Detikkasus.com l Bangka Belitung – Masyarakat nelayan pesisir Sungailiat, mengadakan demo terhadap PT. Pulomas, Rabu (14/10/2020) sekira pukul 09.00 WIB. Demo dilakukan, karena aktivitas PT. Pulomas, membuat dangkal alur masuk dan keluar kapal nelayan.
Demo masyarakat nelayan di depan alur muara, menggunakan beberapa perahu, dengan mendatangi kapal yang diduga melakukan penambangan pasir. Demo damai ini, dikawal ketat oleh aparat keamanan TNI, Polri dan Satpol PP Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ketua Gugus Covid 19 Kabupaten Bangka Ujang Supriyanto menghimbau, agar para pendemo tidak melakukan demo mendatangi kapal milik PT. Pulomas. Ujang menyampaikan, orasi disampaikan cukup di dermaga nelayan saja.”Tidak usah mendatangi kapal dengan pertimbangan kondisi Covid-19,” ucapnya.
Kapolsek Sungailiat Iptu Alvino Cahyadi menyampaikan, hal yang sama.”Untuk mengindari hal-hal yang tidak diinginkan, para perwakilan nelayan, cukup menyampaikan, aspirasinya di dermaga nelayan saja,” tukasnya.
Namun sayang, himbauan itu, tidak digubris. Para nelayan, tetap saja aksi tersebut diadakan dengan mendatangi kapal.
Salah satu koordinator aksi Andre yang juga Sekretaris LSM Peduli Masyarakat Pesisir Sungailiat, dalam orasinya menyampaikan, PT. Pulomas diduga telah membohongi dan membodohi para nelayan pesisir Sungailiat. Sudah 10 tahun dilakukan pengerukan alur muara Sungailat.”Faktanya sampai hari ini, alur keluar masuk kapal nelayan, masih dangkal yang menyebabkan, kapal nelayan kandas, saat air laut surut,” ujarnya.
“Pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT. Pulomas selama 10 tahun ini, hanya melakukan pekerjaan yang sia sia.Terbukti alur muara masih saja dangkal,” ujarnya lagi.
Salah seorang nelayan pesisir Sungailiat Ambon,dalam orasinya menyampaikan harapannya agar Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) turun ke Bangka Belitung, atau mengirimkan utusan dari pemerintah pusat, untuk melihat dan mendengar, bahkan melihat secara langsung permasalahan terkait alur muara Sungailiat yang sudah berlangsung selama 10 tahun sampai hari ini, belum selesai.
Saat ditanya apakah permasalah alur muara itu sebelumnya sudah di sampaikan kepada pemerintah daerah, baik Mabupaten Bangka maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bangka Belitung?. Ambon menjawab, kami sebelumnya sudah pernah demo di kantor Gubernur Bangka Belitung, terkait hal yang sama, namun tidak ada respon yang signifikan dari Pemrov Bangka Belitung.”Kami menduga para pimpinan daerah tidak pro rakyat, cenderung lebih memihak kepada para pengusaha,” ujar Ambon.
Ambon menegaskan, kepada PT. Pulomas, untuk menghentikan aktivitas penambangan di laut dan fokus untuk melakukan pengerukan alur, karena sekarang ini, pekerjaan sudah tidak sesuai lagi dengan perjanjian awal dengan masyarakat.”PT. Pulomas melakukan, pengerukan pasir muara untuk kepentingan akses keluar masuk kapal nelayan, bukan penambang pasir,” tegasnya.
Lanjut Ambon, kalau aspirasi nelayan ini, tetap tidak didengarkan oleh pihak PT. Pulomas dan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Bangka Belitung.”Kami nelayan pesisir Sungailiat, akan menyurati Bapak Presiden RI dan DPR RI untuk mengadukan permasalahan ini,” imbuh Ambon. (Andi Perancis)