Detikkasus.com | Malang – Sebagai ujung tombak layanan air minum, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupten Malang harus memiliki sebuah manajemen aset yang berkelanjutan, sehingga kinerjanya dalam melayani masyarakat selalu optimal.
Guna melakukan penerapan manajemen aset yang berkelanjutan, PDAM Kabupaten Malang belum lama ini, mengelar pertemuan dengan Badan Peningkatan Penyediaan Air Minum Sistem Penyelenggaraan Air Minum (BPPSPAM).
Saat ditemui, Senin (17/9), Direktur Utama (Dirut) PDAM Kabupaten Malang H.Syamsul Hadi,S.Sos,MM membenarkan hal tersebut.
Dirinya mengatakan, belum lama ini pihaknya telah menggelar pertemuan di Hotel Grand Cakra dengan Badan Peningkatan Penyediaan Air Minum Sistem Penyelenggaraan Air Minum (BPPSPAM).
Hal ini kata dia, bertujuan untuk melaksanakan Monitoring Penerapan Manajemen Aset.
Sebab, Infrastruktur air minum wajib dikelola secara efektif dan efisien, untuk dapat meningkatkan pelayanan air minum Prima kepada masyarakat.
Dijelaskannya, Daerah layanan PDAM Kabupaten Malang yang meliputi 33 kecamatan, dengan luas wilayah layanan 353.486 km2, untuk melayani pelanggannya, PDAM memanfaatkan 41 sumber air baku yang dibagi ke dalam 58 sistem pelayanan dan didistribusikan melalui 478.481 km2 pipa distribusi utama dan 2.116.707 km2 pipa distribusi pelayanan.
Untuk itu, mengingat banyaknya aset yang harus dikelola, kami telah berkomitmen untuk mengelola dan merawat aset tersebut secara efektif, untuk dimanfaatkan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat, kata Syamsul.
Selain itu, kami juga membutuhkan kerjasama dari semua pegawai yang hadir untuk membantu dalam mengelola aset yang ada agar pelayanan kepada masyarakat lebih meningkat lagi, ujar Syamsul.
Dirinya menambahkan, untuk mempermudah penerapan, langkah awal kami akan melakukan invetarisasi aset dan membuat rantai pasok aset, yang bertujuan, untuk mempermudah identifikasi dan tracking aset air minum yang ada pada sistem pelayanan dan ini telag menjadi prioritas sebagai pilot project.
Dengan demikian, apabila pilot project di satu tempat telah berhasil, maka SDM yang terlibat dalam pilot project tersebut dapat menjadi agen penerapan manajemen aset di sistem lainnya, pungkas Syamsul. (Erwin).