SAMBAS I Detikkasus.com -, Bupati Sambas, H. Satono, S.Sos.I., M.H., mengisi kuliah umum kepada mahasiswa baru Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin (IAIS) Sambas Tahun Akademik 2023/2024 yang mengusung tema Peran Mahasiswa menuju Sambas Berkemajuan di Aula IAIS Sambas Kalbar. Senin (2/10/2023).
Bupati Sambas, H. Satono, S.Sos.I., M.H., mengajak mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa serta segenap sivitas akademika pembentuk masa depan, Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Sambas khususnya untuk menjadi lebih baik, dan menjelaskan apa peran mahasiswa dalam konteks Sambas Berkemajuan.
“Kampus ini bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga tempat dimana kalian akan membentuk karakter, mengembangkan potensi, dan meraih impian. Maka jemputlah impian kalian melalui IAIS Sambas,” ucapnya diiringi riuh tepuk tangan lautan mahasiswa.
Perlu diketahui, visi pembangunan Kabupaten Sambas tahun 2021-2026 adalah Sambas Berkemajuan, terwujudnya Sambas yang beriman, berkemandirian, maju dan berkelanjutan.
“Beberapa program unggulan tersebut dikontektualisasikan dengan isu strategis kekinian yang relevan dengan kajian dunia akademik diantaranya hakikat kepindahan Ibu Kota Negara ke Nusantara atau Ibu Kota Negara (IKN), isu perbatasan negara RI, revolusi industri 4.0, society 5.0, bonus demografi dan pemajuan budaya lokal yang akan mempengaruhi perjalanan mahasiswa sekalian di dunia pendidikan,” Jelas Bupati Sambas.
Isu strategis daerah yang penting dalam sektor pendidikan adalah fakta tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kabupaten Sambas di tahun 2022 berhasil naik ke ranking ke-5 tertinggi di Kalimantan Barat di angka 67,95.
Namun bila ditelesik lebih dalam, komponen pembentuknya, yaitu harapan lama sekolah (HSL), rata-rata lama sekolah (RLS), angka harapan hidup (AHH) dan tingkat pengeluaran (ekonomi).
“Sektor pendidikan terutama pada komponen rata-rata lama sekolah masyarakat Kabupaten Sambas masih si angka 6,74 tahun, berarti masih di kelas 1 SMP, atau berada pada ranking 13 dari 14 kabupaten kota di Kalimantan Barat. Perhitungan rata-rata lama sekolah adalah dengan membandingkan lama sekolah penduduk usia 25 plus san jumlah penduduk usia 25 plus, maka mahasiswa (usia 19 sampai 24 tahun) adalah usia yang paling dekat dengan perhitungan usia rata-rata lama sekolah,” ungkap Satono.
Terakhir, Ia berpesan kepada seluruh mahasiswa yang hadir pada Stadium General untuk benar-benar menjadi agen perubahan di masyarakat dan harus belajar berdiplomasi yang baik.
“Menyambut bonus demografi yang akan datang, mahasiswa harus benar-benar berperan menjadi agen perubahan, harus siap memetakan peradaban dan harus pandai berdiplomasi,” pungkasnya.
(Hadysa Prana)
Sumber : Humas Kab. Sambas