Detikkasus.com l Malang – Pada standar auditing, auditor memang harus untuk melakukan perencanaan dalam menjalankan tugasnya secara memadai dan memerlukan asisten supervisi sebagaimana yang telah berlaku umum. Untuk melakukan penugasan audit, maka seorang auditor harus merencanakannya dengan sebaik mungkin untuk mendapat bukti yang akurat dan untuk efisiensi biaya audit.
Dalam perencanaan audit, dalam hal ini meliputi pengembangan strategi secara menyeluruh tentang lingkup audit dan pelaksanaan yang ingin dicapai. Sebagai seorang auditor dalam perencanaan audit harus dengan sikap profesional dan independen dalam hal kekeliruan dan ketidakberesan, suatu tindakan yang dapat melawan hukum. Pada pembuatan perencanaan audit, sebagai pihak supervisi diharuskan untuk lebih meningkatkan kinerjanya jika terdapat banyak anggota tim audit belum memiliki pengalaman yang lebih.
Untuk merencanakan penugasan audit ada beberapa alasan mengapa auditor harus melakukan perencanaan dengan tepat yaitu : untuk membantu menjaga agar biaya audit tetap wajar, untuk memberikan kemungkinan pada auditor bagaimana mendapatkan bukti yang kuat dan tepat yang mana mencakup dalam situasi yang sedang dihadapi, untuk mencegah kesalahpahaman antara auditor dengan klien.
Untuk melaksanakan perencanaan audit, para auditor diharuskan untuk mempertimbangkan sifat, lingkup dan penugasan yang dilaksanakan seperti membuat program audit secara tertulis pada setiap audit. Pada program audit, memang harus memerlukan dengan penuh keyakinan auditor dalam mencapai tujuan audit. Sehingga bentuk-bentuk program audit memiliki banyak variasi tergantung pada keadaannya. Berlangsungnya audit pasti memiliki perubahan kondisi yang mana hal ini dapat mempengaruhi prosedur audit yang sebelumnya telah direncanakan.
Pada pelaksanaannya, auditor memang harus mempertimbangkan antara keahlian khusus ini sangat diperlukan contohnya seperti memahami pengendalian internal suatu perusahaan, mempertimbangkan bagaimana dampak pengelolaan komputer pada sistem audit, serta untuk merancang dan implementasi prosedur audit. Misalkan keahlian khusus ini diperlukan, maka stf kantor akuntan dan ahli dari luar yang berperan. Misal penggunaan jasa tenaga ahli telah direncanakan, maka pihak auditor harus memiliki pengalam dan pengetahuan yang kompeten serta memadai yang dapat bersangkutan langsung dengan komputer sebagai media komunikasi bagaimana tujuan pekerjaan ahli yang lain, melakukan evaluasi tentang hasil prosedur audit yang sudah diterapkan berdasar sifat, lingkup prosedur audit yang direncanakan.
Pelaksanaan perencanaan audit dan pendekatannya oleh auditor biasanya dilakukan dengan cara : menerima klien dan memulai untuk melakukan perencanaan audit awal; memahami tentang bagaimana bisnis klien berjalan; dapat menilai risiko yang terjadi dalam bisnis klien; melakukan prosedur analisis pendahuluan; dapat menilai risiko audit yang diterima, menetapkan tingkat materialitas; dapat memahami pengendalian internal serta resikonya, mengumpulkan bukti informasi guna menilai risiko kecurangan yang sedang terjadi, selanjutnya dapat mengembangkan bagaimana perencanaan audit yang harus dilakukan dan bagaimana program audit secara menyeluruh.
Jika suatu perencanaan audit dapat berjalan dengan baik maka hal ini akan mengakibatkan audit yang efektif dan efisien. Sebaliknya jika terjadi kegagalan dana perencanaan pelaksanaan audit maka hal ini juga akan mengakibatkan penerbitan laporan audit menjadi keliru atau dengan kata lain tidak efektif dan tidak efisien. Pelaksanaan audit dimulai dari dengan menunjukkan di awal maupun penunjukan kembali auditor oleh klien. Selanjutnya auditor dapat menjalankan aktivitasnya yang nantinya akan melakukan pengembangan strategi audit secara menyeluruh.
Dinda Arya Dwiyanti
Universitas Muhammadiyah Malang