Waktu dan Kebusukan Pelayanan Publik | Reporter : Zainul Arifin

Selasa, 5 September 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Detikkasus.com – Jakarta, Molor, Delay, tidak tepat waktu menjadi santapan dalam kehidupan sehari hari. Tenang-tenang saja nggak ada yang komplain, semua memaklumi bahkan mensyukuri kalau waktu itu bukan sesuatu yang berharga. Bagi yang memikirkan ketepatan waktu dituduh setresan atau kemrungsung. Bagi yang kritis akan waktu malah dimusuhi dilabel sok tertib dan serba aneh anggapan kebanyakan.

Keanehan dan keengganan orang memikirkan ketepatan waktu menunjukkan tingkat profesioanalisme dan keseriusan dalam bekerja. Waktu sekali dan tak akan berbalik lagi. Namun kebanyakan orang, menganggap enteng bahkan senang mencampakannya. Waktu tidak lagi berharga, dibuang-buang begitu saja. Bahkan ada yang mengatakan membunuh waktu.

Baca Juga:  Dipimpin Pawas Polsek Sawan Laksanakan Patroli Dialogis di Malam Hari

Pelayanan publik merupakan ikon atau simbol kewarasan pelayanya namun kita lihat berbagai pelayanan publik sarat dengan kebusukan. Kkn , penyalahgunaan kewenangan, kesempatan dalam kesempitan, mempermainkan. Membuat yang mudah menjadi sulit yang rumit akan semakin dicampakkan tidak akan disentuh. Tugas pokok diabaikan, pokoknya tugas yang dilakukan. Siapa berkuasa dia akan menang. Ia bagai sang yang menang apapun maunya yang lain mengikuti tidak peduli orang susah karenanya.

Baca Juga:  Danramil Babat Bertindak Sebagai Irup Dalam Upacara Penurunan Bendera.

Pelayanan publik yang busuk tentu transparansi dan akuntabilitasnya dipertanyakan. Jangankan manjur untuk menjadi ikon dan solusi. Yang pokok-pokok diabaikan yang tidak pokok malah diagung-agungkan. Siapa sangka pelayanan publik akan busuk dan semakin busuk dan mematikan? Semua tenang-tenang saja bagai hidup tanpa beban, tenang ndableg saja. Nikmati saja bahkan harus mau menerima apa adanya. Yang lemah selalu dikalahkan atau jadi kalah-kalahan yang menang selalu yang kuat dan berkuasa. Karena mereka akan menguasai dan mendominasi. Kalau mau ya ini ga suka sana pergi. Kalau bisa diperlambat kenapa dipercepat. Kalau bisa dipersulit kenapa harus dipercepat

Baca Juga:  Demo tolak full Day school di Lumajang Membuat Lalin Jalan Macet.

Mental-mental ndoro inilah biang kebusukan. Tapi apa mau dikata yang berkuasa dan yang hebat justru bukan yang waras.

Sumber : polri.go.id
Redaksi Media cetak RadarBangsa & Madia Online www.jejakkasus.info / detikkasus.com. Ciptakan informasi untuk yang terbaik.

Zainul Arifin. Wa :081 217 614 828.

Berita Terkait

SAPA “Fauzan Adami”, Menyampaikan Keprihatinannya Terhadap Fenomena Keterlibatan Oknum PNS.
Dugaan Sistem Management Rumah Sakit Umum PT Cut Mutia Medica Nusantara Regional 1 Langsa.
Hasil Pekerjaan Proyek Pengaspalan Peningkatan Jalan Damai Gampong Baroe
Dit-Samapta Polda Aceh, Kembali Bagi Sembako Dalam Kegiatan “Jum’at Berkah”
Waka Polda Aceh, Hadiri Peringatan Maulid Raya Dan Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh
Menag Sindir Rektor Doyan Dinas Ke Luar Kota Jadi Pendengar Dan Tidur : YARA Langsa Periksa SPPD Rektor IAIN Langsa
Sat-Gas-Sus Pencegahan Korupsi Polri Gencarkan Sosialisasi Antikorupsi Di Daerah-Daerah
POLU Melalui Membuka Klinik Terbesar Korea Selatan, Oracle Dermatology Korea Di Indonesia

Berita Terkait

Minggu, 17 November 2024 - 00:39 WIB

SAPA “Fauzan Adami”, Menyampaikan Keprihatinannya Terhadap Fenomena Keterlibatan Oknum PNS.

Minggu, 17 November 2024 - 00:38 WIB

Dugaan Sistem Management Rumah Sakit Umum PT Cut Mutia Medica Nusantara Regional 1 Langsa.

Minggu, 17 November 2024 - 00:37 WIB

Hasil Pekerjaan Proyek Pengaspalan Peningkatan Jalan Damai Gampong Baroe

Minggu, 17 November 2024 - 00:36 WIB

Dit-Samapta Polda Aceh, Kembali Bagi Sembako Dalam Kegiatan “Jum’at Berkah”

Minggu, 17 November 2024 - 00:35 WIB

Waka Polda Aceh, Hadiri Peringatan Maulid Raya Dan Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh

Berita Terbaru