Detikkasus.com | Malang – Menurut Happy hervina mahasiswi ilmu pemerintahan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik menjelaskan POLITIK IDENTITAS?
Namun sebelumnya perlu diketahui apa itu politik identitas? Pada dasarnya politik identitas adalah politik yang menekankan pada banyak perbedaan yang didasarkan pada asumsi seperti fisik tubuh, kepercayaan, suku bangsa dan bahasa yang dapat menjadi ciri atau tanda khas dari seseorang terutama pada seseorang yang berkecimpung di dunia politik.
Identitas bukan hanya soal sosiologis tetapi juga bisa mask ke ranah politik dalam teorinya, politik identitas dapat berpengaruh baik dan buruk yang diibaratkan dengan pedang bermata dua dalam republik yang berbhinneka ini. Sebagai contoh, pembentkan partai berbasis agama yang menjunjung kepentingan agama serta berjalan searah dengan pancasila dapat dikatakan sebagai bentuk demokrasi yang bagus di era reformasi.
Lantas mengapa politik identitas selalu menjadi sorotan di dunia politik tanah air? Karena pada era zaman saat ini banyak pemilih yang memilih suatu kandidat berdasarkan pada latar belakang kandidat tersebut seperti memiliki suku bangsa yang sama dan golongan tertentu dan pemilih lebih mengenyampingkan kandidat berdasarkan karena kualitas dan visi misinya.
Tak heran di Indonesia sendiri banyak partai-partai yang menjadikan politik identitas sebagai salah satu senjata untuk kampanye para kandidat dalam suatu pemilu karena politik identitas memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam kontestasi politik di Indonesia dengan membawa kesamaaan mulai dari ras,ideology, etnis, hingga agama. Dan tidak ada yang salah dengan politik identitas itu sendiri karena hal itu merupakan respon yang alamiah dan yang tidak terhindarkan terhadap keadilan.
Pada pilpres 2019 berdasarkan analisis di media sosial kedua kandidat capres juga dinilai sama-sama menggunakan politik identitas untuk raih suara.
Contohnya pada capres nomor urut 01 (Joko Widodo) dinilai memilih wakilnya (Ma’ruf Amin) agar masyarakat menilai bahwa dirinya pro dengan islam karena Ma’ruf Amin adalah seorang ulama yang menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia. Hal tersebut dilatar belakangi dengan isu yang menyatakan bahwa Jokowi anti-islam.
Sementara capres nomor urut 02 (Prabowo Subianto) dinilai menggunakan politik identitas dengan mempresentasikan dirinya adalah seorang yang mempunyai latar belakang militer dan memiliki ketegasan, sementara itu wakilnya (Sandiaga Uno) menggunakan identitasnya sebagai seseorang milenial. (Bud).