Situbondo | Detikkasus.com – Dalam segala keterbatasan selalu ada jalan keluar untuk orang-orang yang berjuang. Hal itulah yang tepat menggambarkan sosok Khalilur R Sahlawi, seorang tokoh inspiratif pegiat anti korupsi asal Dusun Sokaan, Deda Trebungan, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Menjadi pegiat anti korupsi terlebih lagi segala tingkah lakunya akan dengan mudah atau gampang untuk diamati oleh masyarakat baik tindakan yang benar maupun yang salah. Pendiri Gp Sakera (Gerakan Perlawanan Situbondo Anti Korupsi Edukasi Resistensi dan Advokasi) yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Kabupaten Situbondo dengan gerakan gerakan baik tentang upaya pemberantasan juga pendampingan kepada masyarakat Situbondo. Minggu, (29/07/2018).
Kemudian yang beberapa bulan meninggalkan Kabupaten Situbondo untuk berkeliling Nusantara demi memperbaiki bisnis setelah sekian bulan terbengkalai akibat proses hukum krimininalisasi kasus ITE (Informasi Transaksi Elektronik) dan sebagai pendiri GP Sakera sudah tidak bergaung lagi di Kabupaten Situbondo. Tentunya hal itu ibarat mati suri, yang kemudian gerbong aktivis dikomandani oleh Ketum yang baru yakni Syaiful Bahri dan Khalilur R Sahlawi yang sebagai Pembina, mulainya gerakan Gp Sakera mulai menggelora.
Ditemui di kantornya Dabatuka Group Situbondo Bang Haji Lilur panggilan akrabnya membenarkan kepada Tim S One, “Saya beberapa bulan ini sengaja fokus dengan bisnis saya yang sempat terbengkalai di luar jawa yakni bisnis tambang yang sudah mulai beroperasi”.
Menurut Bang Haji Lilur, “Alhamdulillah dalam kurun kurang dari 4 bulan bisnis saya mulai berjalan dan saya aplikasikan semua hasil bisnis tambang di kota tercinta dalam bentuk Dabatuka Group Situbondo seperti salah satunya Raja Peternak Sapi Indonesia (Raksasa) Group yang sudah mulai beroperasi per hari Sabtu, (28/07/2018)”.
Dirinya menegaskan, “Begitu juga sesuai dengan komitment saya semua biaya operasional mulai bulan Agustus akan saya back up penuh agar semua gerakan GP Sakera lebih mantap”.
Lebih jauh lagi Bang Haji Lilur mengaku, “Berapapun biaya yang diperlukan akan saya tanggung penuh karena ini adalah perintah negara dan jugma perintah Tuhan untuk menjadi Pamangkar”.
“Dan saya juga menegaskan bahwa saya menyerahkan urusan pergerakan kepada Ketum tanpa intervensi dari saya”, pungkas Bang Haji Lilur. (P4)