas dari perayaan Idul Fitri. Dalam perayaan Idul Fitri, tentunya di situ ada satu hal yang tidak pernah pisah dari perayaan Ketupat Lebaran. Istilah tersebut telah menjamur di semua kalangan umat Islam terutama di pulau Jawa.
Ketupat atau kupat sangatlah identik dengan Hari Raya Idul Fitri. Buktinya saja di mana ada ucapan selamat Idul Fitri tertera gambar dua buah ketupat atau lebih. Apakah ketupat ini hanya sekedar pelengkap hari raya saja ataukah ada sesuatu makna di dalamnya?
Ketupat
Sejarah Ketupat. Adalah Kanjeng Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah lebaran. Pada hari yang disebut BAKDA KUPAT tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda.
Setelah selesai dianyam, ketupat diisi dengan beras kemudian dimasak. Ketupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, sebagai lambang kebersamaan.
Arti Kata Ketupat
Dalam filosofi Jawa, ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas hari raya lebaran. Ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Laku papat artinya empat tindakan.
Ngaku Lepat
Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang Jawa. Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudaya hingga kini. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain, khusunya orang tua.
Laku Papat
Laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan Lebaran. Empat tindakan tersebut adalah:
1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.
Arti Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan
Lebaran
Lebaran bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.
Luberan
Bermakna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.
Leburan
Maknanya adalah habis dan melebur. Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur habis karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
Laburan
Berasal dari kata labur atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.
Nah, itulah arti kata ketupat yang sebenarnya. Selanjutnya kita akan mencoba membahas filosofi dari ketupat itu sendiri.
Filosofi Ketupat:
1. Mencerminkan beragam kesalahan manusia.Hal ini bisa terlihat dari rumitnya bungkusan ketupat ini.
2. Kesucian hati.Setelah ketupat dibuka, maka akan terlihat nasi putih dan hal ini mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.
3. Mencerminkan kesempurnaan. Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal ini dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak Idul Fitri.
4. Karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, maka dalam pantun Jawa pun ada yang bilang “KUPA SANTEN“, Kulo Lepat Nyuwun Ngapunten (Saya Salah Mohon Maaf). Itulah makna, arti serta filosofi dari ketupat. (Arif)
Redaksi. Media Cetak Radar Bangsa dan Media Online www.jejakkasus.info / detikkasus.com. Ciptakan Situasi Informasi Untuk Yang Terbaik. Wa – 081 – 217- 614 – 828. (Zainul Arifin)