MAGETAN I detikkasus.com – Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengguna Anggaran Republik Indonesia BPI KPNPA RI Sofyan Yusroni ST. SPd meminta masyarakat Magetan untuk tidak memilih Golput pada pesta Demokrasi 17 April 2019 mendatang, hal itu disampaikan ketua BPI KPNPA RI magetan. Rabu (11 /04/2019).
“Saya berharap seluruh masyarakat yang ada di Seluruh indonesia,magetan khususnya yang sudah layak memilih dan namanya ada dalam DPT supaya untuk tidak memilih atau Golputt, begitupun yang sudah memiliki e-KTP, jangan anda biarkan suara anda terbuang percuma tanpa anda gunakan untuk memilih figur pemimpin untuk 5 tahun ke depan,” ucap sofyan yang dikenal dengan julukan Teyenx.
Lebih lanjut, Sofyan juga berharap agar masyarakat memilih calon pemimpin mereka sesuai hati nurani, “Sebab uang bukan segalanya, uang juga bukan jaminan untuk mendapatkan pemimpin yang baik dan benar,” tegasnya.
Sofyan juga menyatakan atas keprihatinannya terhadap politik transaksional yang masih menghinggapi sistem demokrasi tanah air.
Menurutnya para oknum politisi masih memakai money politics menjadi jalan pintas meraih elektabilitas. Baginya masih banyak simpul-simpul masyarakat yang masih menjadi tempat mengalirnya aliran uang menjelang pemilu.
“Kita masih sulit mencari calon wakil rakyat, calon pemimpin yang punya kapabilitas, visi dan misi jelas serta terukur,” ujarnya, Rabu (11/4/2019).
Sofyan juga mengajak semua stakeholder harus dilibatkan dalam upaya menghindari money politics. Civil society seharusnya mengubah paradigma yang transaksional, melainkan memilih calon pemimpin yang ideal.
“Banyak yang menjadi caleg ini yang hanya mengejar status dan pekerjaan,sementara ia punya modal untuk membeli suara,” katanya.
Marlon menjelaskan usaha menghindari money politics itu juga harus dilakukan partai politik. Parpol yang mengajukan calonnya kepada rakyat harus menyertakan tanggapan masyarakat atas calon yang diajukannya tersebut.
“Parpol ini hanya cenderung melakukan komunikasi satu arah saja. Mereka menentukan calon sendiri tanpa menyerap aspirasi masyarakat,” ujarnya.
Setelah calon diumumkan, kata Sofyan, harusnya partai politik mendengar tanggapan masyarakat dari daerah pemilihan (dapil) tersebut. Apakah si calon memiliki kapabilitas dan rekam jejak bagus di mata masyarakat, atau cukup berkontribusi apabila ia (calon) sebagai petahana.
Sejauh ini,kata Sofyan hanya KPU yang melakukan tahapan mendengar tanggapan masyarakat terkait Daftar Calon Sementara (DCS) yang diumumkan.
“KPU hanya melihat dari sisi formalitas saja, bagaimana permasalahan kelengkapan administrasi saja. Namun mengenai aspirasi masyarakat yang ada di dapil itu seharusnya parpol yang lebih tahu,” katanya.
Sayangnya menurut Sofyan tidak adanya upaya sistem pertanggung jawaban, para calon legislatif yang langsung terhadap konstituennya.
Parahnya, menurut Teyenx julukannya kompetisi di partai politik antar calon legislatif masih berbau transaksional.
“banyak oknum-oknum uang saling berlomba memberikan uang, kenyataan ini begitu memprihatinkan,” katanya.
Sofyan menjelaskan, politik uang acapkali digunakan para politisi sebagai cara instant untuk mendulang suara. Bagi para politis yang enggan turun ke daerah, ia akan menggelontorkan uang
dalam jumlah beraneka ragam menjelang pemilu.
Padahal menurutnya, cara meningkatkan elektabilitas tidak perlu memakai uang.
“Cukup dengarkan aspirasi masyarakat, tertawa dan menangis bersama. Kadangkala kota bernyanyi bersama rakyat jangan melakukan pendekatan elitis,” katanya.
masyarakat pemilih haus dididik esensi demokrasi. Tak hanya itu, masyarakat mesti berani melaporkan pelaku money politics.
Money politics,menurutnya menyebabkan berbagai elemen masyarakat bersifat eksploitatif menjelang pemilu.
“Dekat dengan pileg dan pilpres nanti akan banyak bermunculan acara-acara sosial, keagamaan dan banyak munculnya komunitas-komunitas dadakan, serta perkumpulan yang hanya tahunya menjual proposal,” katanya.
“Mari kita sama sama tumbuhkan nilai-nilai berdemokrasi yang benar, sehat dan beradab. Hilangkan money politik dan ciptakan pesta demokrasi yang bermartabat,”
Sofyan juga menambmbahkan“masyarakat agar tidak cenderung mengambil keputusan yang salah dengan tak menggunakan hak suaranya pada pesta demokrasi nanti, dengan asas (langsung umum bebas dan rahasia (Luber) masyarakat harus pegang teguh, serta buktikan itu dalam setiap bilik suara di TPS nanti.
Masih lanjut Sofyan, “Saya sebagai putra daerah Magetan berharap masyarakat Magetan menggunakan hak suaranya sebaik-baiknya dan tidak Golput. Kita di Indonesia menganut asas luber, jadi hak suara kita patut kita salurkan tanpa harus dibeberkan kepada siapa pun,” jelasnya.
“Itu hak kita, Siapa pun pemimpin yang kita pilih dan coblos nanti, orang lain tak perlu tahu, asalkan jangan pilih Golput, serta seluruh lapisan masyarakat di Magetan supaya saling menghargai dalam kontestasi pemilu nanti.
“Berbeda pilihan politik itu wajar, tapi kita harus tetap saling menjaga hubungan persaudaraan kita sebagai sesama anak bangsa.
“Siapa pun pemimpinnya yang unggul nanti dan siapa pun dia yang lolos ke Parlemen jadi legislator, dan siapa pun dia yang berhasil ke DPD, baik di Pusat, di Provinsi dan di Daerah kabupaten/kota, patut kita sanjung, hargai dan dukung,” Tegasnya.
Menutup pernyataan di depan wartawan dirinya berharap dalam ajang pilpres dan pileg yang tinggal menghitung hari ke depan, para petugas penyelenggara pemilihan bekerja dengan jujur, tulus hati, penuh integritas, berwibawa, kredibel, profesional dan netral serta takut akan Tuhannya sendiri.
”Untuk pesta akbar demokrasi kita lima tahunan ini, saya pun mau memberi pesan moral kepada para penyelenggara pemilu yang ada, “Tolong bapak ibu dan saudara yang ada di KPU, baik di pusat provinsi dan di kabupaten/kota, bekerjalah sesuai sumpah janji anda, Bekerjalah sesuai harapan negara dan bangsa dan masyarakat Indonesia, dan bagi para petugas yang ada di KPU, KPUD, Panwas, Bawaslu, PPD, KPPS, sampai ke setiap TPS supaya bekerja dengan jujur dan baik.
“Patutlah kalian menjaga kejujuran, ketulusan hati dalam bekerja, penuh integritas, berwibawa, kredibel, profesional dan netral serta takut akan Tuhan kalian sendiri.
“Ingat! hati nurani anda pasti berbicara jika anda salah memilih dan menentukan pilihan. Peran anda pun ikut menentukan figur pemimpin yang baik untuk 5 tahun ke depan bagi negeri ini.
Juga untuk aparat keamanan yang sudah dan akan terus bertugas, saya haturkan terimakasih Semoga Pemilu tetap berjalan aman dan lancar, tanpa cacat dan beradab demi kesejahteraan dan kemakmuran serta demi kejayaan bangsa dan negara kita Indonesia,” tandas Sofyan alias Teyeng. (ryn)