Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan Nilai Rupiah

Oleh : Rkhmad adinandra.

Detikkasus.com | Sebetulnya ini adalah peristiwa dimana negara besar sedang mengalami perang dagang yakni antara Amerika Serikat yang dilancarkan kepada negara Tiongkok.Perang dagang ini kemudian akan berimbas pada negara lain dalam hal perdagangan. Begitupun Greenback begitu kuat daripada Dollar karena imbas dari The Fed menaikkan suku bunga acuan dan akan mempengaruhi ketidakstabilan kurs mata uang di negara berkembang.
Dilansir dari sebuah berita Forex,pada hari Jum’at kurs dollar melonjak naik terhadap mata uang global.Dengan hal ini maka akan menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak dari pada yang diperkirakan pasar.Maka menjadikan pajak menjadi lebih tinggi sebab efek dari kenaikkan kurs dollar terhadap keuangan global.
Perang dagang Tiongkok dan Amerika Serikat disebabkan karena Amerika memberlakukan tarif masuk impor dari barang China senilai 34 US dollar kemudian Tiongkok juga membalas dan membelakukan tarif masuk impor barang Amerika Serikat dengan nilai yang sama.Tiongkok menyasar produk andalan AS,yakni kedelai,pesawat terbang, mobil, chip computer,mesin jet,emas,dsb.Dikutip dari CNN Money,6 Juli 2018,Tiongkok menuding bahwa Amerika Serikat telah memulai perang dagang terbesar dalam sejarah ekonomi.
Kedua negara yang besar ini jika perang dalam hal ekonomi terutama perdagangan akan mengakibatkan buruk pada sektor perdagangan sebab Amerika itu menopang bumi bagian barat dan Tiongkok menjadi poros perekonomian di timur disamping Negara Jepang.Perang dagang ini akan menurunkan nilai ekspor dan impor barang di negara berkembang.
Meski demikian posisi Indonesia itu masih aman tetapi jika dibiarkan akan mengalami kefatalan,untungnya Indonesia tidak masuk dalam hal keterancaman perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat.,mungkin nilai kurs rupiah yang akan melemah.Pemeritah juga harus memantau terus akan peristiwa tersebut karena bisa juga mempengaruhi sistem perekonomian negara.
Indonesia sekarang terkena imbas dari pengutan Dollar,mata uang rupiah terdepresi dan harus ditindak lanjuti,jika tidak akan berdampak pada hal perdagangan.Kenapa begitu?Sebab tingkat impor Indonesisa sangatlah tinggi,sebetulnya jika ingin suatu negara maju itu harus mampu mengutamakan nilai jual ekspor lebih tinggi dari nilai impor.Suatu barang dari suatu negara dapat bersaing dan diakui manfaatnya oleh negara dunia maka barang itu akan menjadi barang utama yang menjadi andalan dari negara tersebut.
Jangnlah Indonesia tergantung pada hal impor saja,negara ini juga harus mampu menjadi negara industri dan pengekspor yang kuat,jangan melangkah dan berpikiran berat dulu,jangan membandingkan dengan negara Singapura,Indonesia wilayahnya besar langkah utama adalah pemerataan penduduk di negara ini jangan terpusat di pulau Jawa,dari Sabang sampai Merauke harus merata penduduknya,kemdian setelah itu mampu dicapai langkah selanjutnya adalah membangun infrastruktur yang memadai bagi masyarakat.Kemudian pemerintah juga harus tahu komoditi apa yang unggul dari setiap wilayah tetapi juga harus mengarah pada dan keahlian.
Jika hal itu tidak ditopang dengan dana yang besar maka gagal lah memakmurkan kesejahterahan negara,kuncinya cuma satu hanya memakmurkan rakyat,semua orang harus jujur dalam hal keuangan,semua uang negara itu untuk kesejahteraan rakyat semata.Mantan Presidden Uruguay Jose Mujica adalah presiden sederhana ia dijuluki presiden termiskin dan juga menyumbangkan uang untuk beramal dengan itu ia dicintai rakyatnya.
Negara Indonesia adalah negara dari rakyat,oleh rakyat,dan untuk rakyat,maka setiap individu harus mempunyai kebebasan skill dalam hal sektor industri.Kiblat dari negara besar dan maju adalah negara industri dimana ia mengandalkan keahlian yang dimiliki oleh rakyat nya untuk menghasilkan pendapatan negara.Indonesia harus mengutamakan industri dengan melatih setiap warganya agar memiliki skill dalam perisdustrian,jika produk industri Indonesia dikenal dan diakui negara lain maka akan mnyumbang devisa negara dan menguatkan nilai rupiah.Bila Indonesia sudah mampu memiliki dan memperbaiki sistem keuangan menjadi plus maka itu semua akan dapat membayar utang negara,utang negara sudah lunas menjadikan nilai rupiah akan normal kembali,tidak perlu memandang perang dagang,jangan memperbanyak impor banyak lah ekspor komoditi serta memadukan hal yang berbau teknologi.
Kemudian yang sebenarnya berpengaruh juga adalah pentingnya dilakukan sebuah serangkaian kebijakan baik segi moneter dan fiskal,agar pelemahan rupiah tidak terjadi lagi.Peran sebuah bank dalam meredam depresiasi rupiah,bank bertugas mengatur sistem moneter dalam negara ini,Bank Indonesai bertugas melakukan kebijakan stabilisasi baik pada valas,surat berharga negara dan berkaitan dengan suku bunga.
Dimana Indonesia yang termasuk negara yang terkena imbas dari pengutan Dollar, sehingga mata uang rupiah terdepresi dan harus ditindak lanjuti, dengan salah satu langkah yang dilakukan Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai mata uang dengan cara melakukan kebijakan intervensi ganda dan kebijakan suku bunga tetapi dengan cara itu pelemahan nilai rupiah terhadap dollar masih menunjukkan kelemahan.Kemudian bank dengan pemerintah juga harus saling berkoordinasi harus bekerjasama jangan mementingkan dan juga berbeda pendapat karena apa untuk menyelamatkan nilai tukar rupiah ini. Kurangi belanja negara yang tidak penting,tingkatkan lah produksi dalam negeri guna menjamin mutu ekspor dalam persaingan pasar global. Ada hal yang begitu ampuh yakni dengan menaikkan kebijakan tarif pajak impor dan mengarahkan masyarakat untuk memakai barang domestik maka permintaan akan rupiah meningkat.Dengan hal ini menjaga kestabilan rupiah adalah peran semua pihak,terutama masyarakat kurangi pemakaian konsumsi pada sektor impor,dengan berharap tingkatkan kualitas dan andalkan SDM rakyat Indonesia di sektor apapun dan dipadukan dalam teknologi.
Dalam menguatkan langkah untuk menjaga nilai rupiah dimana Pada sidang paripurna yang di gelar di gedung DPR pada tanggal 4 september 2018 tentang RAPBN 2019 dan nota keuangan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dari beberapa fraksi mengkritik soal nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat terhadap rupiah. Dimana Sri Mulyani pun memberi penjelasan bahwa pemerintah terus berupaya menjaga nilai tukar rupiah.
“Bersama BI dan OJK, Dimana BI bersama pemerintah perlu melakukan monitoring dan evaluasi terlebih dahulu terhadap fluktuatif nilai tukar rupiah dan kebijakan The Fed. Kenaikan suku bunga acuan BI ini lebih bersifat jangka pendek, meskipun demikian tentu dapat berpengaruh kepada kenaikan suku bunga kredit perbankan. Perbankan diharapkan secara prudent dan selektif dalam meningkatkan suku bunga kredit. Kenaikan suku bunga kredit tersebut dapat berimbas menurunnya tingkat konsumsi masyarakat. Peran BI dan pemerintah harus didukung pula oleh kesadaran seluruh masyarakat dalam berinvestasi, menabung, dan bertransaksi ekonomi dengan menggunakan rupiah, hal yang harus diperhatikan pula dalam pengeluaran pemerintah dalam APBN tidak terlalu berpengaruh karena baik penerimaan dan belanja lebih banyak berbasis rupiah. Namun, perlu dicermati belanja dalam mata uang asing, seperti perwakilan RI di luar negeri dan proyek yang menggunakan bahan baku atau material dari luar negeri. Pengendalian belanja pemerintah ini dengan menggunakan prinsip skala prioritas dan disiplin dalam pelaksanaan anggaran perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan karena Adanya selisih kurs yang terjadi akan membuat pemerintah harus mengeluarkan dana sedikit lebih besar untuk melunasi pokok dan bunga utang. Sementara itu program jejaring sosial untuk kesejahteraan rakyat masih dapat dijalankan dalam kondisi aman. Bidang pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, dan dana desa untuk Cash For Work dapat direalisasikan sampai dengan Mei 2018. Terkait subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, tetap mengedepankan penyediaan BBM dan listrik di seluruh Indonesia dengan harga terjangkau. APBN tetap sehat dan shock yang berasal dari luar itu kemudian bisa diminimalkan pengaruhnya kepada masyarakat. Dilihat dari sisi swasta walau masih dalam angka yang aman menurut BI, namun dengan adanya pelemahan rupiah ini dapat membebani kondisi finansial mereka sehingga dapat menghambat proses produksi. Oleh karena itu, apabila diperlukan pihak dunia usaha dapat melakukan rescheduling utang atau melakukan buyback loan. Selanjutnya ekspor-impor, dimana ketersediaan dolar meningkat ditopang dari ekspor namun belum signifikan, sementara permintaan dolar untuk impor menunjukkan peningkatan. Sedangkan impor menurut penggunaan barang didominasi golongan bahan baku sebesar 74,32 persen pada April 2018. Impor bahan baku tersebut dinilai positif karena menandakan pelaku industri mulai percaya diri untuk menambah produksi. Hal ini diharapkan agar peningkatan produksi ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, dalam Sektor pariwisata diupayakan lebih mendorong banyak turis datang ke Indonesia dan mendatangkan devisa. Menciptakan stabilitas politik dan keamanan dan bidang lain untuk memberi kepercayaan investor, wisatawan asing, dan masyarakat harus digaungkan secara masif oleh BI, pemerintah, dan segenap komponen bangsa, dan tidak sebaliknya. Dan dari konsumsi masyarakat diupayakan tidak banyak mengkonsumsi impor atau banyak melakukan permintaan dan menggunakan dolar karena Semakin mahalnya dolar membuat barang produksi dalam negeri akan semakin banyak diminati dan menjadi pilihan masyarakat. Pilihan yang terbaik saat ini, kalau membeli barang impor yang memberatkan dan mahal, mengapa tidak menggunakan atau membeli barang atau konsumsi dalam negeri?. Kita sebagai bangsa Indonesia diharapkan mencintai produk sendiri. Kemudian Hal lain yang perlu dijaga adalah bahwa konsumsi rumah tangga sangat sensitif terhadap kenaikan harga-harga seperti pangan. Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga dan tingkat inflasi masih cukup rendah dan optimistis dalam kondisi cukup terjaga, sehingga Pada akhirnya, upaya dan kebijakan pemerintah untuk menjaga rupiah merupakan kebijakan publik yang perlu ditopang oleh sikap bijaksana dari seluruh masyarakat sebagai bangsa Indonesia. Perlu disadari bahwa kebijakan ekonomi publik berangkat dari teori ekonomi yang selalu mengandung trade offdan tantangan. Sehingga pemerintah akan terus berupaya menjaga agar perubahan nilai tukar rupiah mencerminkan fundamental ekonomi yang menopangnya, dan fleksibilitas rupiah dapat dikelola dan diserap oleh perekonomian dengan baik”. Kemudian dalam rapat DPR bersama pemerintah dimana berupaya terus dalam melakukan penguatan struktur ekonomi dengan memperkuat sektor industri manufaktur yang bisa menghasilkan devisa, dan mengurangi impor terutama barang konsumtif, serta mendukung pariwisata.”Sehingga neraca perdagangan dan transaksi berjalan menjadi kuat,” lanjutnya. Menurutnya pemerintah juga terus memperbaiki iklim investasi supaya bisa menarik modal. Selain Pemerintah juga terus memperkuat neraca modal, yang tujuannya agar neraca pembayaran kuat dalam menopang stabilitas nilai tukar rupiah. Pada salah satu “Dalam rangka mitigasi dan antisipasi terhadap risiko nilai tukar rupiah, pemerintah dan BI akan menyiapkan dan memanfaatkan kerjasama regional dan global untuk memperkuat instrumen second line of defense,”
Dari langkah-langkah yang diambil pemerintah salah satunya dimana impor bahan baku dinilai positif yang menandakan apabila pelaku industry mulai percaya diri untuk menambah produksi yang diharapkannya dapat menambah dan meningkatkan serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Serta dalam menciptakan stabilitas politik dan keamanan bidang yang dapat memberi kepercayaan investor, wisatawan asing, dan dari masyarakat Indonesia jangan banyak mengkonsumsi impor atau melakukan banyak permintaan serta diupayakan tidak menggunakan dolar, hal ini dikarenakan Semakin mahalnya dolar membuat barang produksi dalam negeri akan semakin banyak diminati dan menjadi pilihan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa dimana dalam upaya pemerintah dalam meningkatkan nilai rupiah adalah suatu hal yang sangatlah penting , karena maraknya nilai dolar yang dimana Indonesia terkena imbasnya, dalam hal tersebut Indonesia berupaya dalam menstabilkan nilai rupiah, sehingga dalam rapat DPR beserta BI dengan pemerintah yang melakukan monitoring dan evaluasi terlebih dahulu terhadap fluktuatif nilai tukar rupiah. Dimana dalam rapat DPR bersama pemerintah dimana berupaya terus dalam melakukan penguatan struktur ekonomi dengan memperkuat sektor industri manufaktur yang bisa menghasilkan devisa, dan mengurangi impor terutama barang konsumtif, serta mendukung pariwisata.”Sehingga neraca perdagangan dan transaksi berjalan menjadi kuat. Mendukung pariwisata ini berfokus pada wisatawan asing dengan Impor bahan baku yang juga dinilai positif karena menandakan pelaku industri mulai percaya diri untuk menambah produksi. Hal ini diharapkan agar peningkatan produksi ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, dalam Sektor pariwisata diupayakan lebih mendorong banyak turis datang ke Indonesia dan mendatangkan devisa. Menciptakan stabilitas politik dan keamanan dan bidang lain untuk memberi kepercayaan investor, wisatawan asing, dan masyarakat harus digaungkan secara masif oleh BI, pemerintah, dan segenap komponen bangsa, dan tidak sebaliknya serta bagi masyakat dalam negri diupayakan untuk lebih mencinai produk yang ada di dalam Indonesia tanpa memilih produk dari luar negeri.

Baca Juga:  Forum Takmir Masjid dan Musholla Deklarasi Dukung Khofifah - Detik Kasus Jawa-Bali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *