Detikkasus.com | Hikmah Islami
Panorama gemerlapnya dunia membuat kebanyakan manusia terbius, terbuai dan hanyut dalam keduniawian yang penuh tipudaya bagai panggung sandiwara saja
Hingga lali akan hakikat hidup sebenarnya serta lalai akan tugas maupun kewajiban sebagai hamba kepada Tuhan nya (Alloh SWT)
Sa’at awak media berbincang dengan salah seorang musyafir dari sunda wiwitan banten
Dalam rangka ngopi bareng sambil berbagi wacana kehidupan
Bahwasanya :
Hidup di dunia ini bagi seorang Mukmin seperti melakukan puasa di bulan Romadhon
Berjuang menahan hawanafsyu
Maupun mencegah dari kesenangan duniawian yang menimbulkan dosa..
Berjuang terus demi diri, keluarga dan Umat banyak
Bagai puasa Jiwa dan Raga
Dan berusaha menjaga Nafsyu sekaligus Istiqomah dalam Keta’atan kepada Alloh SWT
Hakekatnya hari raya akan di rasakan setelah kematian
Jangan sampai hidup yang sekali ini hanya untuk pengumpulan maksiat, masalah hidup dan dosa yang menimbulkan murka Tuhan
Sehingga banyak keruwetan dalam kehidupan yang kita jalani
وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Dunia ini sebagai ladang berbekal dan sebaik-baiknya bekal adalah takwa kepada Alloh SWT.
Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat
Sesungguhnya kita ini “Musafir”. Kita ini “Pengembara”.
Seorang musafir tentu sedang dalam perjalanan menuju tujuan akhir yang masih jauh.
Jika saat ini kita berada di suatu tempat, maka kita hanya mampir di tempat itu untuk sementara
Kemudian setelah itu akan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan yang sebenarnya.
Begitulah kehidupan dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara.
Tujuan akhir kita adalah “Akherat”. Disanalah kehidupan yang sebenarnya.
Disanalah kebahagiaan yang sebenarnya
Sebagaimana juga penderitaan yang sebenarnya.
Disanalah kehidupan yang kekal Abadi
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا,وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ, إِنَّ هَٰذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَىٰ, صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.
Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ [وَعُدَّ نَفْسَكَ مِنْ أَهْلِ الْقُبُوْرِ] وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu
Anhuma, ia berkata :
“Rosûlulloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam memegang kedua pundakku, lalu bersabda :
” Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir’
Dan persiapkan dirimu termasuk orang yang akan menjadi penghuni kubur (pasti akan mati)
Bagi seorang Mukmin bagai musyafir dalam mencari ilmu agama dan melakukan amal ibadah maupun amal kebaikan.
Karena melakukan amaliyah dalam bentuk ibadah maupun perbuatan tanpa ilmu akan menjadi salah ataupun kurang tepat
Maka jangan sia-siakan usiamu dalam mencari ilmu maupun dalam berbuat banyak kebaikan
Karena waktu dan lapangan hidup adalah semasa di dunia ini
Apa bila kita menyia-nyiakan waktu
Dalam melakukan kewajiban kepada Tuhan maupun dalam berbuat banyak amal kebaikan
Bisa jadi yang di dapat hanyalah penyesalan dan kesedihan.
Apa bila sakit parah maupun kematian telah meberpa kehidupan kita
Hingga hanya bisa berandai untuk kembali sehat atau hidup sekali lagi
Sedangkan harapan itu hanyalah sia-sia belaka
حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu)
Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka
Dia berkata ;
“Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia)
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Sholih bin Abdulloh bin Humaid
(Imam Masjidil Harom) :
” Sehingga apabila kematian itu mendatangi salah seorang musyrik itu, dan ia menyaksikan apa yang akan menimpanya
Maka ia berkata sebagai ungkapan Penyesalan atas Keterlambatannya dalam Beramal dan Kelalaiannya dari Keta’atan kepada Alloh SWT
“Wahai Tuhanku..! Kembalikan aku ke kehidupan dunia.
Alloh SWT menciptakan kita kemudian menempatkan di dunia karena sebagai lapangan ujian bagi hambanya yang beriman untuk bertaqwa
Karena kehidupan dunia pasti kita akan tinggalkan juga
Yang kemudian mempertanggung jawabkan semua amal perbuatan selama di dunia lalu menuju alam selanjutnya yang kekal dan Abadi
(AR)