Detikkasus.com | Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu wujud rencana pemerintah baik sadar maupun terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa baik secara ilmu maupun pengetahuan. Melalui bidang ilmu ini diharapkan jati diri dan moral generasi penerus bangsa dapat terbentuk. Bidang ilmu ini juga memiliki peran strategis dalam membentuk generasi yang paham atas hak dan kewajibannya dalam bernegara. Melalui pendidikan Kewarganegaraan yang berbasis pada pembentukan jati diri dan moral bangsa, diharapkan akan terbentuk jati diri penerus bangsa yang memiliki rasa percaya diri dan kepedulian dalam membela negaranya. Dengan demikian maka kelangsungan dan kejayaan Negara Indonesia tetap terjaga.
Kompetensi yang diharapkan dalam Pendidikan ini adalah peserta didik memiliki pandangan dan komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari-hari. Ketika kompetensi tersebut ditujukan untuk pelajar di era ini yakni pelajar milenial, tentunya tidak sedikit tantangan yang menarik untuk diberi perhatian. Pasalnya, generasi ini memiliki karakater yang berbeda beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial ekonomi. Generasi yang lahir pada awal tahun 1980-an hingga awal tahun 2000-an ini begitu akrab dengan teknologi komunikasi dan perangkat digital. Oleh karena itu, sebaiknya sitem dan media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan harus diperbaharui sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang belajar generasi milenial tanpa mengabaikan hal-hal yang prinsipil dalam mata pelajaran ini. Tidak semua hal dalam penyampaian pembelajaran PKn harus diubah hanya saja perlu pengemasan yang menarik dan sesuai.
Sampai saat ini fakta di lapangan menunjukkan belum banyak inovasi dalam penyampaian materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Akibatnya, banyak siswa yang cenderung meremehkan atau mengabaikan pelajaran ini. Mereka menganggap pelajaran ini kurang penting dan tidak berpengaruh dalam kehidupan mereka.
Pengabaian milenial tersebut merupakan masalah serius. Pasalnya, sebagai generasi yang akan mengelola Indonesia di masa yang akan datang, generasi milenial perlu dibekali dengan nilai-nilai moral dan pemahaman akan pentingnya menjaga persatuan di negara yang sangat beragam ini. Setidaknya, ada dua materi penting dalam pelajaran PKn yang relevan dengan kondisi bangsa saat ini, yaitu pendidikan anti korupsi dan wawasan mengenai persatuan bangsa.
Pentingnya pembelajaran anti korupsi dapat kita lihat dari maraknya kasus korupsi di tanah air. Korupsi yang terjadi di negara kita sangat mengkhawatirkan karena keberadaannya telah merusak sendi-sendi kehidupan, mulai dari sistem perekonomian, demokrasi, hukum, serta tatanan sosial kemasyarakatan yang lain. Melalui pendidikan anti korupsi yang terdapat pada mata pelajaran PKn, peserta didik akan sadar tentang apa dampak dan bahayanya korupsi bagi negeri ini sehingga pelajaran PKn dapat menjadi sarana pemberantasan korupsi melalui jalur pencegahan. Jalur pencegahan ini berperan sebagai pelengkap pemberantasan korupsi melalui jalur penindakan.
Masalah dalam kehidupan bernegara kita yang juga perlu kita renungkan selain maraknya kasus korupsi adalah persatuan. Belum lama ini bangsa kita dilanda konflik pasca pemilu 2019 yang berujung pada aksi people power. Terlepas dari tanggapan pro dan kontra terhadap aksi tersebut, segala aksi yang berujung kerusuhan sudah jelas terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat akan tata tertib dan tatacara penyampaian aspirasi yang benar. Selain itu, kesadaran pihak-pihak tertentu akan persatuan Indonesia cukup memprihatinkan. Bahkan, tampaknya terdapat pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seolah sengaja memanfaatkan ketidakpahaman peserta aksi untuk melancarkan kepentingan mereka. Alhasil, kerusuhan tak dapat terhindarkan dan persatuan pun nyaris dikorbankan. Padahal, salah satu faktor yang paling penting dalam berbangsa dan bernegara adalah persatuan. Saking pentingnya, tak heran bila persatuan ditekankan dalam sila ketiga ideologi bangsa yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Kiranya ketercapaian cita-cita bangsa Indonesia adalah hal yang mustahil apabila di antara masyarakat yang beragam suku dan agama di Indonesia tidak ada yang rela berkorban demi persatuan Indonesia. Sejarah telah mencatat beragam peristiwa penting yang mengganggu stabilitas negara ini, seperti agresi militer, pemberontakan PKI, dan beberapa pemberontakan lain. Semua ancaman tersebut dapat diatasi dengan baik melalui semangat persatuan.
Melihat begitu strategisnya nilai moral yang terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk membangun bangsa, maka sangat disayangkan bila mata pelajaran ini harus diabaikan hanya karena disampaikan dengan metode yang kurang tepat. Lebih miris lagi, bila pelajaran ini hanya dianggap sebagai mata pelajaran formalitas yang dipelajari tanpa rasa sadar akan kebutuhan serta tanpa penghayatan. Oleh karena itu, guru dan calon guru PKn harus menyadari bahwa keseriusan mereka dalam mendidik siswa-siswanya akan berpengaruh besar pada kondusifitas Indonesia di masa yang akan datang. Keseriusan itu dapat diwujudkan dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam melakukan inovasi pembelajaran, memperkaya wawasan dengan banyak membaca, dan meningkatkan sensitivitas terhadap fenomena sekitar yang dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Penyampaian materi melalui film atau video dokumenter juga dapat menjadi salah satu pilihan yang sesuai untuk pelajar milenial. Sesekali guru juga perlu melibatkan siswa dalam bermain peran, sehingga terciptalah suasana pembelajaran yang aktif dan sesuai dengan minat pelajar milenial.
Abidin Muchlis El Ab’ror
Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Civic Hukum) FKIP UMM angkatan 2018