Detikkasus.com | Terkait Penangkapan Shabu 1 Ton Lebih, apolri Jenderal Tito Karnavian, meminta Kepada seluruh jajarannya agar menindak tegas bandar narkotika, khususnya warga negara asing (WNA) yang menjadikan Indonesia sebagai tempat melakukan bisnis haram.
“Apabila bandar narkotika melawan, tembak mati di tempat,” kata Tito, saat menggelar jumpa pers pengungkapan 240 kilogram sabu-sabu di dalam mesin cuci, di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/2).
“Apalagi dia warga negara asing yang menargetkan Indonesia tempat penjualan narkotika. Tindak tegas, tembak mati,” ujarnya menambahkan.
Dari beberapa perkara yang terungkap, warga negara asing terlibat perkara narkoba dalam skala besar. Salah satu contohnya adalah penangkapan kapal pengangkut satu ton sabu-sabu itu di perairan Batam, Keplulauan Riau, pada Rabu (7/2). Kapal ini ditangkap saat TNI-Al sedang melaksanakan patroli.
Saat ditangkap, kapal warga Taiwan menyamar dengan memasang bendera Singapura itu mengangkut satu ton sabu-sabu. Saat ini, empat warga Taiwan (Chen Chung Nan dan empat anak buahnya) sedang diperiksa aparat yang berwenang.
Penyelundupan narkoba dalam skala besar dan melibatkan warga asing bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya juga sudah ditangkap Kapal Wanderlust berbendera Sieraleon di perairan Kepulauan Riau, pada Juli 2017.
Selain soal warga asing, Tito juga meminta kepada seluruh Kapolda, agar meningkatkan penindakan dan kegiatan razia di tempat-tempat hiburan yang diduga digunakan bertransaksi narkotika di kota-kota besar di Indonesia.
“Nanti saya minta pak Kabareskrim membuat TR (telegram rahasia) kepada seluruh jajaran melakukan operasi dan melaporkan perkembangannya,” katanya.
Ia mengatakan operasi itu sangat penting untuk menekan permintaan narkoba. “Kemudian tempat-tempat hiburan yang menyiapkan atau terlibat peredaran dalam narkoba, selain dilakukan penegakan hukum, kami juga akan minta pemerintah daerah dicabut izinnya,” katanya.
Tito menegaskan, penindakan harus dilakukan secara profesional sehingga tidak juga mematikan bisnis hiburan.
“Tanpa mengurangi privasi pengunjung tempat hiburan dan tidak mematikan tempat hiburan itu, tidak mencari-cari juga kalau tempat hiburan itu baik,” katanya.
Karena itu, ia menambahkan, aparat yang datang menyelidiki tidak menggunakan pakaian dinas. “Kegiatan penyelidikan intelejen. Deteksi tempat-tempat narkobanya,” katanya.
“Setelah itu lakukan penangkapan secara tertutup, di samping mungkin cek urine dan lainnya yang membuat pengunjung mikir kalau mereka mau menggunakan tempat hiburan sebagai tempat pesta narkotik. Ini tidak boleh kita biarkan.”
Narkotika Bisnis Besar
Tito menuturkan, narkotika merupakan bisnis besar yang peredarannya menjadi masalah bagi banyak negara di benua Amerika, Eropa, dan negara-negara lain di dunia.
“Narkotika ini bisnis besar, di Amerika jadi problem, di Eropa jadi problem. Kenapa? Kejahatan narkotika ini dianggap menguntungkan dibanding dengan risikonya,” katanya.
“Karena itu, mereka selalu mengembangkan modus operandi baru untuk mengelabui petugas. Kita lihat sebelumnya disimpan di dalam tas, di telan ke perut banyak terungkap, mereka cari lagi modus baru sekarang (di dalam – red) mesin cuci. Ini untuk mengelabui.”
Menurut Tito, aparat hukum dan stakeholder lainnya harus mengembangkan kemampuan deteksi. “Termasuk menggunakan anjing yang khusus untuk melacak narkotik,” ujarnya.
Selain mengembangkan modus, kata Tito, para bandar narkotika juga kerap mempengaruhi petugas atau aparat penegak hukum.
“Termasuk juga mereka berusaha mempengaruhi aparat penegak hukum di kepolisian, di bea cukai, atau instansi lain. Karena sekali lagi ini bisnis besar,” katanya.
“Inilah tantangan kita. Kita terus merapatkan barisan dengan semua stakeholder, pemerintah, masyarakat untuk penindakan. Kita juga mendukung upaya-upaya pencegahan untuk mengurangi demand, apa terobosan-terobosannya, sekaligus rehabilitasi bagi pecandu-pecandu narkoba.”
“Sekali lagi kami tidak akan segan-segan melakukan tindakan tegas kepada pelaku apalagi jaringan besar, apalagi dari luar negeri yang berusaha main-main di Indonesia. Kita lakukan tindakan tegas, apalagi mereka melawan,” tandasnya. (Priya).