Pesona Budaya Lokal.

Selasa, 18 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penukis : Ahmad Ulil Abshor, Universitas Muhamadiyah Malang, Jrusan Civic hukum.

Detikkasus.com | Indonesia adalah negara Kesatuan yang memiliki ragam suku, ras, dan budaya. Dari SABANG sampai MERAUKE setiap daerah memiliki perbedaan tersendiri seperti perbedaan Bahasa atau budaya . Salah satunya adalah tari REOG Ponorogo yang berasal dari Ponorogo Jawa Timur. Asal usul tari REOG Ponorogo ini ada beberapa versi , di sini saya mencoba meringkas versi resmi alur cerita REOG Ponorogo adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar Putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan menuju ke Kediri ia di hadang oleh Raja Singobarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa , sedangkan dari pihak kerajaan Ponorogo Raja kelono dan wakilnya Bujanganom, dan di kawal oleh warok ( pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya ), dan warok ini memiliki ilmu hitam yang sangat mematikan . Seluruh tarian Reog ini merupakan rangkaian perang antara kerajaan Kediri dan kerajaan Ponorogo. Dan mengadu ilmu hitam antara keduannya, dan para penari dalam keadaan kerasukan ( tidak sadar ) saat memnetaskan tarian tersebut. Hingga kini masyarakat Ponorog hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai pewaris budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanaya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga hingga saat ini. Upacaranya pun sebelum tari Reog di mulai mengunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. Mereka menganut keturunan dan hukum adat yang masih berlaku hingga saat ini. Pada zaman dahulu tari Reog ini menjadi tontonan masyarakat yang sangat menyenangkan dan menarik.
Namun di era millennial ini di mana social media lebih canggih mengalahkan semua pembahasan ataupun pemikiran seorang, perlahan demi perlahan penerus bangsa ini mulai melupakan atau tidak mempelajari budaya local sendiri lebih memilih tarian luar negri yan exsotic ataupun vulgar yang memiliki semangat tanpa batas seperti EXO dari jepang yang sekarang di idolakan para remaja saat ini terutama perempuan. Namun dalam hal ini pemerintahan tidak tinggal diam dalam mengatasi permasalahn ini dengan mebuat solusi yaitu membuat exstra kurikuler seni tari Reog di setiap sekolah dari jenjang paling rendah (SD) hingga jenjang paling tinggi (perguruan tinggi ). Tidak hanya itu pemerintahan selalu mengagendakan kegiatan rutin tahunan setiap tanggala 1 SYURO / 1 MUHARRAM yaitu kegiatan pentas seni FESTIVAL REOG NASIONAL (FRN) yang di adakan di panggung utama alon-alon Ponorogo yang di ikuti oleh seluruh grub Reog di Indonesia. Di lihat pertahun dalam peserta lomba kian meningkat selalu bertambah mungkin karena dengan cara ini bisa memperkenalkan luas tari khas Ponorogo ini dan yang di takutkan oleh seniman tari Reog ini bisa di akui oleh negara lain seperti Malaysia yang mengaku tari Reog ini milik Malaysia padahal mereka tidak memiliki pakem-pakem dalam tari Reog ini. Oleh karena itu pemerintah berusaha terus menyebar luaskan menanamkan budaya local pada penerus bangsa ini agar budaya local tidak tergerus zaman.
Dapat di Tarik kesimpulan bahwa negara INDONESIA memiliki budaya yang sangat beragam dan bervariasi maka dari itu kita sebagai penerus bangsa harus bisa memiliki rasa toleransi dalam perbedaan . bukan hanya dalam segi budaya namun juga dalam berbagai hal seperti perbedaaan Bahasa , suku , dan kepercayaan. Dan yang terpenting kita sebagai penerus bangsa harus bisa memegang teguh erat budaya kita agar tidak di akui negara lain seperti nya kita mendidik atau mengajarkan anak sejak dini dalam kebudayaan agar tidak terkontaminasi budaya asin yang dapat merusak moral dan tingkah laku anak sebagai penerus bangsa.

Baca Juga:  “Pemeriksaan Siklus Investasi”

Berita Terkait

Nurul Alfida Fakultas Hukum UBB Angkat Bicara Soal Pengamen Di Jalanan
“Mengapa Pernikahan Dini Masih Marak?” Sebuah Pertinjauan terhadap Remaja dan Masyarakat Indonesia
Kepengurusan DPK Maliku, Sektor Desa Talio & Sektor Desa Dandang Resmi di Kukuhkan DPD Fordayak Pulang Pisau
SAPA “Fauzan Adami”, Menyampaikan Keprihatinannya Terhadap Fenomena Keterlibatan Oknum PNS.
Dugaan Sistem Management Rumah Sakit Umum PT Cut Mutia Medica Nusantara Regional 1 Langsa.
Hasil Pekerjaan Proyek Pengaspalan Peningkatan Jalan Damai Gampong Baroe
Dit-Samapta Polda Aceh, Kembali Bagi Sembako Dalam Kegiatan “Jum’at Berkah”
Waka Polda Aceh, Hadiri Peringatan Maulid Raya Dan Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 17 November 2024 - 12:25 WIB

Nurul Alfida Fakultas Hukum UBB Angkat Bicara Soal Pengamen Di Jalanan

Minggu, 17 November 2024 - 11:57 WIB

“Mengapa Pernikahan Dini Masih Marak?” Sebuah Pertinjauan terhadap Remaja dan Masyarakat Indonesia

Minggu, 17 November 2024 - 11:09 WIB

Kepengurusan DPK Maliku, Sektor Desa Talio & Sektor Desa Dandang Resmi di Kukuhkan DPD Fordayak Pulang Pisau

Minggu, 17 November 2024 - 00:39 WIB

SAPA “Fauzan Adami”, Menyampaikan Keprihatinannya Terhadap Fenomena Keterlibatan Oknum PNS.

Minggu, 17 November 2024 - 00:38 WIB

Dugaan Sistem Management Rumah Sakit Umum PT Cut Mutia Medica Nusantara Regional 1 Langsa.

Berita Terbaru