Gunungsitoli, detikkasus. com pada pelaksanaan pembongkaran bangunan liar khususnya diwilayah kota Gunungsitoli pada di dekat lokasi pasar Yaahowu Kota Gunungsitoli pada tanggal 05/01/2018. Pemerintah kota Gunungsitoli membongkar paksa dengan alat berat ekskavator, 3 kedai hancur total dan barang-barang pemilik kedai berhamburan kejalan dan pemilik menderita kerugian, papar YN.
Lanjut, seorang perempuan pemilik kedai mengatakan kepada wartawan detikkasus.com bahwa di suasana tahun baru ini, baru tanggal 5 Januari rumah dan kedai kami dirobohkan, kami tidak dianggap.sebagai manusia, kejam sungguh kejam, paparnya dengan kesedihan.
Pemerintah Kota Gunungsitoli sudah memberikan surat peringatan tertulis kepada pemulik warung untuk dikosongkan, namun pemilik warung belum bertindak.
Kata pemilik warung, tempat ini kami tempati awalnya minta izin kepada pimpinan kantor koperasi Kabupaten Nias dan sudah bertahun-tahun kami tempati,tentang penyerahan aset pemerintah kabupaten Nias kepada pemerintah kota Gunungsitoli bukan urusan kami, kenapa kami tidak dikasihani pemerintah kota Gunungsitoli, kami juga butuh makan dan bagaimana biaya sekolah anak kami, tegasnya.
Toko Pemuda inisial AG mengatakan kepada wartawan, walikota Gunungsitoli terkait penataan kota Gunungsitoli terkesan tebang pilih.Dua kedai ditaman Yaahowu terancam gusur, saat didatangi walikota tempat tersebut namun pasar ikan atau pasar luaha tidak digusur, sepertinya mengandung kebencian atau muatan, hal seperti ini jangan terjadi, papar tokoh.
Ditambahkan, tentang tuntutan ormas Gapernas kepulauan Nias, belakangan aksi unjuk rasa di tempat usaha Raja HP dan Raja Koki , agar walikota menertibkan dugaan pelanggaran pengusaha tersebut, menggunakan trotoar untuk jualan, memasang kanopi hingga kejalan Gomo, papan merk iklannya masuk seperti kebadan jalan, pemerintah kota Gunungsitoli tutup mata, ini jelas-jelas menyalahi, tegas toko.
Lanjut, PT.DAS usaha peternak ayam di desa Olora berdampak ke masyarakat 3 desa, dan berujung demo dan telah dilaporkan kepada Pemerintah Kota Gunungsitoli, namun sudah hampir sebulan walikota Gunungsitoli, tidak pernah datang kedesa Olora meninjau pencemaran atau polusi tersebut, “saya kira ini lebih penting” kata tokoh mengakhiri. (TIM)