INGSEWU, Detikkasus.com – Negara Indonesia menjadi salah satu dari sekian negara di Asia yang tidak terpengaruh krisis ekonomi yang tengah melanda Eropa saat ini. Salah satu faktor pendukung kuatnya benteng pertahanan negara adalah adanya empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Anggota MPR RI Ir. H. Endro S. Yahman, M.Sc. menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kabupaten Pringsewu
pada Minggu (26/09/2021) di hotel Regency Wates Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.
Menurut anggota MPR/DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Lampung 1 ini, Endro Suswantoro Yahman mengatakan bahwa saat ini proses demokrasi di Indonesia tengah berjalan menuju arah yang lebih baik. Agar proses tersebut dapat berjalan sesuai harapan maka diperlukan peran aktif dari seluruh masyarakat Indonesia. Untuk mengawal jalannya proses demokrasi tentu diperlukan masyarakat yang sadar akan hukum. “Empat pilar inilah yang menjadi faktor pendukung agar masyarakat sadar hukum,” jelas pria asal bandung tersebut.
Empat pilar, lanjut Endro, juga merupakan potensi untuk menguatkan negara dari pengaruh buruk dunia luar yang bisa meluluhlantakkan jati diri bangsa. “Kebebasan tanpa batas dapat kita tekan dengan pemahaman yang baik mengenai empat pilar tersebut,” jelasnya
Politisi kelahiran Pringsewu ini menambahkan bahwa 4 pilar kebangsaan ini harus terus dibumikan supaya anak bangsa tetap mengaktualisasi dan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya serta sebagai alat kontrol para pemimpin formal dan non formal dalam berbangsa dan bernegara.
sementara itu Nopi Juansyah, ST Tenaga Ahli Anggota DPR RI menjelaskan bahwa Pancasila adalah pusaka alam yang mengandung tiga unsur yaitu sumber hidup, sumber hidup yang hakiki dan sumber rejeki. Menurutnya, Indonesia adalah negara terkaya yang tidak tertandingi negara manapun di dunia. Hanya orang-orangnya saja yang harus dilatih untuk menguasai teknologi sehingga dapat bersaing dengan negara lain.
Sebagaimana Bung Karno sampaikan untuk mencapai suatu tujuan kepemimpinan, ‘Lakukan kebaikan untuk orang lain, bahkan ketika mereka tidak melakukan kebaikan bagi anda, orang lain tentu akan berbuat baik kepada Anda. Jika masih ada rasa malu dan takut di hati seseorang untuk berbuat baik, pasti tidak akan ada kemajuan sama sekali’,” ujarnya. (Iyan)