Propunsi Jatim – Kabupaten Mojokerto, detikkasus.com –Masalah sanitasi dan akses air bersih masih menjadi permasalahan yang banyak ditemui di Indonesia, baik di daerah perkotaan ataupun daerah pedesaan. Hal ini karena minimnya prasarana dan sarana air limbah permukiman yang belum mencapai kondisi yang diinginkan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah di lingkungan permukiman padat penduduk, kumuh dan rawan sanitasi. Salah satu penangananya adalah melalui Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) yang sudah dinilai cukup berhasil mengatasi masalah sanitasi di permukiman padat penduduk.
Pertama kali Sanimas dibangun mempunyai tujuan utamanya adalah merubah perilaku masyarakat dari kebiasaan buang air besar di sembarang tempat (BABS) berubah BAB ditempat yaitu tersedianya sarana MCK umum Plus berupa bangunan Sanimas. Benar adanya keberadaan sanimas sangat dibutuhkan, sehingga pelan tapi pasti setiap tahun sanimas terus digulirkan di Kabupaten Mojokerto secara total dapat merubah perilaku masyarakat tidak ada lagi yang BABS. Tujuan dari program Sanimas tersebut diharapkan dapat terwujud di Desa Talun Blandong Kecamatan Dawar Blandong Kab.Mojokerto yang pada 2017 mengulirkan program Sanimas.
Kades Talun Blandong, Anton Suprapto mengatakan adanya program Sanimas di Desa Talun Blandong diamini warganya. Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran untuk melaksanakan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di desanya.
“Saya berharap dengan adanya program pembangunna IPAL Komunal ini, warga bisa paham bahwa buang air kecil dan besar sembarangan itu tidak baik untuk kesehatan dan bisa menyebabkan penyakit Bakteri Polio yang dapat menyerang balita dan ibu hamil, untuk itu kedepannya, harus menjadi lebih bersih dan sehat untuk kita bersama-sama menjaganya”, ujarnya di lokasi pembangunan IPAL Sanimas.
Anton menjelaskan IPAL Sanimas yang berukuran lebar 4 meter dengan panjang 8 meter serta tinggi 2,5 meter tersebut direncanakan bisa melayani warga di RT 1 yang terdiri dari 35 rumah. Selain pembangunan IPAL, pihaknya juga bakal membangun tempat BAB di sekitar IPAL yang terdiri 4 bilik.
“ Saat ini progres pengerjaan fisik sudah berjalan sekitar 30 persen, semoga kita dapat menyelesaikannya sesuai target”, jelas pria low profile ini.
Program Sanimas lanjut Anton masyarakat berperan aktif sejak perencanaan, pembangunan, hingga operasional dan pemeliharaan. Karena masyarakat sebagai subjek program.
“ Mengingat masyarakat sebagai subjek program pembangunan ini maka pemberdayaan masyarakat yang menerima program menjadi suatu keharusan untuk keberlangsungan program, agar tidak hanya sekedar membangun fisik bangunan sanitasi tetapi juga membangun mental dan sikap masyarakat terhadap persoalan sanitasi,”punkasnya. (urp).