Tanjab | Detikkasus.com – Kuala Tungkal kecamatan Tungkal Ilir kabupaten Tanjung Jabung Barat
melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2025 kembali gelar festival Nasional Arakan Sahur dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramadhan 1446 H Tahun 2025.
Namun pelaksanaan festival nasional Arakan Sahur 2025 ini sedikit berbeda dari Tahun sebelum-sebelumnya.
Perbedaan itu dalam hal tanpa mengandeng atau mengunakan Jasa profesional Event Organizer (EO).
Terpisah Kabid Pariwisata Disparpora Tanjab Barat, Rengga Sekarsari dikonfirmasi terkait soal anggaran Arakan Sahur menjelaskan,bekisar dibawah 200 juta. Menurutnya anggaran Arakan Sahur tidak satu rancangan kegiatan anggaran (RKA) namun gabung dengan RKA kegiatan lainya seperti Haul, takbiran Idul Fitri dan Idul Adha. Jadi untuk total Arakan Sahur itu sendiri tidak tahu pastinya karena anggaran nya global sama dengan kegiatan lainnya.
“Saya tidak tau pastinya berapa anggaran Arakan Sahur itu, kalau dak salah sekitar 180 sampai 190 jutaan,” Katanya.
Di sigung selain gunakan dana APBD Pemkab Tanjab barat, ada tidak bantuan dana dari pihak lain seperti sponsor-sponsor maupun bantuan dari pusat dan provinsi, Karena festival Arakan Sahur yang digelar merupakan event sekelas Nasional. Rengga mengatakan untuk sponsor yang mencari dari teman-teman pelaku pariwisata dan E kartu. sponsor yang masuk itu, seperti rokok Sampoerna dan Minuman Bejo.”tapi bukan berbentuk uang melainkan berbentuk prodak, “terangnya.
” Bukan berbentuk uang melainkan prodak, itu bedasarkan keterangan dari kawan-kawan pelaku pariwisata kepada saya, “tegas rengga.
Lanjut rengga, terkait bantuan dari pusat dan provinsi untuk tahun ini tidak ada kalau tahun kemarin ada bantuan dari pusat karena kita masuk ke event Krisma Nusantara program nasional dari kementerian pariwisata, tapi tahun ini kita tidak masuk. Jadi tahun ini kegiatan Arakan Sahur yang digelar murni dari anggaran APBD semua, “timpalnya.
Disentil kenapa tidak mengunakan EO, apa beda dan keuntungan kalau mengunakan EO dan tidak mengunakan EO. Rengga menjelaskan dari Tahun ke Tahun sebenarnya tidak pernah mengunakan jasa EO.
“Sistem EO itu tidak pernah ada,kita hanya mengunakan sistem per, orangan yang kita masukan sebagai anggota kepanitiaan dan kita berikan honor kegiatan buka jasa mereka sebagai EO, yang kita bayarkan mereka sebagai anggota kepanitiaan jadi anggota kepanitiaan kami itu ada berapa orang dari luar yang di rekrut.jadi sistemnya bukan EO melainkan anggota kepanitiaan, karena kalau kita pakai sistem EO itu tidak mendukung di Dokumen pelaksana anggaran (DPA) kami, itu salah. penyala gunaan namanya karena tidak sesuai Di DPA kami ,itu tidak me sport sistem EO, jadi kami tidak memakai EO disitu. Caranya kami mengakali itu, kami memakai adik-adik sistem nya panitia sama dengan seperti kami,”tandasnya.
“Kalau tidak percaya boleh cek di SK panitia kami,di SK kepanitiaan kami itu nama-nama mereka didalam SK jadi kami tidak membayar mereka jasa EO melainkan kami bayar perorangan,” Ujarnya.
Ditanya berapa honor yang di bayar per satu orangnya, rengga sebut sama dengan anggota yang lainnya senilai Rp 250 ribu per orangnya sesuai dengan standar honor kita, “jelasnya.
Ditanya apakah tidak menyalahi aturan apabila tidak menggunakan EO? Rengga menyebut kan justru itu tidak masalah ,malah yang menjadi masalah kalau kita memakai EO,”timpalnya.
Sayangnya ketika ditanya siapa panitia besar kegiatan Arakan Sahur dan ditanyakan seperti apa sistem pencairan dana APBD terkait arakan sahur tersebut,karena tidak mengunakan pihak ketiga (EO) hingga berita diterbitkan belum ada jawaban kembali.(Ben)
