Detikkasus.com | Provinsi Jabar -Kabupaten Majalengka -Lewat Sasak Warna Desa Bantarwaru, Majalengka Utara semakin cantik.
Suasana saat pengendara melintas di Sasak Warna Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Trend mempercantik wilayah tempat tinggal memang banyak dilakukan pemuda di sejumlah tempat. Tujuannya, tak lain untuk menambah daya tarik desa setempat.
Apalagi di Majalengka bagian utara telah beroperasi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Bantarwaru sebagai desa penyangga, tentu mempersiapkan diri.
Lewat Sasak Warna Desa Bantarwaru, Majalengka Utara semakin Cantik
Sasak Warna Desa Bantarwaru mempercantik wilayah utara Kabupaten Majalengka (Istimewa)
akhir-akhir ini, kesadaran masyarakat di Kabupaten Majalengka, untuk mempercantik desanya semakin menggeliat. Mempersolek fasilitas umum seperti sasak (jembatan), adalah salah satu cara yang dilakukan masyarakat agar desa yang ditinggalinya lebih enak dipandang mata.
Ketua Karang Taruna Desa Bantarwaru Saepulloh mengatakan, pengecatan dilakukan tiga hari. Sejak, Sabtu (30/3/2019) hingga Senin (1/4/2019). Mereka sukses menyulap sasak yang memiliki panjang sekitar 30 meter itu lebih sedap dipandang dibanding sebelumnya.
“Ada beberapa hal yang melatarbelakangi pengerjaan pengecatan ini. Salah satunya kampanye lingkungan,” kata Saepulloh, Rabu (3/4/2019).
Menurutnya, saat ini masyarakat masih banyak membuang sampah di sungai. Dia berharap, dengan cara tersebut bisa mengubah kebiasaan buang sampah ke sungai.
Dia tidak menampik pengecatan sasak itu mengikuti kebiasaan yang sekarang sedang tren. Yakni, membuat titik yang bisa dijadikan untuk swafoto.
“Sekarang ini kan swafoto lagi digandrungi banyak orang. Nah, ketika sasak itu banyak yang foto-foto, barangkali yang biasa buang sampah di sungai juga sungkan,” papar dia.
Tidak kalah pentingnya, yang swafoto di sasak juga tidak membuang sampah sembarangan. Memang belum disediakan tempat sampah, tapi dia berharap bisa dengan cara lain.
“Mungkin sampah bekas bungkus camilannya bisa dikantongi dulu, kemudian dibuang di tempat yang layak,” ujarnya.
Ke depan dia berharap bisa juga melakukan hal yang sama di sasak-sasak lainnya di Desa Bantarwaru itu. Desa Bantarwaru tercatat sebagai desa yang memiliki sasak paling banyak, yaitu empat. “Kami ingin nantinya pengecetan juga dilakukan di tiga sasak lainnya. Dari sana, harapannya akan ada ide-ide lain yang bisa muncul,” kata dia.
masyarakat di kecamatan itu menggunakan dua bahasa dalam aktivitas sehari-harinya, yakni Sunda dan Jawa. Kondisi itu menjadi inspirasi dari penggunaan warna untuk pengecatan sasak itu. Diatas sasak ada dua warna, Merah dan Putih, melambangkan warna bendera Indonesia. Penggunaan warna-warni sebagai bentuk keanekaragaman, di Kecamatan Ligung ada dua bahasa. Adapun simbol M, satu warna cat membentuk hurup M itu, sebagai simbol dari Majalengka.
Laporan:
Yudi Hidayat
(Kabiro Detikkasus)