Labuhanbatu – Sumut I Detikkasus.com -,
Terbidik layar camera handphon awak media ada “Alumni 1987 SMA Negeri 1 Rantauprapat berbagi tak’jil, sekitar 1600 kotak dibulan suci Ramadhan 1444.Hijriah-2023.Masehi”. Pemberian tak’jil diberbagai tempat termaksud di Panti Asuhan Siti Khadijah yang berada di Jl. Air Bersih.
Kemudian di Tahfidz Fahrul huffadz di Jl. Ika Bina No.48., setelah itu tak’jil kembali dibagikan didepan lokasi Bank Mandiri, sangat dekat dengan simpang RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kecamatan, Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara, Kamis (30/3/2023).
Semoga kebaikan yang dapat dilakukan alumni 1987 SMA N 1 Rantauprapat ini nantinya Allah berikan fadhilah buat mereka, “Dilokasi pembagian tak’jil terlihat ada Ir. David Siregar., MAP,. Hj. Rosdiana Dalimunthe., Hj. Rosreflita., H. Abdurahman Rambe., H. Amar Nasbi Lolotan., Drs. Zufrie Nasution,.
Bapak dan ibu alumni 1987 terlihat ceria saat membagikan tak’jil di panti asuhan dan pengemudi kenderaan yang sedang melintas pun berkata, sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga,” (HR Tirmidzi).
Setelah itu ada lagi sabda Rasulullah SAW dalam artian, “Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana api dapat dipadamkan dengan air, begitu pula shalat seseorang selepas tengah malam”, (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973). Semoga kedua sabda Rasulullah SAW tersebut dapat jadi nyata untuk alumni sebut sumber.
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah bahkan bulan ramadhan ini termaksud yang ditunggu oleh semua umat Islam, karena dalam bulan yang istimewa ini banyak kebaikan yang bisa dilakukan dan sangat berlipat ganda pahalanya, beruntunglah mereka bagi yang mau melaksanakan kebaikan itu.
Dikutip dari sabda Rasulullah SAW ternyata ada 5 manfaat tak’jil untuk berbuka puasa dan diantaranya adalah:
1). Akan selalu berada dalam kebaikan.
Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda,
Artinya:
“Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka”. (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim).
2). Menjadi pembeda antara umat muslim dengan pemeluk agama lainnya.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam penah bersabda, yang artinya:
“Agama Islam akan selalu menang selama para pemeluknya mempercepat berbuka (puasa) karena orang Yahudi dan Nasrani selalu mengakhirkannya.”
3). Allah SWT akan mengabulkan do’a-do’anya.
Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda, yang artinya:
“Sesungguhnya orang yang berpuasa tatkala berbuka doanya tidak akan ditolak.” (HR Ibnu Majah)
Kemudian dalam hadist yang telah diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam juga pernah bersabda, yang artinya:
“Tiga golongan yang doanya tidak akan ditolak ialah doa pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika berbuka, dan doa orang yang teraniaya”.
4). Akan menyegarkan badan,
Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda, yang artinya:
“Rasa dahaga telah hilang, urat kerongkongan telah basah, dan pahala ditetapkan, insya Allah.” (HR. Abu Dawud).
5). Menjadi golongan orang-orang yang dicintai Allah.
Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda.
Artinya:
“Barangsiapa yang memberi buka orang puasa, maka baginya pahala semisalnya tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun.”
Bisa memberikan makanan berbuka bagi mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa meskipun hanya sebutir kurma atau dengan seteguk air, dimana Allah telah mensyariatkan hambanya untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
Hal tersebut seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 267 :
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik”.
Itulah isi 5 manfaat tak’jil khususnya bagi mereka yang bisa melaksanakannya, dan semoga kita semua kaum muslimin termasuk dalam golongan, hamba-Nya yang tetap beriman aamiin ya rabbal alamiin, sebut hamba Allah yang tidak ingin nama ditulis saat menerima tak’jil. (J. Sianipar)