Hutang Indonesia Banyak, Apakah Aman?

Kamis, 10 Januari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Kern Rahman Maulana
Universitas Muhammadiyah Malang
Akuntansi

Detikkasus.com | Hutang Indonesia
Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I tahun 2018 mencapai US$387,5 Miliar atau sekitar Rp5.425 triliun (kurs Rp14 Ribu per dolar AS). Angka tersebut naik menjadi US$ 359,8 miliar atau Rp 5.397 triliun (Asumsi Kurs US$ 1 = Rp 15.000) pada tahun 2018 kuartal III. Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 179,2 miliar, serta utang swasta termasuk BUMN sebesar US$ 180,6 miliar. BI memandang, perkembangan ULN Indonesia tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal III-2018 yang tercatat stabil di kisaran 34%.
Indonesia menambah hutangnya di karenakan untuk pembangunan infrastruktur pembangunan seperti Tol Jawa, Trans Papua, Pembangunan Jembatan, Kereta gantung dll. Kita juga mengetahui bahwa Pendidikan dan Bahan bakar mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Pemerintah dapat membayar hutang dengan lancer jika dapat mengelola dengan baik, karena pendapatan pajak Indonesia sekitar Rp.5.425 triliun sedangkan pendapatan pajak sekitar Rp1,800 triliun itu sudah pasti bahwa Indonesia dapat membayar hutang tetapi tidak bisa langsung lunas karena harus di bagi untuk keperluan APBN lainya. Jika uang di atur dengan sebaik baiknya maka pemasukan dengan pengeluaran bisa seimbang karena hutang Indonesia adalah untuk jangka Panjang bukan jangka pendek.
pertumbuhan ULN sektor pertambangan meningkat dan pertumbuhan ULN sektor keuangan relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,2%, relatif sama dengan pangsa pada triwulan sebelumnya.
perkembangan ULN total pada kuartal I 2018 juga tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal I 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34 persen.

Baca Juga:  Penerapan Prinsip Anatomi Organisasi Dalam Tubuh PSSI.

Krisis moneter 1997
1997 bisa saja terulang kembali jika pemerintah tidak bisa mengontrol para swasta yang mendapatkan mega proyek dalam membangun infrastruktur Indonesia karena indonesia berhutang kepada luar negri untuk pembayaran para ‘swasta’. jika ‘swasta’ ini tidak dapat membayar akan sangat berbahaya kepada negara karena 1997 krisis terjadi karena banyak ‘swasta’ yang meminjam uang tetapi gagal bayar karena Baht Thailand mengalami penurunan. Setiap ekonomi Indonesia membaik para ‘swasta’ ini akan selalu ingin mengekspansi perusahaanya dengan cara berhutang ke luar negri dan ini lah kunci utamanya jika pemerintah Indonesia dapat mengontrol hutang swasta ke luar negri akan aman-aman saja.

Baca Juga:  Fenomena "baju baru" di hari kemenangan ( hari raya idul fitri ).

Apakah Indonesia aman?
Beberapa spekulasi muncul seperti kalimat dari Direktur Institute for Development of Economics and Finance, INDEF, Enny Sri Hartati “ ”pasti tidak aman” karena bunga dan cicilannya dibayar dengan “gali lubang, tutup lubang” Indonesia juga tidak aman jika dollar naik maka orang orang akan cemas jika dana terus keluar.
Meskipun begitu kata Mentri Keuangan Sri Mulyani aman aman saja karena produk domestic bruto atau (PBD) hanya 34% sedangkan batas Indonesia berhutang adalah 60% jadi jika tidak lebih dari 60% maka aman aman saja berhutang karena hutang Indonesia berjangka panjang namun enny tidak setuju karena dia mengambil contoh negara Portugal yang menyatakan aman aman saja lalu setelah itu bangkrut
Mentri Keuangan juga membangdingkan hutang Indonesia dengan jepang dan amerika hutang Indonesia hanyalah 34% sedangkan jepang mencapai 200% dari PBD nya dan amerika yang mencapai US$ 19.947 miliar jadi Indonesia masih di bawah dua negara besar ini. Tetapi menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira bahwa perbandingan ini tidak nyambung karena jepang dan amerika memiliki nama yang terakui jadi seberapa pun hutang mereka tergolong aman karena investor akan tetap kesana apa lagi jepang yang hutang 80%nya di pegang oleh rakyatnya sendiri jika terjadi apa apa tinggal mencairkan hutang tersebut agar nilai mata uangnya cair. Amerika dan jepang juga memiliki ratio pajak yang tinggi dan di percara berbagai investor luar.

Baca Juga:  Pengesahan RUU Yang Dilakukan Oleh DPR, Ada RUU KUHP Yang Menjadi Kontroversal

Apakah hutang Indonesia berdampak di masa yang akan datang?
Wajar jika keluar pertanyaan apakah berdampak di masa yang akan datang jika melihat banyaknya hutang Indonesia kita dapat bernafas legah karena Lembaga keuangan berpendapat bahwa Indonesia di masa depan akan menjadi negara yang memiliki sector ekonomi terkuat ke 4 di dunia dan anak cucu kita nanti tidak akan kesulitan mencari lapangan pekerjaan karena hutang Indonesia di pergunakan untuk membangun infrastruktur dan juga pajak akan lebih ringan karena sudah adanya pembangunan tersebut

Berita Terkait

Tersangka Kasus Korupsi Oknum KAU Ternyata Lulus ADM Satpol PP Langsa 
Dr. Mawardi Siregar, MA: Merasa Dikudeta dan Dibunuh Karakter oleh Rektor IAIN Langsa
Komitmen Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Medco E & P Malaka Raih PROPER Predikat Biru Dari KLHK
Kasat Pol PP Berang, Karena Adanya Kibus Di Dalam Tubuh Sat-Pol PP Kota Langsa
APDESI, SAPA, Dan Mahasiswa Aceh, Bersatu Serukan Pengelolaan Gas 3 Kg Oleh BUMG.
Calon Walikota Dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Serahkan Bantuan Pada Korban Kebakaran.
Kejati Aceh, Di Duga Tidak Bernyali Mengusut Temuan LHP-BPK, Terkait Indikasi Kasus Korupsi Di Pemkab Aceh Timur
Dalam Rangka Persiapan  Pil-Kada, PPK Nibong Lantik 161 KPPS 
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 7 November 2024 - 19:13 WIB

Tersangka Kasus Korupsi Oknum KAU Ternyata Lulus ADM Satpol PP Langsa 

Kamis, 7 November 2024 - 19:12 WIB

Dr. Mawardi Siregar, MA: Merasa Dikudeta dan Dibunuh Karakter oleh Rektor IAIN Langsa

Kamis, 7 November 2024 - 19:11 WIB

Komitmen Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Medco E & P Malaka Raih PROPER Predikat Biru Dari KLHK

Kamis, 7 November 2024 - 19:09 WIB

APDESI, SAPA, Dan Mahasiswa Aceh, Bersatu Serukan Pengelolaan Gas 3 Kg Oleh BUMG.

Kamis, 7 November 2024 - 19:08 WIB

Calon Walikota Dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Serahkan Bantuan Pada Korban Kebakaran.

Berita Terbaru

Berita Terkini

Sujadi Saddat Mangkir Lagi dari Panggilan Ke Dua Bawaslu

Kamis, 7 Nov 2024 - 22:04 WIB