Detikkasus.com | Jateng & DIY – Totok Taufik (22) warga Sawah besar, Kaligawe, Semarang di diagnosa terkena penyakit bell’s palsy (strok ringan di bagian wajah). (28 Mei 2018).
Bell’s Palsy adalah suatu gejala klinis penyakit stroke ringan yang menyerang syaraf ke 7 di bagian wajah manusia, syaraf ke 7 terletak di bagian pipi samping tepatnya di depan telinga. Inti dari syaraf ke 7 itu berfungsi untuk mengatur otot pergerakan organ wajah antara lain di daerah mulut, hidung, mata dan alis.
Biasanya penyakit bell’s palsy terjadi di salah satu sisi wajah seseorang, gangguan pada syaraf ini mengakibatkan tidak dapat mengatur otot motorik wajah karena tersumbat akibat pembengkakan, Akibatnya otot-otot pada organ yang langsung berhubungan dengan syaraf tersebut menjadi tidak berfungsi dan organ pun menjadi lumpuh.
Kondisi itulah yang menimpa Totok taufik (22) . Ketika saya bangun tidur tiba-tiba kepalaku terasa sangat sakit. Padahal semalam saya tidak kenapa kenapa. Karena saya harus kuliah, saya langsung mandi, ketika bercermin di kamar mandi saya melihat ada yang berbeda dengan wajah ku,” ujar totok (sapaan totoktaufik)”
Saat bercermin, kata totok, bibirku kok miring ke sebelah kiri kalau buat senyum. Mata kanannya juga sedikit menutup, dengan letak alis yang tak lagi seimbang dengan wajah sebelah kirinya. Dirinya tak bisa tersenyum seperti biasa, karena bibirnya akan tertarik miring ke kiri.
Totok memutuskan untuk memeriksakan diri kedokter spesialis saraf. Saat itu dirinya merasa sakit kepala dan nyeri dibagian belakang telinga. Ketika diperiksa totok di diaknosa terkena penyakit bell’s palsy.
Menurut penjelasan dr.Hexanto M., Sp.S, M.Kes dari RS. Panti Wilasa “Dr. CIPTO”. Kelumpuhan pada Bell’s Palsy dapat disebabkan oleh udara dingin misal kipas angin, ac, dan berkendara sepeda motor tidak menggunakan helm. Dan Bell’s Palsy dapat terjadi karena serangan pada syaraf karnial ke 7, bagian tepi (perifier).
“Sarafini unik karena dia panjang dan menikung, melewati lorong yang disebut facialis kanalis. Lorong ini terletak di dasar tulang tengkorak,” katanya.
Peradangan pada bagian saraf tersebut menyebabkan bengkak sehingga saraf menyempit dan terjadi perubahan pada otot wajah. Gejala lain yang menyertaibell’s palsy adalah mata yang tidak bisa dipejamkan dan telinga yang lebih peka (hiperakuisisi).
Meski belum diketahui pasti, virus herpes diduga menjadi penyebab peradangan.”Penyebab pastinya belum diketahui. Namun untuk peradangan mungkin diakibatkan serangan virus,” kata Hexanto.
Ia menambahkan, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang rentan terkena Bell’s Palsy, yakni ibu hamil, penderita diabetes dan penderita infeksi saluran nafas. Hal ini dikarenakan penurunan daya tahan, danburuknya sistem aliran darah (vaskulerisasi).
Meski belum ada obatnya, Hexanto menyarankan penderita bell’s palsy tidak perlu khawatir. “Sekitar 60-85 persen penderita bell’s palsy sembuh sendiri karena sifat penyakit yang self limiting disease. Yang penting tetap hidup sehat dan kontrol pola makan,” katanya.
Namun Hexanto tidak mengatakan berapa lama penyakit tersebut akan sembuh, Penggunaan obat anti radang dan antivirus bisa membantu mengatasi penyakit ini.Selain itu, pasien yang sulit memejamkan mata juga disarankan menggunakan penutup mata untuk menghindari infeksi.
Disaat itu, saya kehilangan rasa percaya diri tiap kali mau kuliah saya selalu memakai masker penutup mulut bahkan tiap kemana mana saya selalu memakai masker. untuk berbicara pun saya jarang, karena tiap kali saya ngomong tidak jelas, penyakit ini membuat saya tidak nyaman dan mempengaruhi aktifitas saya selama kurang lebih 1 bulan. Dan menurut saya ini adalah salah satu penyakit yang membunuh penampilan, ujar totok. (Tim9 Jateng Dan DIY).
T,J Tim Jateng & DIY