Indramayu l Detikkasus.com – Sejumlah beberapa santriwati di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu Jawa barat diduga jadi korban dugaan pelecehan seksual oleh pengasuhnya kejadian ini terjadi sekitar bulan desember tahun 2023 berita tersebut sudah ramai jadi perbincangan kalangan santri dan para wali santri yang dugaan dilakukan oleh pengurus pesantren Jumhari. Dan sekitar tanggal 13 Januari 2024 mendatangi rumah-rumah korban yang turut serta Zakariyah, Ali Murtado, Ibnu Ubaedillah, Ryan, Dida, Adibah dengan tujuan meminta maaf atas kejadian tersebut dan harus menandatangani pernyataan di atas materai tapi entah apa isi dalam pernyataan itu, dan ada salah satu poin bahwa diduga pelaku Jumhari mengakui kesalahannya dalam hal pelecehan seksual terhadap para korban santriwati tersebut.
Konfirmasi (3/10/2024) dengan salah satu orang tua korban berinisial SN/ HO (55th) warga desa Arjasari, blok arjasari barat rt/rw 05/02, mengatakan ” anaknya baru memberanikan diri bercerita, setelah sudah tidak menjadi santri di pondok pesantren tersebut. Peristiwa yang dialami anaknya terjadi saat masih duduk kelas 9 Mts di lingkungan pesantren tersebut.
“Kejadiannya itu waktu anak saya IH (16th) kelas 9 yang bersekolah sekaligus mondok di yayasan ASSYARIFIYYAH SUNAN GUNUNG JATI ,” kata dia usai memberikan keterangan kepada awak media
Menurut dia, informasi yang berkembang di masyarakat jumlah korbannya banyak sekitar 7 Orang santriwati. Hanya saja ia tidak menyangka anaknya turut menjadi korban dugaan pelecehan seksual oleh seorang pengasuh pondok pesantrennya.
SN menyebut, saat kejadian pelecehan seksual itu, anaknya langsung menelepon ke rumah dan tiba tiba langsung menjerit histeris tanpa sebab yang jelas. kemudian setelah pulang ke rumah barulah IY menceritakan kepada ibunya.
“Ceritanya di dalam yayasan pondok pesantren tersebut, Salah satu Oknun pengasuh berinisal (J) telah melakukan tindakan pelecehan seksual dengan meraba bagian tubuh yang sensitif kepada beberapa santriwati yang salah satunya anak saya dengan modus membangunkan, ” ungkap SN(orang tua korban)
SN menyebut anaknya ini mengaku sudah dicabuli belum oleh (J) Hanya saja ia belum bisa memastikan apakah sampai disetubuhi atau tidak.
“Saat itu saya tanya sudah diapain, (menjelaskan tindakan pencabulan) oleh pengasuh ponpes (J) tersebut. Dipeluk juga, sampai-sampai alat kelamin anak saya katanya dipegang. Tapi tidak tahu secara pastinya karena tidak di ceritakan semua, ” Sambungnya.
Dari informasi yang didapat, dugaan pelecehan atau apakah ada pencabulan ini dilakukan kisaran pada bulan desember 2023, Lokasi dan waktunya di dalam lingkungan Asrama putri ponpes Assyarifiyyah .
Mendengar informasi tersebut Tim media Detik Kasus mendatangi dan konfirmasi langsung terhadap pihak yayasan ponpes ASSYARIFIYYAH untuk meninta klarifikasi perihal informasi tersebut. Sementara itu yang baru memberikan klarifikasi pihak kepala sekolah MTS Zakariyah, S.Pd., di lingkungan ponpes tersebut, dan saat menanyakan pihak ketua yayasan dan pengurus bilangnya yang bersangkutan sedang ada di jakarta semua.
Kepala sekolah tidak menutup nutupi perihal kejadian tersebut, dan waktu itu juga telah menerima laporan dari beberapa wali santri dan mantan santriwati yang pernah mondok dan sekolah di yayasan ponpes Assyarifiyyah, Laporan itu terkait dengan adanya dugaan yang dituduhkan.
“Terkait masalah itu nanti silahkan saja tanyakan langsung sama pihak pengurus Yayasan atau pengasuh ponpes walaupun masih satu gedung kami hanya mengajar ditingkat sekolah MTS” ungkap kepsek kepada media Detik Kasus.com
Keterangan (8/10/2024) dengan satu pengurus ponpes ustad Syehu menyatakan ” terkait dengan kejadian dugaan pelecehan seksual itu untuk lengkapnya saya tidak tahu persis akan tetapi kalau mendengar adanya kejadian itu ya akui mendengar juga karena banyak pengaduan dari beberapa korban dan para wali santri yang anaknya jadi korban dugaan pelecehan seksual tersebut” terangnya.
(Kuzeemy Tree)