Detikkasus.com | Subang – Pekerjaan peningkatan Jalan Kabupaten, Dangdeur – Gambar Sari menimbulkan reaksi dari beberapa Tokoh Masyarakat setempat, seorang diantaranya yang disuarakan oleh Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Poros Tengah Subang (LSM Protes) Indonesia, Dadus Sunaryo, kepada Tim 9 Jejakkasus Subang, Senin (09/09/2019) di Sekretariat DPP Protes Indonesia, Jl. Palabuan No. 12 Subang.
“Kan di IKK (Ikatan Kontrak Kerja) itu disebutkan bahwa pekerjaan itu dikerjakan seharusnya sebelah-sebelah, kalau mau disekaliguskan harus bikin jalan alternatif,” ujar Dadus.
“Rata-rata Pemborong ini ingin sekaligus, karena apa?, kalau sekaligus, saya yakin tidak pakai Dowel. Dowel itukan berbahan besi 16 mm yang spiral, sedangkan untuk pekerjaan seribu meter, kurang lebih itu bahan Dowelnya membutuhkan besi 16 ton loh,” lanjut Dadus.
Menurut temuan Dadus rata-rata setelah dikaji, jalan ini tidak pakai Dowel.”Kalaupun disekaliguskan, kan harus dicutting, karena beban kendaraan itu tidak sama, tujuannya untuk menghindari (cor/beton) pecah. Apalagi Onderlag (Talford) kayaknya di RAB (Rencana Anggaran Biaya) ada itu, onderlag (memakai) batu 15 cm itu. Itu jarang dipakai.
Kalau saya lihat rata-rata rijit itu tidak menggunakan Dowel, karena ingin cepat selesai pekerjaannya.
Kalau ingin cepat ya jangan pakai (mutu beton) K-350 (Kg/m2) (setara satuan mutu beton fc 29.05 mpa) lah, pakai D7 aja, bisa 3 hari langsung diinjak juga kan, – kalau ingin cepat tidak mau menyediakan ‘jalan alternatif’, karena kan tidak disediakan jalan alternatif. Masyarakat sengsara bahkan banyak yang celaka, kemarin orang Kampung Kukulu menubruk pohon dan barangkal, sampai saat ini patah kakinya, bagaimana tanggung jawabnya?, tidak ada,” urainya.
Ketika ditanya perusahaan yang mengerjakan pekerjaan tersebut, Dadus menjawab.
“Saya tengok Papan Nama (Pekerjaan)-nya tidak ada, katanya roboh ada yang bawa. Saya tidak melihat Papan Nama disitu, tapi ada di bagian dokumen, Seksi Investigasi (LSM Protes), saya ada (data) itu yang dikerjakan oleh Haji Zein dan yang dikerjakan oleh Koko,” jawabnya.
Dalam pekerjaan tersebut Dadus mengeluhkan beberapa temuan yang dikeluhkannya.
“Kan baru 3 hari (selesai pengecoran), sekarang sudah dibuka (dipakai untuk berlalulintas), sudah selesai.
Kalau Lab (Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum) berani PHO (Provisional Hand Over/Serah Terima Pertama), saya pertanyakan PHO-nya, apa yang (menjadi) materi PHO-nya?
Temuannya di saya ada bukti-buktinya (pekerjaan tersebut) tidak sesuai ukuran, Dowel-nya gak dipasang.
Saya (juga) mau mempertanyakan, pekerjaan ini Pengawas-nya ke mana?
Ketika saya dilapangan menemukan hal-hal yang kurang sesuai dengan Spek (Spesifikasi), mau konfirmasi (temuan) itu nggak ada Pengawas. Namanya mah ada ‘si Anu’ tapi saya cari nggak ada,” ungkapnya.
Dadus menambahkan, “Peningkatan Jalan Dangdeur – Gambar Sari, (terutama) yang berlokasi di Batununggul, Kampung Kebon Jeruk itu parah,” pungkasnya. (Tim 9 Jejakkasus Subang)
–