Detikkasus.com | Labuhanbatu – Sumut – Selasa (12/01/2021) Terkait, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara yang sempat viral. Sekira Pukul 09:36 Wib. Awak media menelusuri informasi yang dapat dipercaya, bahwa. “Diruangan bersalin tidak ada Perawat yang ada ternyata Bidan.”
adanya kesilapan yang tidak sengaja dalam penulisan yang benar adalah oknum Bidan .” Diedisi 04/01/2021, sekira Pukul 01:45 Wib. Bidan sempat telantarkan pasien diruangan bersalin, bidan yang piket berkata suamiku POLISI.
Seiring waktu berjalan kemudian dua orang Security datang, satu security berkata anda kemari untuk mencari kesalahan ia, sedangkan security yang satu lagi bertanya siapa nama lengkap dan mengambil poto awak media.
Salah seorang bidan berkata “Anda siapa, anda merekam atau mengambil Poto ia, anda tidak berhak mengambil poto atau merekam dalam ruangan ini, ada aturanya, lihat didinding tembok itu. Anda yang pernah memberitakan saya waktu itu ia, anda saya cariin waktu itu, kalau saya ketemu waktu itu saya perkarakan, suamiku POLISI. Saya gak mau memberikan layanan informasi, sebab. Saya sekarang ini merasa terganggu.”
“Awak media membenarkan adanya mengambil Poto dan rekaman sebagai Dokumentasi, karena. Sebelumnya awak media sudah memperkenalkan diri dan maksud tujuan untuk konfirmasi, terkait pungsi pelayanan bidan pada jam piket kepada pasien yang sedang merintih menahan rasa sakit. Awak media memperkenalkan diri kepada bidan yang memakai baju biru, tapi. Bidan yang memakai baju warna merah malah emosi.”
Sekira Pukul 01:45 Wib, awak media melihat pasien atas nama Ernawati dari Desa Perk Sennah, dalam kondisi merintih-rintih akibat menahan rasa sakit, didalam ruang bersalin Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantauprapat, tanpa seorang pun bidan yang menemani pasien. Suami pasien mengutarakan
Sedih kali bang situasi pelayanan pasien diruangan bersalin ini. “Ketika dibanguni bidannya, bukannya memberikan solusi yang mudah diterima akal sehat, dan atau memberi obat seharusnya.”
“ia hanya berdiri dari kejauhan dan berkata, biasa nya itu, namanya mau melahirkan ia sakitla, mana ada yang enak jika mau melahirkan, gak berapa lama ia pergi menuju ruangan kamar, kemungkinan langsung tiduran hingga tertelap, padahal istriku sudah hitungan jam selalu merintih menahan sakit.” ujar suami pasien
Awak media melihat kondisi pasien meringis karena menahan rasa sakit yang tak hentinya, kemudian luar ruangan istirahat bidan, awak mencoba untuk membangunkannya dengan cara memanggil Buk buk buk, ia siapa, ujar bidan dari dalam ruangan, sembari keliatan bidan yang berbaju biru keluar. Setelah posisi berhadapan, awak media memperkenalkan diri sekaligus keinginan konfirmasi mengenai pelayanan bidan terhadap pasien.
Tak lama kemudian bidan berbaju merah keluar dari ruang istirahatnya, katanya. Anda siapa, anda merekam atau mengambil Poto ia, anda tidak berhak mengambil poto atau merekam dalam ruangan ini, ada aturanya, lihat didinding tembok itu. Anda yang pernah memberitakan saya waktu itu ia, anda saya cariin waktu itu, kalau saya ketemu waktu itu saya perkarakan, suamiku POLISI. Saya gak mau memberikan layanan informasi, sebab. Saya sekarang ini merasa terganggu.
Seiring waktu berjalan kemudian dua orang Security datang, satu security berkata anda kemari untuk mencari kesalahan ia, sedangkan security yang satu lagi bertanya siapa nama lengkap dan mengambil poto awak media. Setelah kedua orang Security mengambil poto, kemudian kedua Security pergi dari ruangan bersalin, sang bidan pun masuk kembali kedalam ruang istirahatnya.
Sekira 20 menit datang DAVID SIREGAR Fraksi Golkar, Anggota DPRD Labuhanbatu melihat kondisi pasien yang tiada hentinya merintih menahan rasa sakit. David Siregar tak tahan melihat situasi pasien kesakitan, iapun bergegas menuju tempat istirahat sang bidan. Dari depan ruang istirahat sang bidan David Siregar memanggil. Setelah kedua bidan keluar dari ruangan terjalinlah komunikasi, sejak dari situ barulah terlihat reaksi kedua bidan sebagai pelayan masyarakat.
Ditempat terpisah Yunus Laia menyayangkan sikap kedua bidan, yang terbilang tidak kooperatif dalam menjalankan pungsinya sebagai pelayan masyarakat. Sebagai bidan seharusnya dapat meningkatkan hubungan dengan pasien, sehingga terjadi hubungan timbal balik yang sangat baik antara sipasien dan bidan. Apakah mungkin kedua oknum bidan itu sengaja dilindungi Dr. Syafril Dirut RSUD.
“Sangat terbilang miris situasi pelayanan kedua perawat diruang bersalin RSUD Rantauprapat, masak harus menunggu datang anggota DPRD baru mereka lakukan pelayanan prima terhadap pasien. Lalu, bagaimana ia nasip pasien bersalin yang tidak punya keluarga anggota DPRD.” Aduuh, bisa jadi nantinya semakin pesat anggka kematian, hanya karena ulah dari ketidak kooperatifnya sang bidan.” Ujar Yunus ( J. Sianipar )