Detikkasus.com, Kendari-Sultra
Langkah proaktif dilakukan PT Pertamina (Persero) guna mengurai antrian kendaraan bermotor yang belakangan terjadi dan menjadi pemandangan dibeberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Sulawesi. Hal itu disampaikan Unit Manager Communication dan CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII, Hatim Ilwan. Senin, (18/11) Disela-sela acara Musyawarah Cabang IX DPC IV Hiswana Migas di Sulawesi Tenggara (Sultra) berlangsung disalah satu hotel ternama di Kendari.
Menurut Hatim, Pertamina MOR VII Branch Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulseltra), misalnya telah menyalurkan rata-rata 1,5 juta liter Solar per hari ke 259 SPBU di wilayah tersebut. Namun semenjak kemarin (Sabtu, 16/11) Pertamina sudah menambah penyaluran Solar sebanyak 17,3 persen di wilayah Sulseltra, menjadi sebanyak 1,8 juta liter per harinya.
Tidak hanya itu, Pertamina pun menyiagakan serta menambah ritase armada pengangkut bbm ke SPBU-SPBU diwilayah tersebut. “Agar kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dimasing-masing SPBU yang disebabkan adanya peningkatan konsumsi masyarakat bisa dengan cepat juga dipenuhi,” jelas Hatim.
Stok BBM jenis Solar di 2019, kata Hatim pihaknya memastikan, sampai saat ini masih tersedia. Sampai dengan Bulan Oktober 2019, realisasi Solar subsidi untuk Sulseltra mencapai 548 juta liter. “Masyarakat diharapkan tenang dan tidak usah khawatir. Mengisilah secara bijaksana dan sesuai kebutuhan,” ujar Hatim.
Masih kata Hatim, menurutnya pihaknya tak memungkiri masih adanya konsumsi solar oleh pihak-pihak yang tidak sesuai Perpres 191 tahun 2014 yang sulit dicegah seperti diinformasikan masyatakat. “Dalam Perpres disebutkan kendaraan untuk pengangkutan hasil kegiatan perkebunan dan pertambangan dengan jumlah roda lebih dari enam buah tidak diperbolehkan menggunakan Solar subsidi,” ujarnya.
Oleh karenanya, menurut Hatim, pihaknya menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mengkonsumsi solar sesuai peruntukan. “Dukungan dari pemda, aparat keamanan dan masyarakat luas pun diharapkan guna sama-sama mengawasi agar solar dikonsumsi oleh pihak sesuai peruntukan,” ujar Hatim.
Sementara itu kata Hatim, khusus pendistribusian BBM diwilayah kota Kendari memang sempat sedikit ada kendala yakni cuaca laut sehingga pengiriman BBM ke Kendari sedikit terhambat karena pengiriman lewat kapal laut. “Ujung-ujungnya berdampak pada pendistribusian ke SPBU yang kemudian menimbulkan sempat terjadi kekosongan,” paparnya.
Ia berharap masyarakat juga mulai beralih ke BBM berkualitas pengganti solar seperti Dexlite maupun Pertamina Dex yang sudah tersedia di SPBU Pertamina. “Sehingga tidak mengambil alokasi kuota konsumen yang memang berhak atas solar subsidi,” tutup Hatim. (Edi Fiat)