Detikkasus.com | ANAK merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan perkembangan dari sejak bayi sampai remaja. Masa kanak-kanak atau masa sekolah yang berlangsung dari sejak umur 7 tahun sampai 12 tahun merupakan periode kritis dalam membangun kepekaan dukungan sosial dan kepercayaan diri yang akan dibawa anak tersebut hingga mereka dewasa.
Dukungan sosial adalah suatu keadaan bagi anak yang diperoleh dari orang lain. Dengan dukungan sosial ini akan menciptakan kenyamanan baik secara fisik atau psikologis yang diberikan oleh orang terdekat dengan anak bisa berupa kestabilan emosional, infomasional, atau pendampingan untuk menghadapi setiap permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk dukungan ini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri yang tinggi dan optimal.
Dukungan sosial memungkinkan perubahan perkembangan pada anak yang awalnya perkembangan perasaan, pikiran, harapan, dan pandangan anak terhadap kemampuan yang dimilikinya negatif menjadi positif. Sehingga seorang anak yang percaya terhadap dirinya sendiri bahwa dirinya mampu maka anak tersebut akan memotivasi dirinya sendiri untuk merasa berani untuk maju, memandang semua hal secara positif dan objektif, dan lebih mandiri. Bahkan menrut Santrock (2002) yang menyatakan bahwa anak yang diberikan dukungan, motivasi, dan sejumlah faktor psikologis akan mempengaruhi kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan tekanan akademis dan tekanan sosial yaitu prestasi.
Perkembangan kepercayaan diri pada anak dengan adanya dukungan sosial yang tinggi juga akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, hal tersebut dapat terjadi karena anak yang memiliki dukungan sosial yang tinggi akan lebih merasa bahwa dirinya tidak sendiri, dirinya akan merasa memiliki orang-orang disekitarnya yang mesih memperhatikannya, dan membantunya. Sehingga dalam benak anak tersebut akan muncul keyakinan bahwa dirinya dihargai oleh orang-orang disekitarnya hal ini yang menciptakan timbulnya rasa percaya diri.
Dukungan sosial ini tercipta karena adanya dukungan dari orang-orang terdekat seperti dari orang tua, teman, dan guru. Dukungan sosial juga tercita dari dukungan instrumental terhadap psikologi anak. Dukungan yang diberikan kepada anak bisa berupa dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan penghargaan seperti memberikan hadiah jika anak tersebut bisa menyelesaikan masalah atau berprestasi.
Hal tersebut merupakan stimulus untuk menciptakan percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki anak, membuat anak lebih mandiri, tidak mudah menyerah, lebih berpikir positif dan objekif, dan menciptakan keberanian terhadap anak tersebut. Dari beberapa dukungan sosial tersebut dukungan dari orang tua merupakan dukungan faktor terpenting yang mempengaruhi terbentuknya kepercayaan terhadap anak. Orang tua yang memberikan dukungan tinggi akan membuat anak mempunyai kepercayaan diri tinggi juga, dukungan tinggi yang diberi oleh orang tua akan membuat anak semakin percaya dan berani berinteraksi dengan orang lain. Melalui interksi dengan orang lain, anak tersebut akan mengevaluasi dan memperkuat keyakinan pada dirinya dengan cara menerima masukan dari orang lain.
Dukungan ini bisa terjadi karena orang tua merupakan faktor dasar terhadap hubungan sosial bagi anak yang dapat memberikan kasih sayang, kenyamanan, perhatian, perlindungan, dan pendidikan. Menurut Santorck (2002) menjelaskan bahwa orang tua berperan sebagai tokoh penting dengan siapa anak menjalin hubungan dan merupakan suatu sistem dukungan ketika anak menjajaki dunia sosial yang luas. Orang tua yang mendorong anak untuk percaya terhadap dirinya sendiri dan mendorong anak untuk lebih mandiri, menerima dan mentoleransi jika anak melakukan kesalahan akan membuat anak berpikir dan belajar untuk menerima dirinya sendiri dan mengakui kesalahannya sendiri untuk mengembangan kepercayaan diri. Namun sebaliknya, jika orang tua terlalu kritis atau menuntut pada anak, atau jika mereka terlalu protektif pada apa yang ingin dilakukan anak, dan mencegah anak untuk lebih mandiri, anak akan berpikir bahwa dirinya tidak mampu dan bahkan anak tersebut tidak akan percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya sendiri.
Dukungan dari guru juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri pada anak, guru yang memberikan dukungan tinggi paa anak akan membuat kepercayaan anak menjadi tinggi juga seperti halnya dukungan dari orang tua. Guru perlu mendukung dalam mengembangkan kemampuan anak dengan cara memberikan kesempatan pada anak untuk mengajukan pertanyaan yang belum mengerti saat dijelaskan oleh guru atau dengan memberikan kesempatan pada anak untuk menjawab pertanyaan yang diberikan atau bisa juga dengan menciptakan diskusi kelompok. Dukungan dari guru dengan cara memberikan kesempatan anak untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya di depan kelas atau di ruang belajar akan merangsang pikiran anak untuk lebih berani, yakin, dan percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya.
Dukungan dari teman juga berpengaruh besar terhadap kepercayaan diri anak karena anak yang mempunyai teman dan diterima oleh teman sebayanya akan berpikir bahwa dirinya memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang baik dai interaksi yang dilakukannya seperti dalam kelompok belajar atau dengan pendapat yang dikemukakan oleh masing-masing. Anak yang mempunyai sahabat baik juga akan membuat anak tersebut berpikir bahwa dirinya sudah diterima oleh orang lain dengan kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya, yang membuat anak tersebut merasa berharga. Anak juga akan memperoleh kepuasan yang sangat besar dari perilaku mandirinya dalam berinteraksi dengan lingkungan atau teman sebayanya. Hal tersebut akan membuat anak untuk menghargai pendapat teman sebayanya dan percaya dengan pendapat yang dikemukakannya juga akan diterima oleh teman sebayanya akan meningkatkan kepercayaan diri anak.
Dukungan sosial yang dilakukan baik dukungan dari orang tua, dukungan dari guru, dan dukungan dari teman memiliki tujuan untuk menciptakan rasa pecaya diri pada anak dan menciptakan rasa mampu pada anak untuk melakukan sesuatu. Sebaliknya jika anak dituntut dan dihukum atas upaya-upaya yang anak tersebut lakukan, dirinya akan merasa gagal dalam memenuhi tuntutan yang diberikan kepadanya dan dalam diri tersebut akan tumbuh rasa rendah diri terhadap kemampuan-kemampuan yang dimilikinya. Anak yang memiliki kepercayaan diri rendah juga tidak akan merasa percaya terhadap dirinya sendiri, mereka akan cenderung untuk bergantung secara berlebihan kepada orang lain baik bergantung dari segi dukungan atau pendapat.
Selain dukungan dari orang-orang terdekat, dukungan instrumental juga dapat meninkatkan kepercayaan diri pada anak. Dukungan instrumental ini memiliki implikasi psikologis pada setiap individu bisa berupa penghargaan atau bisa juga dengan dukungan emosional yang diberikan kepada anak. Dukungan penghargaan ini bisa berupa penilaian secara positif atau dengan pujian-pujian yang baik, sedangkan dukungan emosional yang diberikan pada anak bisa dengan cara melakukan komunikasi baik yang dilakukan dengan penuh perhatian agar anak merasa berhargadan dihargai orang lain juga dapat meningkatkan kepercayaan diri pada anak.