Detikkasus.com | Bangka Selatan – Ambruknya jembatan penghubung antar desa yang berada di Desa Delas, Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, Rabu (15/4/2020) sekira pukul 04.00 WIB.
Berdasarkan informasi data yang diperoleh Detik Kasus di lapangan, jembatan tersebut ambruk, akibat derasnya curah hujan dua hari berturut-turut yang melanda Desa Delas, sehingga debit air meningkat.
Menyikapi hal itu Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas) Laskar Merah Putih Indonesia (LMPI) Daerah Bangka Belitung R. Yadi Umar, angkat bicara. Menurutnya jembatan Desa Delas, ambruk disebabkan karena kesalahan awal perencanaan pembangunan jembatan yang salah total. Diduga tidak menggunakan paku bumi, sebagai tiang tengah untuk menopang jembatan.”Insinyur yang merancang jembatan itu goblok,” tegasnya, Sabtu (18/4/2020) pukul 09.00 di Markas Daerah (Mada) Bangka Belitung.
“Karena insinyur itu, tidak memikirkan kekuatan jembatan untuk jangka panjang. Saya menduga tiang tengah jembatan tidak dipasang paku bumi. Sehingga tiang bergantung di atas tanah. Akibatnya tiang jembatan digerus air yang melintas. Sehingga jembatan itu patah,” terang R.Yadi Umar.
R.Yadi Umar memberikan suatu perumpamaan, seperti dokter menulis resep obat yang berkualitas dan mahal harganya. Namun setelah resep ditebus, ternyata obat yang diterima adalah obat generik.”Seperti itulah kejadian ambruknya jembatan Desa Delas,” katanya.
Menurut R.Yadi Umar, proyek jembatan yang dianggarkan dananya milyaran rupiah. Dibangun dengan cara seefisien mungkin dan akhirnya, dana negara dari hasil pajak yang dibayarkan masyarakat dan sumber lainnya, untuk kepentingan masyarakat, yang tadinya bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat itu sendiri.”Namun berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada,” jelas R. Yadi Umar.
R.Yadi Umar, berpesan kepada seluruh pengurus Markas Cabang (Macab) LMPI Kabupaten/Kota se Provinsi Bangka Belitung, untuk lebih peduli dan melakukan pengawasan terhadap pembangunan di daerah, untuk dapat memaksimalkan fungsi tugasnya, sebagai sosial kontrol di masyarakat. (M. Setiawan)