Detikkasus.com | Bali. BNN (Badan Narkotika Nasional ) merilis data terakhir hampir 2,5 juta pemakai di Indonesia adalah mahasiswa dan 1,3 juta anak muda terindikasi ikut langsung maupun tidak langsung dalam bisnis barang haram ini. Demikian disampaikan Kepala BNN ( Badan Narkotika Nasional) Pusat, Komjen Pol. Heru Winarko, SH di Ruang Dr.A.A. Djelantik Kampus Unud, Jln Sudirman, Denpasar, Selasa, 14 Mei 2019 dalam Acara Penandatanganan MOu dengan Rektor Universitas Udayana (Unud), Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, SpS (K) dan Penandatanganan Pararem Anti Narkoba oleh Kepala BNN RI bersama Gubernur Bali dan Bupati/ Walikota se-Bali dihadiri Kajati Bali, Kepala BIN Provinsi Bali, Kepala BND Prov Bali dan Bendesa Adat. BNN sebagai Badan yang dibentuk langsung dibawah Kepresiden, menurutnya selalu mencari inovasi baru untuk mencegah dan memberantas peredaran gelap narkotika terlebih di Pulau Bali menjadi destinasi wisata dunia. Demikian cepatnya kemajuan industri wisata di Bali tidak bisa di hindari disusul oleh bisnis barang haram. Ini hal yang istimewa, kata Heru lanjut, dimana sangsi hukum positif akan bersinergi dengan hukum adat. Dengan melibatkan seluruh masyarakat melalui pendekatan edukatif, maka dapat ditekan dan dicegah bisnis gelap barang haram ini. Mari kita bersama menyelamatkan generasi, tegasnya. Dalam pada itu ditempat sama, Gubernur Bali, Wayan Koster yang baru menjabat 8 bulan ini menyambut baik dan berterimakasih kepada BNN yang telah melibatkan Desa Adat dalam upaya mencegah dan menangkal kejahatan narkotika pada generasi muda.”Secepatnya jajaran Pemprov Bali akan menyusun suatu program Desa bersinar, Desa bersih dari narkotika dengan pola lapor diri secara sukarela. Dengan cara ini diharapkan hasilnya lebih menyentuh dan membangkitkan kesadaran hati untuk stop narkoba, tegasnya.(Darpa/Budiasa/Kinan).