Detikkasus.com | Sumatera Barat – Trading house merupakan salah satu upaya dalam menstabilkan dan menjaga harga serta meningkatkan ekonomi kerakyatan di Luhak Nan Tuo. Hal ini disampaikan Wahyu saat menyampaikan visi dan misinya maju sebagai balon Bupati Tanah Datar periode 2021 2026 di Partai Gerindra, kamis (7/11).
Membangun Trading house hasil pertanian merupakan salah satu dari sekian program yang dicanangkan Wahyu Iramana Putra jika terpilih sebagai Bupati Tanah Datar, periode 2021 – 2026 nanti.
Menurut Wahyu, dengan adanya trading house, seluruh hasil pertanian masyarakat nantinya dapat dikumpulkan dan dikelola oleh badan usaha yang profesional. Tentunya, tidak akan merugikan petani.
Berkaca kepada negara maju, dimana mereka telah mengimplementasikan teknologi dalam pertanian, maka sudah seharusnya petani di Tanah Datar juga mendapatkan hal serupa. Terlebih, 70% profesi masyarakat Tanah Datar bertumpu pada sektor pertanian.
” trading house ini bisa dalam bentuk perusda. Perusda tentunya harus dikelola oleh orang profesional, dan bukan pensiunan PNS. Kita tahu, cassia vera (kulit manis) terbaik itu ada di Tanah Datar, harganya mahal. Dengan adanya, perusda maka peladang tidak perlu lagi menjajakan hasil pertaniannya ke pasar pasar. Kalau kita ke eropa, kita tidak lagi melihat petani memegang cangkul, kenapa, karena mencari orang untuk bekerja susah,” ujar Wahyu.
Politisi Golkar ini juga mengatakan, dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, juga bisa dilakukan dengan memperlebar infrastruktur jalan, terutama pintu masuk ke Tanah Datar. Saat ini, ruas jalan pintu masuk Tanah Datar terlalu sempit, baik dari Sijunjung, Sawahlunto, Lima Puluh Kota, maupun Agam sehingga pengendara enggan melintas di Tanah Datar.
” kita harus memperlebar jalan utama menuju Tanah Datar. Jika jalan lebar, mobil mobil dari jakarta dan provinsi lain yang hendak ke Bukitinggi tidak lagi harus memutar menuju Solok terus ke Padang Panjang, mereka cukup masuk dari Sijunjung dan ke Batusangkar,” ucapnya.
Wahyu menambahkan, lebar dan mulusnya jalan utama itu, secara otomatis juga akan berdampak juga kepada angka kunjungan wisatawan.
” sekarang kan kita lihat, orang datang, lalu pergi lagi. Hotel semegah itu (emersia), tapi penghuninya bagaimana?? Kalau jalan lebar, penghuni hotel ramai, ekonomi masyarakat disepanjang jalan juga meningkat,” tambahnya.
Pada sektor lain, Wahyu juga akan fokus dalam pemberantasan peredaran narkotika di Tanah Datar. Menurut Wahyu, peredaran narkotika di kampung halamannya ini sudah sangat mengkhawatirkan, dan untuk itu perlu adanya sebuah terobosan, pencegahan serta pengawasan yang dilakukan mulai dari tingkat jorong, nagari, hingga kabupaten. Penegak hukum, nantinya juga harus menindak pelaku sesuai dengan perundang undangan yang berlaku.
” Persoalan narkoba itu menjadi kebencian dan musuh bagi masyarakat Tanah Datar. Perlu tim yang mengawasi dari tingkat bawah hingga atas. Bila itu dilakukan, InsyaAllah, tidak ada lagi narkoba merusak anak kemenakan kita,” ujar Putra Batu Basa ini.
Pada sektor pendidikan, Wahyu mengungkapkan, Luhak Nan Tuo sebagai “pusek jalo pumpunan ikan” di bumi Minangkabau, maka perlu sebuah upaya untuk menciptakan pelajar yang beriman dan bertaqwa. Selain itu, perlu sebuah keberanian dalam memberikan apresiasi kepada peserta didik yang hafal Alquran, Hafiz. Jika perlu, nantinya dibangun sebuah yayasan yang khusus memperdalam ilmu agama, agar anak anak berprestasi Tanah Datar tidak lagi bersekolah ke kota dan kabupaten lain.
” sebagai contoh, jika tamat SD ia hafiz 1 – 2 juz, kita bebaskan ia memilih SMP terbaik, Tamat SMP 4 Juz, bebas memilih SMA terbaik, Hafiz 30 juz tamat SMA, maka ia bebas memilih universitas terbaik di Sumatera Barat, tentunya kita jalin MOU dengan universitasnya,” ucap Wahyu. (Myt)