Oleh: Evita Alufir R
Mhs Unisma
Sumenep l Detikkasus.com – Di era pandemic banyak sekali kebijakan yang mengharuskan para pelajar untuk belajar dirumah saja. Dari kota bahkan sampai ke pelosok desa pun diharuskna untuk pembelajaran di sekolah dilakukan di rumah saja. Kebijakan ini memaksa para guru dan siswa khususnya, untuk belajar online dengan media Hanphone atau computer. Akan tetapi menjadi suatu problematika yang cukup besar ketika kebijakan ini di lakukan untuk sekolah sekolah yang berada jauh dari kota, karena ketika kebijakan tersebut diberlakukan untuk sekolah sekolah yang ada di pelosok maka pembelajaran tidak akan berjalan karena jangkauan jaringan internet tidak sampai ke pelosok desa tersebut. Contohnya pada sebuah desa yang terpentil yaitu Desa Kolor di kota Sumenep kabupaten Sumenep yang merupakan desa yang sangat jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Masyarakatnya yang 60 % masih buta teknologi, dan para guru khususnya yang usianya sudah banyak yang tua dan mereka juga rata rata tidak terlalu fasih dalam penggunaan teknolgi. Dikarenakan hal ini, maka sekolah membuat kebijakan untuk melakukan pembelajaran Luring dengan persetujuan para guru dan wali murid. Di daerah ini ada beberapa sekolah yang melakukan kebijakan untuk melakukan pembelajaran Luring yaitu SDN Kolor, karena permintaan wali murid. Pembelajran Luring ini sangat menjadi solusi untuk peserta didik yang tinggal di pelosok desa. Yang mana pembelajaran ini dilakukan dengan guru mendatangi titik yang sudah di tentukan sekolah untuk di jadikan tempat pembelajarn. Dari kelas 1 hingga kelas 6 di bagi menjadi menjadi 3 titik dalam setiap kelas. Yang mana untuk tetap mematuhi protocol kesehatan dengan meminimalisir peserta didik dalam satu titik. Pembelajaran dilakukan dalam satu minggu 3 kali. Pada setiap harinya di isi dengan tema yang berbeda. Antusias peserta didik juga sangat membantu kami untuk menjadikan pembelajaran Luring ini sebagai sebuah solusi pada dunia pendidikan di era pandemic seperti saat ini. Dan harapan para wali murid khususnya di Desa Kolor mereka sangat berharap semoga pandemic ini segera berakhir supaya anak anaknya bisa kembali bersekolah kembali. Mengingat budaya di desa Kolor banya sekali terjadi pernikahan din dikarenakan edukasi di wilayah tersebut yang masih sangat rendah. Sehingga menyebabkan masyarakat disana, anak anak remaja khususnya yang masih berumur belasan tahun sudah di niahkan atas dasar perjodohan antar orang tau.