Pontianak I Detikkasus.com – Gubernur Kalimantan Barat H. Sutarmidji S.H., M.Hum., mengikuti secara virtual Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 yang dipimpin oleh Presiden Ir. H. Joko Widodo l di Data Analytic Room Kantor Gubernur Kalbar, Senin (6/2/2023).
Presiden Joko Widodo mengatakan untuk kredit di tahun 2022 mengalami peningkatan di angka 11,3% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami kenaikan dibandingkan dari tahun lalu.
“Bahwa kredit di tahun 2022 tumbuh di angka 11,3 %, ini sangat bagus, sudah double digit. Kemudian juga tadi saya melihat tingkat permodalan CAR juga berada di angka 25,68 %, Ini lebih tinggi dibandingkan pra pandemi yang berada di angka 23,31%, Ini baik. Kemudian sebelum masuk ke sini, tadi saya tanya ke Pak Ketua OJK, NIM [net interest marginnya berapa sih? Dijawab oleh Pak Ketua OJK ,4,4 %,Tinggi banget, ini mungkin tertinggi di dunia, mungkin. Dan, saya senang juga perkembangan industri asuransi juga semakin baik,” tambahnya.
Dalam arahannya Presiden Jokowi juga memberikan perhatian dan dukungan khusus pada sektor UMKM. Karena sektor ini dianggap menjadi kekuatan bagi perekonomian Indonesia.
“Jangan lupakan yang mikro, yang kecil, yang menengah. Berikan suntikan kepada mereka sebanyak-banyaknya, tentu saja dengan kehati-hatian yang tinggi, karena di sektor inilah yang memberikan peluang kesempatan kerja kepada rakyat,” tegasnya.
Lanjutnya selain UMKM hilirisasi juga harus benar – benar diberikan dukungan yang konkrit karena menjadi kunci keberhasilan menjadi negara maju.
“Hilirisasi menjadi kunci bagi negara ini kalau kita ingin menjadi negara maju. Semua komoditas hilirisasi yang terus didorong antara lain, komoditas CPO, Minerba, SDA Laut dan lainnya. Apabila semua komoditas ini dikelola dengan konsisten maka Indonesia akan menjadi negara maju. Jangan lupa yang namanya SDA laut kita akan memberikan nilai tambah yang besar. Ingat bahwa dua per tiga Indonesia ini adalah air,” jelasnya.
Di tempat yang sama Ketua Dewan Komisioner Mahendra Siregar mengungkapkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan positif di sejumlah sektor industri jasa keuangan pada tahun 2023. Sektor-sektor tersebut diantaranya, perbankan, pasar modal, perusahaan pembiayaan, asuransi dan dana pensiun.
Lanjutnya, tahun ini kredit perbankan diproyeksikan tumbuh 10% – 12%, yang didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7% – 9%.
Kemudian, di sektor IKNB, piutang pembiayaan di sektor perusahaan pembiayaan diproyeksikan dapat tumbuh 13% – 15%. Aset asuransi jiwa dan asuransi umum diperkirakan tumbuh 5% – 7%. Serta, aset dana pensiun juga diperkirakan tumbuh 5% – 7%.
“Tahun 2023, kami optimis tren kinerja positif sektor keuangan akan berlanjut,” ujarnya.
Ia menambahkan, proyeksi pertumbuhan ini dilatarbelakangi oleh tingginya optimisme pemulihan perekonomian nasional. Hal tersebut tercermin dari investor pasar modal yang mencatatkan penambahan sebanyak 71 emiten baru pada 2022, tertinggi sepanjang sejarah pasar modal. Di 2023, total nilai emisi di pasar modal diproyeksikan mencapai Rp200 triliun.
Sementara, kredit perbankan dan piutang pembiayaan di tahun 2022 mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 11,4% dan 14,2% lebih tinggi dari rata-rata lima tahun sebelum pandemi sebesar 8,9% dan 4,4%.
Optimisme tersebut juga diprediksi akan terus berlanjut di tahun ini, tercermin dengan besarnya investasi non residen pada SBN per Januari 2023 yang mencatatkan pembelian neto Rp49,7 triliun. Lanjutnya, premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh sebesar 13,9% mencapai Rp119 triliun.
“Namun, premi asuransi jiwa tahun lalu mengalami kontraksi 7,8%. Kondisi ini menunjukkan mutlaknya penyelesaian sejumlah masalah perusahaan asuransi jiwa dalam waktu dekat,” tambahnya.
Mahendra melanjutkan, ke depan ruang pertumbuhan lembaga jasa keuangan masih terbuka lebar mengingat terjaganya profil risiko yang didukung kecukupan likuiditas dan permodalan. Hal ini tercermin dari rasio Non Performing Loan/NPL Gross perbankan 2,44%,dan rasio Non Performing Financing/NPF perusahaan pembiayaan 2,32%.
Sementara itu ditempat yang berbeda Gubernur Sutarmidji mengatakan ditengah Pandemi Covid-19, UMKM adalah penyumbang ekonomi terbesar di Kalbar. Saat ini sekitar 70% perkembangan ekonomi Kalbar disumbang dari sektor UMKM.
“Karena untuk sektor yang besar seperti yang disampaikan bapak Presiden Jokowi UMKM harus terus bergerak,” ujarnya.
Lanjutnya, dirinya meminta kepada semua sektor di Kalbar terus digerakkan, sehingga pelaku usaha UMKM bisa masuk dalam segala hal, termasuk sektor kerajinan, kuliner dan sebagainya. Ia juga berharap kepada Bupati/Wali Kota di Provinsi Kalbar untuk bisa melakukan edukasi kepada pelaku UMKM untuk mengakses sumber pembiayaan yang murah dari Pemerintah.
“Saya harap, Bupati/Wali Kota bisa berikan edukasi kepada pelaku UMKM untuk mengakses sumber pembiayaan yang murah dari Pemerintah,” harapnya.
(Hadysa Prana)
Sumber : Biro Adpim Setda Prov Kalbar