Detikkasus.com | Kendari – Sultra
Senin, (30/9) massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Senior dan Alumni (ALIMASA) Universitas Halu Oleo (UHO) melakukan aksi Blokade (penutupan) jalan yakni, jalur HEA Mokodompit dan MT Haryono yang membuat motor dan mobil tidak bisa melintas.
Dikesempatan tersebut Panglima Kodam (Pangdam) Hasanuddin
(Mayor Jenderal Surawahadi)
datang menemui pengunjuk rasa dan disambut baik oleh Jenderal Lapangan (Jendlap) ALIMASA UHO Sultra, La Munduru.
“Dalam kunjunganya kata La Munduru, tidak ada kata lain selain menyampaikan aspirasi yang menjadi tuntutan kami dan menginformasikan situasi terbaru disekitaran wilayah Kampus UHO,” ucapnya
Dimana yang menjadi poin tuntutan kami sampaikan kepada Pangdam diantaranya adalah :
1. Meminta pertanggung jawaban secara hukum dan trasparansi atas meninggalnya saudara kami Randi dan Yusuf Ardawi
2. Sekaligus mengklarifikasi rumor yang beredar dipablic bahwa ini murni gerakan yang dibangun dari inisiatif ALIMASA tidak ada unsur yang lain
3. Institusi POLRI dan TNI adalah lembaga negara yang andilnya mengayomi melindungi dan melayani rakyat, bukan membunuh rakyat dengan menggunakan aset negara.
4. ALIMASA dan Front Selebez tetap mendukung KBM UHO serta kampus-kampus yang ada di Sultra untuk melakukan pertemuan agar melanjutkan perjuangan untuk meminta keadilan secara hukum dan mengusut tuntas pelaku penembakan pada tanggal, 26 September hingga menelan korban jiwa.
5. ALIMASA dan Mahasiswa Se-Sultra memohon maaf kepada masyarakat Sultra atas
kendala yang menyebabkan terganggu karena sebenarnya itu adalah susupan oknum yang sifatnya profokasi.
Lanjut ketua Bakin Sultra ini mengatakan bahwa, selain Pangdam yang menemui kami saat aksi akan tetapi juga adalah Komandan Kodim (Dandim) 1417 Kolonel Kavaleri Hendi Suhendi, dan kami sampaikan hal yang sama.
“Olehnya itu kami mahasiswa bersama rakyat dan kami percaya negara bahwa berfikir untuk mensejahtrakan rakyatnya,” terangnya
Untuk diketahui bahwa kami yang tergabung dalam ALIMASA UHO melakukan aksi blokade jalan diwilayah pertigaan kampus yang merupakan hasil kesepakatan dan bentuk protes, kemarahan dan kecaman kami dikarenakan rekan kami tertembak dan meninggal dunia pada waktu aksi penolakan RUU KPK, RKUHAP, dan RUU PERTANAHAN pada tanggal 26 September 2019 dikantor DPRD Provisi Sultra.
“Untuk itu dengan kehadiran Pangdam hari ini kami berharap kiranya dapat membantu aspirasi kami menyampaikan kepihak berwenang langsung dalam hal ini pihak kepolisian dalam mengungkapkan siapa sebenarnya pelaku penembakan yang mengakibatkan rekan kami dua orang telah meninggal dunia,” harap aktifis kelahiran Desa Wuna, Muna Barat
Saudara Randi dan Yusuf Kardawi terkena tembakan peluru tajam disekitaran pelataran kantor DPRD berjarak kurang lebih 100 M dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Randi dan Yusuf Kardawi adalah dua mahasiswa aktif UHO. Randi merupakan mahasiswa Perikanan angkatan 2016, sedangkan Yusuf Kardawi adalah mahasiswa Teknik Sipil D3 angkatan 2018.
“Dengan inseden tersebut kami ALIMASA UHO, setelah bertolak dari kantor DPRD Sultra langsung melakukan blokade dipertigaan Kampus UHO sampai dengan taggal 30 pagi siang hari ini,” jelas La Munduru (Edi Fiat)